19 | "Aku Revan, pacar kamu, Maura!!"

482 64 18
                                    

Jangan lupa tekan bintang di pojok bawah

Dari awal kedatangan Revan ke tempat balapan, memang untuk menerima tantangan yang Arsen berikan, sekaligus juga ia akan berniat menanyakan langsung soal Maura pada musuhnya itu.

Revan sama sekali tidak berniat bertarung ataupun mencari masalah dengan Arsen, yang nantinya dapat menimbulkan perkelahian. Tapi entah kenapa, beberapa menit lalu Arsen justru tiba di lokasi dan langsung tanpa banyak bicara melayangkan tinju tepat ke arah wajahnya hingga membuatnya tersungkur jatuh.

Revan sempat bertanya alasan Arsen tiba-tiba memukulnya, tapi Arsen justru membicarakan hal yang sama sekali tidak ia mengerti, dengan beberapa kali menyinggung soal video⸺sembari terus memukulinya tanpa henti.

Biarpun Revan sempat melawan balik, tetap saja ia kuwalahan lantaran Arsen memukulinya seperti orang kesetanan.

Di titik dimana tenaga Revan kian melemah, ia baru menyadari jika ada sesuatu yang tidak beres. Ditambah, sejauh Revan melihat kerumunan, tidak ada satupun teman yang ia kenal ada disana. Apa kemarahan Arsen ada hubungan dengan kejadian penyekapan Maura beberapa hari lalu?

Jika iya, berarti Ronald ada di balik ini semua.

Bajingan! Revan mengumpat sejadinya dalam hati. Ia bersumpah tidak akan melepaskan si brengsek itu jika bertemu.

Dengan luka yang ia dapat dari sang lawan, Revan berusaha membalas dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Tidak di pungkiri, Arsen memang cukup mahir dalam pertarungan fisik.

Bug!

Tendangan di perut membuat Revan lagi-lagi tersungkur. Arsen kembali mencengkram lingkar leher dan memaksanya segera berdiri. Kepalan tinju lawan ia lihat secara jelas didepan mata. Bersiap melayang kembali ke arahnya. Revan pasrah. Tenaganya sudah benar-benar terkuras oleh kebrutalan Arsen.

"Arsen! Berhenti!"

suara itu...

Revan segera menoleh ke asal suara, walaupun di awal pandangannya sedikit berbayang, ia tetap dapat mengenali gadis pemilik suara femiliar tersebut.

"Bukan dia pelakunya! Gimana bisa kamu mukulin orang yang salah sampai seperti ini, Arsen?"

Bahkan ketika perempuan itu mendekat menengahi, dan tangannya memberi dorongan di dada untuk memisah, Revan seakan masih tak percaya jika gadis itu adalah Mauranya⸺yang selama ini ia cari-cari.

"Maura? I-ini benar-benar kamu?!" Revan begitu senang, sampai-sampai menganggap hal ini seperti mimpi. Tanpa ia sadari langkahnya tergerak maju dan kedua lengannya merengkuh tubuh Maura kepelukan begitu erat dan sangat erat.

Seakan jika Revan sedikit saja melonggarkan pelukan, Mauranya akan hilang lagi dan ia takut tidak akan bisa menemukannya kembali seperti ini.

Tak disangka, apa yang dilakukan Revan justru kian menyulut emosi di diri Arsen. Apalagi disini Revan sama sekali tak menghiraukan erangan rasa sakit Maura⸺yang merasa sesak dan seakan tulang belulangnya ingin remuk sebentar lagi.

"Apa-apaan ini? lepasin dia, brengsek!" Arsen memberinya peringatan. Tatapan matanya terlihat begitu nyalang seakan ingin menguliti. Bahkan dua teman Arsen yang sedari tadi hanya menonton, memiliki banyak pertanyaan dibenak mereka mengenai sikap Revan saat ini.

Revan benar-benar mengabaikan kemarahan Arsen. Dan masih belum juga berniat ingin melepaskan pelukannya. Revan justru mengatakan sesuatu yang membuat hati Arsen memanas dan kepalanya seakan mendidih⸺penuh dengan kepulan asap.

"Aku, kangen banget sama kamu. Maura.."

BUG!

"Gue bilang lepasin dia, bangsat!"

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang