✨Ekstra chapter✨

843 120 30
                                    

Terik matahari  yang sangat menyengat, membuat orang betah berlama-lama berada diruangan ber-AC, didepan kipas angin, maupun di pantai.

" Papa" Seorang gadis berumur 5 tahun berdiri sembari memanggil sang papa yang tengah tidur tengkurap.

" Papaa" Gadis dengan surai hitam legam dengan sedikit bergelombang dan iris mata berwarna biru langit itu berdecak pinggang.

Sudah berbagai macam cara ia lakukan agar papanya menoleh.

" Mai-chan, ada apa dengan papa mu?" Tanya seorang wanita dengan surai abu-abu muda panjang yang dikuncir ponytail bawah. " Papa daritadi aku panggil ga nengok"

Amane berjongkok didepan kiyoomi, begitu juga dengan Mai.

" Papa!!" Panggil mereka secara bersamaan.

" Apa yang terjadi?" Tanya Amane. "Aku hanya menyampaikan apa yang guruku ajarkan disekolah" Ucap polos Mai.

" Apa yang kamu katakan?" Tanya Amane sembari tersenyum.

" Terimakasih untuk semuanya, aku cinta papa" Ucap Mai dengan senyum cerahnya. " Coba lihat wajah papa mu" Bisik Amane.

Mai mengangkat kepala kiyoomi untuk melihat wajahnya.

" Papa tersenyum "

Tiba-tiba kiyoomi mendudukan dirinya dan memeluk Mai dengan erat.

" Kau sangat lucu" Ujar kiyoomi, Amane terkekeh.

" Papa ayo main voli diluar " Ajak Mai, kiyoomi mengangguk dan menyuruh Mai untuk pergi ke halaman belakang duluan.

" Omi-kun mau dibawain minuman apa?" Tanya Amane. " Aku ingin jus jeruk aja" Jawab kiyoomi.

" Mai-chan ingin apa?" Tanya Amane dengan sedikit berteriak. " Aku ingin mochi es krim buatan mama!"

" Okay"

Selagi Amane berkutat di dapur, kiyoomi dan Mai bermain voli dihalaman belakang.

Setelah selesai membuat camilan, Amane pergi ke undakan belakang yang langsung menghadap halaman belakang.

Sembari meletakan nampan Amane duduk dengan kaki yang menggantung diatas kolam berisi ikan koi.

Kiyoomi memang sengaja membeli rumah yang terkesan tradisional dan nyaman menurutnya.

Amane menyaksikan kegiatan kiyoomi dan Mai itu dengan senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amane menyaksikan kegiatan kiyoomi dan Mai itu dengan senang.

Bisa dibilang Mai sangat dekat dengan kiyoomi, bahkan perawakan nya sangat mirip dengan kiyoomi, namun sikap Mai sangat mirip dengan Amane.

" Terima ini" Kiyoomi memukul bola dengan kekuatan sedang dan Mai bisa menerimanya dengan baik.

Padahal pukulan kiyoomi terbilang susah untuk di terima dengan baik karna pergelangan tangannya yang fleksibel.

Cʟᴏsᴇʀ | 𝖲𝖺𝗄𝗎𝗌𝖺 𝖪𝗂𝗒𝗈𝗈𝗆𝗂✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang