"mas aku pengen Coto Makassar.... , Buruan beliin.. kamu mau bayi kita ileran.... Cepetan mas...."
"Mas..... aku pengen otak-otak.... Bayinya minta itu... Ayo mas.... Ini anak kamu lho...."
"Mas.... Pengen tuna dabu-dabu..... ,"
"Mas aku pengen kerak telor.... "
"Mas aku mau asinan sayur....."
Sudah seminggu ini Rora ngidam berbagai makanan, sebenarnya itu bukan masalah pelik, tapi waktunya itu yang bikin dadaku kian sesak. Selalu di jam malam, saat delusi tengah menghiasi tidur pulas ku, saat kantukku berada dipuncak ternyaman. Selalu saja ia merengek dan membangunkan ku pukul 02:00 malam, atau pukul 03:00 malam. Belum lagi kalau warung atau tempat makannya sudah tutup, terkadang aku hanya berputar-putar di jam-jam dini hari itu, ditengah rasa kantuk yang kian mendera dan hasilnya nihil, sungguh membuat otakku kian mendidih, kalau tidak dituruti Rora akan menangis jejeritan layaknya balita. Walaupun saat pulang dengan tangan kosong, sering kali kulihat justru ia telah tertidur pulas di sofa, sangat mengesalkan, belum lagi paginya ia akan menuntut makanan pesanannya. Alhasil aku akan telat berangkat kerja.
Sungguh, semua ini sangat menguras kesabaran ku, rasanya dulu Tian tak pernah memberatkan ku seperti ini, bahkan dia kuat berpergian dan bekerja diluar kota sendirian. ah... Lagi-lagi masih saja terngiang Tian dan bintang yang sekarang entah berada dimana...
Pernikahan dan kehamilan Rora membuat hubungan kami tak lagi sehangat dulu, hari-hari berjalan menjemukan, ditambah lagi semakin bertambah usia kandungannya, tingkah Rora semakin banyak, semakin manja gak ketulungan, dan banyak hal buruk lainnya yang baru ku tau. Sungguh, Aku sangat jengah dengan semua ulahnya.
Kadang ia menangis tampa sebab, menjadikan aku bulan-bulanannya, ada saja alasan untuk membuat ku tersudut seperti sore itu saat aku pulang berkerja dengan keadaan letih tak terkira, masuk ke rumah dan ingin segera menjejalkan tubuh diatas ranjang, ia datang kearahku dengan wajah yang sembap.
"Mas.... Udah gak sayang aku lagi ya..., Kamu pengen tinggalin aku ya mas...., Kenapa kamu nggak angkat telepon ku..... Kamu selingkuh kan..!"
"Rora please aku capek......"
"Kalo dirumah aja capek, ketemu wanita muda diluar sana gak capek?? Jahat kamu mas..... "
"Kenapa? karena aku hamil, trus gak menarik lagi.... Ini juga anakmu, kamu yang buat aku gak menarik lagi tau huhu...."
Aku hanya bisa menghela nafas dalam,menahan amarah yang kian meninggi, dengan ragaku yang kian letih, ditambah lagi batinku yang kian tersiksa, Rora akan menangis dan meronta-ronta dengan pikiran buruknya sendiri. Bukannya istirahat yang ada aku justru semakin lelaaaaaah!
•••
Pagi itu, mama meneleponku, memintaku untuk segera kerumah, Ada surat yang ditujukan untukku, dan ternyata itu adalah surat panggilan sidang gugatan cerai yang diajukan Tian.
Rasa sedih menyeruak di dadaku, saat membaca alasan gugatan Tian pada masing-masing poinnya, apa sebegitu buruk aku di matamu Tian, tak adakah secercah kebaikanku yang terngiang di ingatanmu sayang...
Sidang pertama ku lewati begitu saja, aku tak mau menghadirinya, kupikir dengan ketidak hadiran ku disana, sidang akan melambat atau tertunda, ternyata tidak sama sekali, aku bahkan sudah mendapatkan surat panggilan sidang berikutnya.
