18 | Revan peluk Maura didepan Arsen

484 73 17
                                    

Bab dengan ketikan terpanjang. 2000 word. Jadi Jangan lupa tekan bintang di pojok bawah sebelum baca, biar gak lupa ya guys

Lengan tangan Cristy terus saja melingkar manja pada Arsen, bahkan ketika mereka memutuskan kembali ke kelas.

Ibarat mereka berdua ini sudah seperti kekasih, tapi kenyataan sama sekali tidak ada status hubungan yang jelas diantara mereka berdua.

"Udah selesai, bro?" celetuk Galang, memasukkan ponsel kedalam saku ketika melihat Arsen berjalan masuk kelas untuk mengambil tasnya di atas meja.

"Gimana tadi? lancar gak masuknya?" Reno bertanya dengan maksud meledek.

Bukannya menjawab, Arsen justru mengambil dan melempar tas milik Reno ke arahnya sembari berkata, "Pulang gak lo?!"

Reno hanya tertawa, lalu berdiri mengambil tas itu dan menyandangnya.

Maura hanya diam. Ia segera beranjak dari kursi, tanpa ingin melihat ke arah dua pasangan itu. Kejadian yang ia lihat beberapa menit lalu antara Arsen dan Cristy, masih tergambar jelas di benaknya. Bahkan secara detail.

"Gue pikir.. lo nekat pulang sendiri, kayak waktu itu." celetuk Arsen, ketika melihat Maura yang masih berada disana⸺tengah berdiri menyandang tas.

"Tenang aja. Aku gak akan bikin kamu dapat masalah lagi." Maura menjawab dengan acuh tak acuh. Dia tidak habis fikir kenapa dirinya jadi se-bete ini dengan Arsen.

Arsen tidak menanggapi perubahan sikap Maura, pikir Arsen gadis itu pasti hanya kesal karena sudah menunggunya cukup lama. Ia lalu berjalan pergi begitu saja melewati Maura keluar kelas. Di belakang sana⸺Reno dan Galang menyusul.

Sementara Cristy justru berjalan paling belakang⸺berniat menyamai langkah Maura penuh maksud.

"Sorry, ya?!"

Maura menoleh ke arah Cristy dengan kening terlipat dalam, "Kenapa tiba-tiba minta maaf?"

Cristy dengan santai menyampirkan rambut panjangnya ke samping kanan. Sengaja menunjukkan leher kiri penuh tanda merah bekas cupangan⸺supaya lebih terekspose dan dilihat Maura secara jelas. "Ya, sorry karena udah buat lo nunggu lama tadi." ia bahkan memasang raut bersalah yang entah kenapa justru terlihat mengesalkan bagi Maura.

Apalagi ketika Maura secara dekat melihat bagaimana banyaknya bercak merah di leher Cristy saat ini. tunggu, apa gadis itu sengaja menunjukkannya? Kenapa dia tidak berusaha menutupinya sama sekali?

Cristy benar-benar licik!

"Arsen emang gitu sih, dia tuh suka lupa segalanya kalau udah sama gue. Ya.. lo pasti tau kan, kalau Arsen emang sesuka itu sama gue." Cristy makin parah dengan bualan omong kosongnya.

"Suka? Bukannya hubungan kalian itu gak ada status sama sekali? Harusnya kalau Arsen emang suka kamu, dia mestinya udah nembak kamu dan umumin ke semua orang kalau kamu itu, pacar satu-satunya dia."

"Aku denger kamu udah nempelin Arsen dari SMP kan? Sekarang udah berapa lama? dia terus aja gantungin kamu gak ada kejelasan. Jadi itu yang namanya suka ya? aku baru tau." Tutur Maura. Ekspresi saat ia bicara bahkan terlihat biasa. Seakan ucapannya itu adalah obrolan santai yang tidak akan membuat lawan bicaranya tersinggung.

Cristy menghentikan langkah. Ucapan Maura jelas-jelas sudah menusuk ulu hatinya hingga menimbulkan rasa kesal yang teramat sangat. Dua tangannya mengepal kuat. Netranya terus menatap tajam punggung Maura yang berjalan lurus didepannya.

Cewek sialan! kayaknya lo mesti dikasih sedikit pelajaran biar bisa ngejaga omongan dan gak bicara sembarangan lagi. Batinnya, Liat aja nanti. Gue pasti akan bales rasa sakit hati gue ini, Maura!

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang