Hidup itu dinamis bila kamu mendambakan sebuah kestabilan. Karena manusia belajar saat berada dititik terendah.
-"Paaaak!! Sebentar!" pekiknya. Cowok tinggi dengan potongan rambut yang menutupi keningnya itu berteriak dari balik helm merahnya. Meski sudah terlambat, satpam itu tetap membiarkannya masuk meski sempat terlihat membuang nafas berat.
"Hari pertama setelah libur kok telat, den. Lain kali bangunnya cepetan, dong. Sekolahkan bukan punya bapak," keluhnya. Yang diajak bicara hanya nyengir sambil mengangguk menurut.
Kemudian melajukan motornya masuk lebih dalam kearea Sekolah hingga parkiran. Lalu tungkainya berjalan cepat meninggalkan area itu sambil menyapa teman-teman sebayanya yang kebetulan berlimpas dengannya. Cowok itu mengamati seluruh sekolahan yang sudah ia tinggali 2 minggu karena libur semester dan hari ini ia resmi menjadi murid SMA tingkat dua.
Cowok itu berhenti dilapangan, tepat dibawah ring basket kemudian menyorot jendela kelas dilantai dua. Mengamatinya sebentar hingga akhirnya tersenyum lebar. Ia mendapatkan bangku impiannya! Paling pojok dekat jendela yang menghadap tepat kelapangan basket.
"Woi! Ngapain lo bengong nengokin lantai dua? Ada cewek lo ya?" tanya anak lain yang sedang mengambing tas mahal bermerk G. Sedangkan yang tengah menatap kearah jendela bergeming, melirik sekilas temannya yang ikut-ikutan melihat ke atas tanpa berniat menjawab pertanyaannya.
"Lo ke London ya kemarin?" akhirnya yang diajak bicara mengalihkan pandangannya dari kelas lantai dua dan membalas tatapan wajah teman sebayanya yang akrab ia panggil 'Lele'.
"Gak."
Lele mengernyit. "Padahal gue kemarin ke London juga biar ketemu lo. Gue ketemu Shaka, lho," ujar Lele. Cowok dengan rambut sehitam malam itu akhirnya teralihkan sepenuhnya dengan topik yang baru saja temannya bawa.
"Padahal lo udah janji mau nengokin dia disana pas libur semester ini," lanjut Lele, dan yang diajak bicara masih bungkam enggan mengeluarkan suaranya.
"Rayyan, apa sih yang lo takutin?" tanya Lele. Rayyan menggeleng pelan.
"Gue cuma pingin ngasi waktu buat Shaka. Gak mudah buat dia akhrinya lepas dari gue."
Lele membuang nafas kasar kemudian memutar bahu Rayyan hingga menghadapnya, "yang Shaka butuhin sekarang itu lo, bukan waktu."
Lele mundur selangkah kemudian memasukan kedua tangannya masuk kedalam saku celana sekolahnya. Membiarkan sahabatnya sejak duduk dibangku SMA itu merenung sejenak sambil melirik jendela kelas dilantai dua. Ia tau, kata-katanya sama sekali tidak membantu, sahabatnya itu sendiri memiliki sifat yang keras kepala dan kuat gengsinya, jadi yang Lele tau, Rayyanlah yang dapat menyelesaikan masalah yang dirinya buat sendiri.
Sedangkan Rayyan masih beku ditempatnya, padahal bel masuk sudah berbunyi sedari tadi, namun tidak ada pikiran lain selain Abang satu-satunya yang sudah terpisah dengan dirinya dua tahun belakangan. Nenek cerita, Miranda dan orang tuanya nyaris berakhir di meja hijau dengan argumen masing-masing, merasa argumennya kurang kuat Miranda tiba-tiba hilang setelah itu sedangkan Mama dan Papa masih membangun hungungan yang sempat renggang diantara mereka. Kemudian Mahen sebelum lulus SMA sudah lebih dahulu terbang ke London, dan Shaka ikut.
Rayyan tidak tau apa-apa perihal hubungan abangnya dengan Mahen, mengapa mereka berdua begitu dekat hingga memutuskan sekolah keluar negeri bersama. Apa yang sudah keduanya lalui. Setelah operasi, yang pertama kali Rayyan lihat setelah membuka mata adalah Mama dan Papa, ada Nenek juga disisi lain, dan Shaka datang keesokan harinya. Rayyan ingin sekali marah, namun rasa-rasanya tidak pantas untuk mencerca Shaka setelah semua yang telah terjadi, maka dari itu ia hanya diam, mengubur kesalnya. Tau-tau waktu berlalu dan Shaka yang mengutarakan keinginannya untuk sekolah keluar negeri malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka's Ending ✔
Novela JuvenilShaka tidak pernah meletakkan kepentingannya di atas kepentingan orang lain. Shaka bahkan tidak memiliki rapalan do'a yang ingin di sampaikan pada Tuhan untuk dirinya sendiri. Mungkin itu sebabnya Arshaka kehilangan jati dirinya sebagai seorang anak...