01 | Pembunuh

1.3K 127 31
                                    

Klik bintang ^_~ biar aku tau seantusias apa kalian terhadap cerita ini😽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik bintang ^_~ biar aku tau seantusias apa kalian terhadap cerita ini😽

---

=SMP Nusa Bangsa=

Seorang Gadis berusia lima belas tahun yang kini duduk di kelas 3 SMP itu, nampak gelisah menunggu seseorang disebuah rooftop di sekolahnya.

Seseorang yang ia tunggu itu adalah seseorang yang teramat spesial di hidupnya. Ya, siapa lagi kalau bukan pacarnya. Lebih tepatnya pacar rahasia.

Disebut rahasia karena ia dan sang pacar telah merahasiakan hubungannya selama kurang lebih empat bulan dari teman-temannya yang lain.

Jika biasanya dirinya akan berdebar lantaran bahagia ketika bertemu dengan pacarnya, berbeda dengan sekarang ini. debaran di jantungnya itu justru lebih menunjukkan rasa takutnya ketika nanti dirinya mulai memberitahukan mengenai masalah pelik yang di hadapinya saat ini.

Luna, begitulah sapaan akrab yang biasa teman-temannya panggil. Gadis itu sedari tadi berjalan mondar-mandir lantaran gelisah sudah menunggu cukup lama di lantai tiga rooftop seorang diri⸺semenjak istirahat kelas.

Ia bahkan belum sempat mengisi perutnya. Ahh.. apa tadi harusnya Luna menerima ajakan sahabat dekatnya Maura untuk makan dikantin terlebih dahulu?!

Perutnya benar-benar terasa lapar dan sudah berbunyi entah keberapa kali.

"Ck, gak diangkat lagi." decaknya kesal. ini sudah ketiga kalinya ia mnecoba menelfon sang pacar, tapi satupun tidak ada yang diangkat.

Luna akhirnya memutuskan untuk kembali mengiriminya pesan, "Kenapa telfonku nggak diangkat? Kamu nggak lupa kan soal janji menemui aku di rooftop pas istirahat kelas? Aku udah nunggu kamu terlalu lama. Udah aku bilang kan sama kamu tadi pagi. Masalah ini tuh penting buat aku kasih tau ke kamu!"

Luna lalu menekan tombol kirim dengan hati kesal lantaran dibuat terlalu lama menunggu di sana.

Bertepatan dengan itu, tanpa ia duga pintu rooftop terbuka. Seseorang yang ia tunggu sedari tadi akhirnya telah datang.

Segera saja Luna mencecarnya dengan nada sekaligus raut wajah tak bersahabat, "Kamu kenapa lama datengnya?"

"Maaf, tadi aku makan dulu dikantin. Kamu udah makan?" tanya cowok itu balik. Nada bicaranya masih terdengar lembut. Ia bahkan mengelus sisi kepala Luna sebagai bentuk permintaan maaf sekaligus rasa perhatiannya.

Luna menghela napas kasar, "Belum." Jawabnya ketus. Lalu berbicara dengan nada menyindir yang langsung disadari sang pacar, "Enak ya jadi kamu. Bisa makan dengan tenang tanpa harus ribet mikirin masalah yang udah kamu buat." Ucapnya, dengan dua tangan terlipat di dada.

Kening cowok itu langsung mengernyit tak mengerti, "Kamu ngomong apa sih?! kenapa nada bicara kamu jadi gak enak gitu?"

"Kamu lagi PMS ya? marah-marah mulu. Padahal biasanya kamu manis banget kalau kita lagi ketemu begini." Lanjutnya heran.

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang