Setelah pertandingan basket selesai, Jaehyun bergegas mengganti pakaian di ruang ganti. Teman-teman se-tim serta pelatih melihat ke arah Jaehyun dengan heran. Pasalnya pria itu terlihat buru-buru.
"Jaehyun-ah kau mau kemana?" tanya Taeil.
"Aku ada urusan," tutur Jaehyun seraya menyeletingkan jaketnya.
"Setelah ini bukankah kita akan makan-makan dan minum sepuasnya untuk merayakan kemenangan kita," seru Dokyeom.
Pihak kampus memang berjanji akan meneraktir semua anggota tim basket makan sepuasnya di sebuah restoran daging panggang yang terkenal di dekat kampus jika tim basket memenangkan pertandingan final.
"Iya benar. Jangan bilang kau tidak akan hadir lagi," timpal Ten.
"Kau bintangnya hari ini. Tapi kenapa kau tidak ikut lagi Jaehyun-ah," kali ini sang pelatih yang bicara.
"Maaf, sekali lagi maafkan aku. Aku sudah janji pada seseorang untuk menemuinya setelah pertandingan. Lain kali, aku pasti akan datang di acara pertemuan berikutnya. Sekali lagi maafkan aku." Jaehyun membungkukkan badannya sebentar lalu menyambar tasnya yang ia simpan di kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Semua anggota tim basket dan sang pelatih mendesah pasrah saat melihat Jaehyun pergi meninggalkan ruang ganti.
―――♡♡♡―――
Meski tubuhnya lelah, Jaehyun tetap berjalan dengan antusias menuju atap kampus. Tadi ia sudah mengirimkan pesan pada Sohee, sekedar mengingatkan jika wanita itu lupa.
Setelah sampai di atap Jaehyun berjalan menuju sisi pembatas atap. Jaehyun menengadahkan kepalanya menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya yang terasa menyegarkan.
Hingga beberapa saat, Jaehyun membalikan badanya ketika mendengar pintu atap terbuka. Jaehyun tersenyum kala melihat Sohee berjalan ke arahnya. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang sumringah, jauh di dalam hatinya Jaehyun takut jika Sohee menolaknya.
"Jaehyun-ah selamat atas kemenangan tim basketmu. Tadi itu kau bermain dengan sangat keren," ujar Sohee.
"Gomawo." Senyum di bibir Jaehyun masih setia menghiasi wajah tampannya.
"Tapi... apa kau tidak apa-apa berada di sini bersamaku? Bukankah seharusnya kau bersama rekan setim-mu untuk merayakan kemenangan," ucap Sohee merasa tidak enak.
Sohee bisa saja berbicara dengan Jaehyun nanti setelah pria itu menghabiskan waktu bersenang-senang bersama rekam tim basketnya.
"Tidak apa, aku sudah bicara pada mereka. Lagipula aku memang kurang suka berkumpul dengan banyak orang apalagi sambil minum alkohol seperti itu."
Sohee mengangguk. Setelahnya mereka terdiam. Mendadak suasana berubah canggung. Tidak ada yang membuka pembicaraan.
Hingga Jaehyun yang sudah tidak tahan lagi akhirnya berdehem untuk sekedar mencairkan suasana.
"Ekhmm... Sohee-ya."
Sohee mendongak mengarahkan pandangannya pada Jaehyun, yang sebelumnya menatap ke bawah, lebih tepatnya menatap pada ujung sepatunya. Sama halnya dengan Jaehyun, Sohee juga merasakan kegugupan yang luar biasa.
"Soal pertanyaanku minggu lalu, aku ingin mendengar jawabannya sekarang. Apapun keputusanmu aku akan menerimanya," lanjut Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED FOR REASONS - JJH
Fanfiction[COMPLETED] Dua orang yang tak saling mengenal rela menikah diatas kertas demi sebuah alasan yang tak masuk akal dan terbilang konyol. Pernikahan simbiolis mutualisme, mereka menyebutnya seperti itu. Rumah, status dan balas dendam yang melatarbelaka...