42. {VICTOR = Upacara}

9.3K 808 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayangnya, tidak akan ada rahasia yang bertahan selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayangnya, tidak akan ada rahasia yang bertahan selamanya."

****

Kini semua sudah kembali ke Jakarta pukul 06:10 pagi, berangkat dari Bogor pukul 05:00, begitu sampai di rumah masing-masing, semuanya langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah, karena ini hari Senin jadi seperti biasa sekolah akan melaksanakan kegiatan upacara pagi.

Alio masih berada di kelasnya, ia memeriksa tasnya beberapa kali namun ia tidak bisa menemukan topinya, peraturan di SMA Perjuangan sangat ketat, bila tidak membawa salah satu atribut upacara maka akan di hukum, Alio berdecak kesal memikirkannya.

Tok tok

Pintu kelas di ketuk oleh seseorang, berhubung hanya ada Alio di kelas, jadilah Alio mendongkak untuk melihat ada siapa di pintu. "Victor?" beo Alio begitu melihat Victor yang berdiri di ambang pintu.

Victor tersenyum dan menghampiri Alio. "Kenapa belum ke lapangan?"

Alio menghela nafasnya. "Gue lupa bawa topi," kata Alio dengan lesu.

Victor mengusap puncak kepala Alio, lalu memakaikan topi yang di pakainya untuk Alio. "Pake topi gue aja," katanya.

"Terus, lo gimana?"

"Di hukum itu makanan sehari-hari gue, tapi gue gak mau kalau cewek gue yang di hukum," ucap Victor menatap lekat wajah Alio.

Alio menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya, ia begitu senang saat mendengar ucapan Victor, tapi gue gak mau kalau cewek gue yang di hukum, perkataan itu seperti terngiang-ngiang di dalam pikirannya.

Victor menarik dagu Alio agar menatapnya. "Gak usah di tutupin, seoalnya gue suka liat lo merona karena gue, gemesin."

Lagi-lagi ucapan Victor membuat rona di wajah Alio semakin pekat, Alio segera menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia kesal sekaligus senang di perlakukan seperti itu oleh Victor.

VICTOR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang