chapter 6 : surat ancaman

1K 173 14
                                    

𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑐𝑎𝑚𝑎𝑛...
.
.
.

Disaat Amane sedang membaca semua surat yang ada diloker sepatunya, ia menemukan sesuatu yang berbeda dari semua surat yang ia baca.

sᴜʀᴀᴛ ᴀɴᴄᴀᴍᴀɴ.

" Ame-chan, kenapa?" tanya Aoi yang melihat amane dia tak bergeming.

" Oh, lihat ini" Amane menyodorkan sepucuk surat dan langsung dibaca oleh Aoi.

" Ini?!" Aoi terkejut.

Amane menganggguk. " Surat ancaman" ucap Amane.

" T-tapikan kita boleh dekat dengan siapa aja, masa sama Sakusa ga boleh?!" Ujar Aoi setelah menggebrak meja amane.

Beruntung kelas sudah kosong karna semua murid keluar untuk istirahat.

" Ya aku tau, tapi yang ku lawan ini fans nya Sakusa-san, kau tau kan mereka gimana?" Tanya Amane dengan raut wajah seriusnya."Mereka ganas" sahut Aoi.

" Disini tertulis kau disuruh temui dia dibelakang sekolah setelah pulang sekolah, kau benar-benar ingin menemuinya?" Tanya Aoi dengan raut wajah cemas.

" Yah, aku udah terlanjur maju, jadi sayang kalau mundur" jelas Amane sambil mengacak-acak rambutnya.

" Tapi aku punya rencana, mau membantu?" Tanya Amane dengan senyum penuh makna.

Aoi mengangguk mantap. " Tentu aku akan membantu!"

Disaat itu juga Amane menjelaskan rencananya yang sudah ia pikir matang-matang.

꧁𑁍꧂

" Kenapa Sakusa-san?" Tanya kageyama yang melihat Sakusa terperanjat.

" Tidak ada" jawab Sakusa setelah tenang kembali.

' Apa itu tadi?' tanya Sakusa dalam batin nya.

" Kenapa Sakusa kau ga enak badan?" Tanya komori, Sakusa menggeleng cepat.

" Ayo latihan lagi, jangan pikirkan yang tadi" ucap Sakusa yang berusaha menepis pikirannya, komori hanya mengangguk.

꧁❀꧂


" Begitu ya?" tanya Aoi sambil meletakan tangannya di dagunya seperti pose berpikir.

" Lumayan kan mereka berguna, mereka itu juga teman ku tau" jelas Amane. Aoi mengangguk. "Bener juga sih, yaudah tugas ku cuma memanggil mereka kan?" Tanya Aoi.

Amane mengangguk.

" Kalau begitu aku akan mengirim mereka pesan dulu" ucap Amane sembari mengutak-utik ponselnya.

" Gimana, mereka bisa?" Tanya Aoi, Amane mengangguk. " Tapi harus ada bayarannya" ucap Amane dengan lesu.

Ia melepas kacamatanya dan memijat pangkal hidung nya.

" Ingin sekali ku traktir mereka makanan, tapi mengetahui kalo porsi makan mereka banyak, aku harus berpikir dua kali" ujar Amane yang masih memijat pangkal hidung nya.

" Kalo itu kita jajanin es krim aja, kamu ga ada jadwal kerja kan?" Tanya Aoi, Amane berpikir sejenak.

" Hari ini aku libur" ucap Amane. " kalo gitu kita traktir es krim aja, tenang aku bakal bantu kau" jelas Aoi sambil tersenyum.

Cʟᴏsᴇʀ | 𝖲𝖺𝗄𝗎𝗌𝖺 𝖪𝗂𝗒𝗈𝗈𝗆𝗂✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang