39 | Khawatir

130 19 2
                                    


"Kenapa kak?" Cheryl bertanya ketika melihat Maura yang kembali menutup pintu ruangan Arsen, sembari tetap berdiri diam di sana.

Melihat itu, Galang yang seakan bisa menebak seketika membisiki pacarnya pelan, "Beb, kayaknya dia abis ngeliat Arsen sama si Cristy lagi nganu di dalam."

"Nganu apaan? Gak usah ngaco deh."

Reno melepas satu sumpalan earphone di telinga sembari melihat ke arah Maura yang tiba-tiba saja berpamitan ingin pulang.

"Emm.. kayaknya.. abis ini aku mau langsung pulang aja ke rumah." Sebenarnya Maura tidak enak berkata seperti ini.

"Pulang?!" Galang bertanya heran⸺yang langsung di timpali oleh Reno, "Lo gak pengen liat gimana keadaan Arsen dulu?"

Cheryl beranjak dan berdiri tepat di samping Maura, "Ya.. sebenarnya gak papa juga sih kalau kak Maura pulang. Tapi kan apa gak lebih baik kalau kak Maura ngeliat kak Arsen dulu di dalam? Soalnya tadi kak Arsen sempet nanyain kakak dan nyuruh Mama sama papa buat manggil kakak ke dalam. Sayang aja tuh udah keduluan sama si Tante genit resek itu!"

"Palingan kakak ke sini lagi besok." Maura lalu beralasan memegangi kepala yang seolah berdenyut, "Hari ini gak tau kenapa kepala kakak pusing banget, Ryl."

Melihat itu Cheryl lantas panik dan langsung berniat memanggilkan dokter. Untungnya Maura cepat mencegah dan melarangnya. Maura berkata jika ia hanya perlu pulang dan beristirahat dirumah.

Lalu tidak lama terlihat kedua orang tua Arsen datang menghampiri. Maura pun segera meminta izin mereka untuk pulang lebih dulu.

**

Didalam mobil yang melaju itu, Maura hanya duduk diam sembari menatap ke arah jendela mobil setengah terbuka.

Memikirkan bagaimana perkataan Arsen pada Cristy beberapa menit lalu ketika dirumah sakit.

"Enggak, dia bukan tipe gue. Jadi gue gak akan pernah suka sama Maura. Puas?!"

Maura memberengut. Ia juga tidak mengerti kenapa dirinya mendadak menjadi kesal ketika mendengar Arsen mengatakan itu.

Itu juga yang menjadi alasan Maura akhirnya meminta izin untuk pulang lebih dulu. Lagi pula keberadaannya disana juga tidak di perlukan lagi.

Maura pikir.. ketimbang dirinya, Arsen pasti lebih menginginkan Cristy yang menemani. Jadi untuk apa juga Maura masih di sana?!

Biarpun begitu Maura sangat lega setelah mengetahui keadaan Arsen baik-baik saja.

**

Sementara itu dikediaman rumah Arsen saat ini, sudah ada Nala dan juga Revan yang sengaja datang untuk mencari tahu alasan tidak masuknya Maura disekolah pagi tadi.

Lalu keduanya mendengar hal mengejutkan dari si satpam rumah yang memberitahu, jika Arsen dan Maura saat ini sedang berada di rumah sakit setelah keduanya semalam mendapat serangan dari beberapa kelompok begal.

Tentu saja hal itu membuat Revan dan juga Nala sangat terkejut.

"Apa? Di begal pak?" keduanya bahkan hampir berteriak bersamaan.

"Kalau boleh tau, mereka sekarang di rawat di rumah sakit mana pak?" Revan bertanya, yang membuat Nala seketika menatapnya. Raut kawatir yang berlebih dari wajah Revan benar-benar terbaca jelas oleh gadis itu.

Nala bahkan bisa melihat jika bukan hanya rasa kawatir yang di rasakan Revan sekarang, tapi juga.. perasaan kalut sekaligus frustasi yang seolah bercampur menjadi satu.

Menyiratkan jika Maura benar-benar berharga untuknya.

Hal itu tentu saja membuat Nala sedikit iri pada Maura.

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang