02 | kecelakaan

683 66 9
                                    

Jangan lupa tekan bintang supaya cerita ini bisa terus update sampai tamat💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tekan bintang supaya cerita ini bisa terus update sampai tamat💓

3 SMA

Maura Valencia, sudah sekitar satu jam-an lebih gadis itu mengepaki pakaiannya untuk di masukkan ke dalam tas besar miliknya.

Gadis dengan paras wajah cantik tanpa polesan make-up itupun mendesah⸺untuk yang kesekian kali. Berimbas pada gerakan tangannya yang memelan. Wajahnya terlihat murung.

Bagaimana tidak, tadi ia baru saja diberitahu ibunya untuk segera berkemas lantaran mereka akan segera pindah kerumah calon suami dari ibunya.

Om Edo. Setidaknya Maura selalu memanggilnya dengan sebutan itu, biarpun ia tau jika pria yang akan menikahi ibunya itu merupakan ayah kandungnya sendiri. Tetap saja Maura masih memanggilnya dengan sebutan Om, ketimbang Papa.

Selain karena alasan tidak akrab dan dekat. Maura juga masih kesal dengan Edo, karena sudah meninggalkan ibunya ketika sedang hamil dirinya dulu. Membuat ibunya harus banting tulang menghidupi dirinya seorang diri.

Maura sebenarnya tidak begitu setuju dengan pernikahan mereka. Tapi.. melihat ibunya yang selalu terlihat bahagia ketika bersama pria itu, Maura memilih diam dan mendukung.

Ya, menurutnya kebahagiaan ibunya jauh lebih penting ketimbang egonya.

Netra Maura perlahan teralih pada benda pipih persegi yang berada tepat di atas ranjang di sampingnya. Teringat jika ia sudah dua hari ini tidak menyentuh hapenya sama sekali dan dengan sengaja mematikan untuk menghindari Revan. Pacar Maura yang dua hari lalu ketahuan jalan bareng perempuan lain. Gandengan tangan dan.. bahkan terlihat mesra.

Revan memang sempat meminta maaf pada Maura. Berkata jika itu hanyalah sebuah kesalah pahaman. Tapi Maura.. tidak ingin mendengar apapun penjelasannya.

Dan sekarang.. Maura sedang berpikir. Menimang-nimang untuk mengabari Revan atau tidak soal kepindahannya yang mendadak ini.

Apalagi jujur.. sampai detik ini Maura sebenarnya masih sangat mencintai Revan. Biarpun cowok itu sudah menyakitinya.

"Sayang.."

Maura berjingkat sedikit terkejut saat seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"I-iya Mah?" Maura menoleh kaget.

"Kamu ngelamun?"

Maura diam dan hanya menunduk.

"Kamu kenapa? ada masalah disekolah? Kok akhir-akhir ini mama perhatikan kamu banyak ngelamunnya kalau di rumah." Mamanya bertanya lembut. Dengan usapan sayang di kepala Maura, lalu mengaitkan anak rambut yang terjatuh itu kebelakang telinga.

"Enggak kok mah."

"Bohong." sela Mamanya cepat. "Kamu tau nggak, kalau kamu itu paling tidak bisa bohongin mama."

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang