35. {VICTOR = Penyebab}

11.1K 891 79
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehilangan dua orang yang gue sayang dalam waktu bersamaan itu gak mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehilangan dua orang yang gue sayang dalam waktu bersamaan itu gak mudah."

~Aliovera Martadanita.

****

Indra Athara Martadanita, seorang pengusaha pertambangan terbesar se-Asia, Indra adalah sosok pengusaha sukses yang sangat mementingkan privasi dari awak media. Ia hanya memperkenalkan Istrinya Rena Atmadja dan putrinya Alia Syavera Martadanita ke awak media, namun kemarin siang seorang reporter tidak sengaja melihat seorang pemuda tampan memasuki rumah keluarga Martadanita, mungkinkah itu adalah putra sulung dari pasangan pengusaha sukses Indra Athara Martadanita dan Rena Atmadja?

Indra tampak memijat pangkal hidungnya lalu mematikan layar televisi yang menyala, bagaimana bisa ini semua terjadi? Ia segera menghubungi putra sulungnya. "Rian, tolong kamu datang ke rumah kedua, Papa perlu penjelasan," setelah mengatakan itu Indra memutuskan sambungan telponnya sepihak, lalu ia beralih untuk menelpon istrinya. "Sayang, ajak Alio ke rumah kedua, sekarang," kata Indra lembut.

"Soal berita pagi ini Mas? Tapi kan anak-anak pagi ini sekolah," ucap Rena terdengar tidak setuju.

"Justru bagus, karena kalau di luar jam sekolah awak media pasti akan memantau kita."

"Kamu menyuruh Adrian ke rumah kedua juga?"

"Ya," jawab Indra, ia membuka berkas-berkas yang ada di meja kerjanya.

"Yaudah, aku akan kasih tau Alio."

****

Alio menatap jengah kepada layar televisi yang menampilkan berita tentang keluarganya, dulu ia tinggal di rumah Neneknya lalu saat tinggal di rumah Ayahnya ia berperan sebagai Kakak perempuannya di depan publik.

Alio memakai dasi sekolahnya, ia menatap pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum tipis. "Ngeliat diri gue di depan cermin itu kayak liat diri lo Kak, gue kangen lo ada disini. Lebih baik untuk gue kalau tinggal di rumah Nenek atau di rumah Omah di Jerman, karena gue tau Papa sama Mama cuma sayang sama lo dan Ban Iyan," Alio tersenyum lalu ia berdiri dan mengambil tas sekolahnya di nakas.

VICTOR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang