Holaaaaa.
Yang kangen dan nunggu, boleh merapat.
Part ini cukup panjang, semoga gak bosen ya.
Enjoy
❤️❤️❤️
Karena kelompok jadi terbagi dua, terpaksa kita kerja kelompok di dua tempat. Yuna di grup ribut mulu, bilang gue dan yang lain gak tahu cara menghargai orang lah. Sombong lah, jahat lah. Pokoknya banyak deh. Merasa dirinya teraniaya sama gue dan yang lain karena gak mau ke rumah dia.
"Bacot mulu. Pengen gue kick aja dari grup" kesel Michel.
"Iya, bukannya fokus ngerjain, malah heboh di grup" sahut Dahye.
"Paling disana cuma pada numpang makan tapi gak ngerjain" sahut Michel lagi.
"bener!" balas Dahye.
"yaudah, mending kita lanjutin punya kita. Jadi besok tinggal kita gabungin sama yang lain" suruh Mara kemudian.
"oh iya Mar, editor akhirnya lo aja ya, jangan Yuna" usul gue. Seperti yang pernah gue bilang, Yuna itu gak pinter, cuma sok pinter. Jadi daripada hasil kerjaan kita aneh karena di urus sama Yuna, meding sama Mara. Lagian kalau sama Yuna, anak itu mana mau ngaku salah kalau hasilnya nanti jelek. Pasti balik nyalahin ke kita. Dasar Medusa!
"gue setuju" sahut Dahye.
"gue setuju, asal jangan gue." lanjut Michel
"yeee. gak ada yang nyuruh lo Mich"
"ya sebelum di suruh, mengundurkan diri lah Hye"
"gimana Mar? keberatan gak?" tanya gue ke Mara.
"gue oke aja. Besok kita kumpulin, biar lusa bisa gue share hasilnya buat kalian baca ulang. Kalau ada yang kurang atau salah biar langsung di benerin" jawab Mara.
"okedeh, mantep. Gue percaya kalau Mara" Michel mengacungkan jempol ke Mara.
Karena sebelumnya gue udah cari bahan-bahan buat bagian gue, kerjaan gue jadi lumayan cepet. Gue gak perlu nyari lagi, tinggal baca.
"eh Bor, itu perpustakaan ya?" tanya Mara tiba-tiba.
Gue buang fokus gue dari laptop, natap tempat yang di tunjuk Mara. "iya, itu perpus Mar"
"keren"
"kalau mau masuk, masuk aja. Macem-macem kok bukunya"
"boleh?"
"ya boleh lah. Yang gak boleh itu kalau di bakar"
"kalau pinjem?"
"boleh kok. Asal di balikin aja. Soalnya bukan punya gue" koleksi buku bacaan gue di kamar belum luber sampe sebagian di pindahin ke perpus. Gak kaya papa dan kakak gue yang lain.
Gue mah apa atuh, satu lemari aja belum full.
"punya kakak lo yang tadi?"
"Kak Baekhyun? dia mana ada koleksi buku. Punya papa sama kakak gue yang lain. Kalau Kak Baekhyun mah, koleksi yang lain" jawab gue.
"nanti selesai nugas pengen masuk boleh ya?"
"ya boleh lah Mara. Silahkan, lo suka baca, jadi pasti betah"
"btw bokap sama nyokap lo kemana Bor?" tanya Michel.
"lagi ada kerjaan. Salam aja katanya buat kalian" jawab gue.
"bang, minta tolong buah sama minumnya lagi ya" tolong gue ke pelayan yang juga ikut. Gak cuma chef aja yang datang.
"mereka gak apa-apa lama di rumah gini?" tanya Mara sambil nunjuk chef sama pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Paling Terbaik 3 I EXO (Buku Ke-3)
FanfictionCerita ini lanjutan dari Cerita Kakak Terbaik (Buku ke-1) Lalu Kakak Paling Terbaik (Buku ke-2) Masih berfokus kepada kehidupan Boram dan sembilan Kakaknya.