Holaaaaaaaaaa
Ketemu lagi kitaaa
Seneng bahwa aku bisa update di tengah kesibukan dan terima kasih untuk antusias kalian.
Jangan lupa komentar dan votenya untuk chapter ini
Follow instagram (at)purple_luz untuk mengetahui spoiler dan informasi lain.
Kalau ada typo tolong di mention karena belum aku edit lagi.
Selamat membaca
***
Setelah ucapan papa, semua di ruangan diem, yang sebelumnya pada cerewet dan menghakimi gue sekarang tuh udah kaya bisu. Tapi keliatan banget kalau si botak lagi nahan marah.
Sampe akhirnya pintu ruang rapat dibuka, gue gak kenal orangnya, tapi si botak langsung senyum liat nya.
"Hans! disini? Gak di kantor?" Tanya pak botak langsung dengan wajah cerahnya seolah lagi di datangi malaikat.
"Iya. Lagi ada urusan" jawab orang yang katanya bernama Hans tersebut.
"Bagus! Sekalian bantu saya, Hans, saya butuh pertolongan, secara kamu itu pengacara keren" ucap pak Botak sambil natap sinis ke arah papa.
"Duh sorry, saya harus bantu boss saya dulu" tolak pak Hans itu.
"Bos yang konglomerat itu?!" Kaget pak Botak lagi.
Pak Hans cuma ngangguk dan nyamperin papa. Minta maaf karena datang terlambat.
"Its oke" jawab papa dan pak Hans duduk di samping pengacara papa yang lain. Well, ternyata pak Hans adalah orangnya papa.
"Hans?!" Panggil pak botak lagi. Cerewet banget ini bapak-bapak!
"Kamu kenal orang cerewet itu Hans?" Tanya papa langsung.
"Hanya kenalan saja bos" jawab pak Hans.
"What?! Boss? Hans?!"
Omg, Kalau bukan bapak-bapak, udah gue suruh duel sama kak Dio deh! Berisik banget. Untuk ukuran petinggi kampus, ora ada adabnye!"Iya, bos saya, yang dulu ngebet pengen kamu temui buat jadi sponsor di pemilihan pejabat kampus" jelas pak Hans.
Muka pak Botak bukan lagi kaget, tapi pucet! Asli.
"Seriusan?"
"Saya tidak pernah bohong!"
"Ada masalah apa Hans?" Tanya papa kemudian.
"Tidak, hanya orang yang minta di kenalkan kepada anda dulu" sahut pak Hans.
"Bayaran kamu saya naikan, bentuk terimakasih karena tidak pernah mengenal kan saya ke si botak" sahut papa dengan santainya.
"Jadi yang bongkar rahasia saya itu adalah anda, Hans?! Temen macam apa?!" Amuk pak Botak yang sekarang udah bangun dari kursinya.
"Teman? Anda saja bertemu saya kalau ada maunya. Tak ada yang mau berteman dengan seorang kacang yang lupa kulitnya seperti anda" jawab pak Hans.
Pintu ruang rapat kembali di buka, sekarang giliran orang yang di suruh pak Noah datang.
"Bagaimana? Ada datanya?" Tanya pak Noah langsung
"Ada pak, semua ada disini" jawab orang suruhan pak Noah sambil kasih flashdisk.
"Oke. Terimakasih"
"Baik pak, saya permisi" pamitnya dan kembali keluar ruangan.
"Baik, karena data cctv sudah ada, jadi tanpa berlama lagi, kita cek" ucap pak Noah kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Paling Terbaik 3 I EXO (Buku Ke-3)
Fiksi PenggemarCerita ini lanjutan dari Cerita Kakak Terbaik (Buku ke-1) Lalu Kakak Paling Terbaik (Buku ke-2) Masih berfokus kepada kehidupan Boram dan sembilan Kakaknya.