Boreum dan Sohee terjebak hujan saat mereka akan pulang. Dan sinilah mereka sekarang, di sebuah Cafe di seberang kampus untuk meneduh menunggu hujan reda. Jaehyun tidak bisa mengantarnya pulang karena masih berlatih basket, mengingat besok adalah hari pertandingan itu di adakan.
Sohee menyeruput pelan Coffee latte panas yang tadi sudah ia pesan.
"Boreum-ah!"
"Eoh wae?"
"Eumm... beberapa hari yang lalu Jaehyun memberiku ini." Sohee mengeluarkan kalung yang selama ini ia sembunyikan di balik bajunya.
Melihat kalung itu seketika mata Boreum membulat seketika, mulutnya yang terbuka membentuk huruf O ia tutup dengan telapak tangan kiri dan tubuhnya sedikit ia condongkan ke arah Sohee, tangan kanannya ia arahkan memegang kalung yang sedang di pakai Sohee, lebih tepatnya memegang cincin yang tergantung di sana.
"Yak! Yak! Daebak... benarkah Jaehyun memberikan ini padamu?" Boreum sungguh tidak percaya, benda yang di pegangnya sekarang adalah sebuah berlian. Lalu setelahnya ia memposisikan duduknya seperti semula.
"Itu cincin berlian Sohee-ya! OH MY GOD!" Boreum heboh sendiri di buatnya. Sohee merasa temannya ini sedikit berlebihan dalam bereaksi, lihatlah beberapa pengunjung Cafe sempat melirik ke arahnya akibat teriakan Boreum.
"Itu pasti sangat mahal. Aku tidak percaya Jaehyun memberikan itu untukmu. Jika aku menjadi kau, sepertinya aku sudah meleleh seperti es batu yang di cairkan oleh keromantisan seorang Jung Jaehyun."
Tuh kan lihatlah berlebihan sekali bukan?
"Tapi kenapa kau tidak memakai cincin itu di jarimu?" tanya Boreum tiba-tiba merasa aneh. Tadi ia juga sempat melihat ukiran nama Jaehyun di sana, bukankah itu seharusnya di pakai di jari manis bukan menjadi bandul kalung.
"Kau diam dulu dari tadi terus bicara," kata Sohee mulai kesal.
"Aah baiklah sekarang ceritakan padaku."
"Beberapa hari yang lalu Jaehyun melamarku dengan ini..."
"MWO!?" teriak Boreum membuat ucapan Sohee terpotong seketika.
"Jika kau terus berteriak dan menyela ucapanku, aku tidak akan menceritakannya padamu," ancam Sohee.
"Aah araseo... aku akan diam," kata Boreum, seraya tangannya memperagakan sedang menyeleting mulutnya.
"Jaehyun melamarku dengan ini di taman dekat rumah. Sebelumnya Jaehyun pernah menciumku di atap saat festival..."
Boreum hendak berteriak kembali setelah mendengar kata mencium, tapi sebelum itu ia sudah mendapat pelototan maut dari Sohee. Sehingga ia memilih untuk diam dan memasang telinga baik-baik.
"Setelah ciuman itu, Jaehyun bilang dia melanggar poin nomor tiga dari kontrak kami, yang tidak boleh saling mencintai. Itu artinya Jaehyun menyatakan cinta padaku. Dan setelah pertandingan besok, Jaehyun menyuruhku untuk memberikan jawabannya. Jika aku menerimanya sebagai suami sungguhan maka kami akan saling memakaikan cincin ini di jari manis. Tapi jika aku menolak aku boleh membuang atau menyimpan kalung dan cincin ini. Dan kemungkinanya kontrak nikah kami batal, yang artinya kami akan bercerai. Aku harus bagaimana besok?" Sohee menghela napas panjang setelah menceritakan semuanya.
"Sekarang kau boleh bicara, beri aku solusi," perintah Sohee.
"Hufftt~ akhirnya aku bicara juga," tutur Boreum.
"Kenapa kau harus bingung? Ikutilah kata hatimu. Tapi jika aku jadi kau, aku akan langsung menerimanya. Jaehyun itu orangnya sangat baik dan dia sangat perhatian padamu, memangnya kurang apalagi? dia juga cukup romantis."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED FOR REASONS - JJH
Fanfiction[COMPLETED] Dua orang yang tak saling mengenal rela menikah diatas kertas demi sebuah alasan yang tak masuk akal dan terbilang konyol. Pernikahan simbiolis mutualisme, mereka menyebutnya seperti itu. Rumah, status dan balas dendam yang melatarbelaka...