Pada Sidang kedua, kuputuskan memenuhi panggilan pengadilan agama dikota kelahiran Tian. Memastikan jalannya sidang kali ini, syukur, aku sudah mengajukan cuti pada hari itu, tentu Rora tidak tahu tentang kepergian ku, dengan sengaja aku sudah berangkat kerja di subuh hari, dengan alasan akan inspeksi lapangan ke luar kota. beruntung karena memberitahunya dari jauh hari, Rora tidak menaruh curiga. Dia juga tidak tau kalau Tian telah kembali.
Pagi itu kulihat seseorang yang telah lama menjauh sangat nyata di depanku, sialnya... Tian yang menyadari keberadaan ku, langsung keluar dan tak lagi masuk keruangan tunggu, ingin rasanya aku segera menyusul nya, tapi dengan semua perbuatanku padanya ku urungkan langkahku, Tian pasti butuh waktu...
Jantungku berdegup kencang saat melihat istriku Tatiana, ia tampak berbeda, sudah memakai hijab, bahkan ia terlihat lebih ayu dengan riasan alami dan busana tertutup itu. Jauh dariku Tian justru terlihat lebih hidup, seketika rasa sakit terasa menyentak di dada, membuatku tak ingin melanjutkan niatku untuk menjauh dari Tian.
Tian ingin menghapus ku dari hidupnya, memutuskan ikatan akad ku dengannya, aku sadar tidak mungkin terus menahannya untuk tetap bersamaku, tapi jujur, dari hatiku terdalam aku masih ingin B
Bersamanya kembali, Tian pasti sudah melahirkan bayi kedua kami, aku bahkan tak tau, bayi itu lelaki ataupun perempuan, ia berjuang keras, sendiri dan tak ingin aku mencampuri kehidupannya lagi.Kukirimkan sebuah pesan di Instagram Tian, berharap ia masih mau menerimaku lagi, menghapus jalannya gugatan ini, semoga saja hatinya terketuk, tapi apakah itu mungkin?, kulihat pesanku telah dibaca, sampai Tian memasuki ruangan sidang, pesanku masih belum dibalas.
Kuputuskan menghirup udara diluar pengadilan agama, kudengar beberapa kali namaku disebut untuk memasuki ruangan meja hijau itu.
"Sudahlah mungkin ini memang jalan terbaik, Tian menginginkan perpisahan ini, belum lagi bayiku dalam kandungan Rora juga butuh penjelasan resmi untuk kelahirnya nanti...."batinku
Ku langkahkan kaki menjauh dari tempat itu, walau berat ini memang resikonya yang harus ku tanggung pada akhirnya, namun satu yang perlu kau tau Tian, dihatiku selalu ada tempat khusus untukmu. Tidak mudah menggantinya dengan hati yang lain, meski kini aku telah bersama Rora.
Aku memang bajingan pengecut yang selalu menyakitimu sekaligus mencintaimu, kehilangan itu terasa berat disaat ini, disaat kau tak lagi ingin menjadi pendampingku, aku tau Tian kesalahan ku sangat fatal bahkan mungkin tak termaafkan, tapi cintaku pada mu takkan pernah salah.
Selamat tinggal istri pertama ku, istri terhebat dan terbaik yang takkan pernah ku lupakan, maaf Tian aku baru menyadarinya sekarang, aku tau ini sudah sangat terlambat, tapi aku masih berharap memiliki lagi kesempatan menua bersamamu, tunggulah aku memperbaiki diriku agar pantas kembali bersanding denganmu dan anak-anak kita.
Kukirimkan sebuah pesan pada Tian, kemudian mulai melaju mobilku, meninggalkan seseorang yang sangat berarti dari masa laluku.
Tunggulah aku kembali Tian, akan ku selesaikan semua masalah ku sendiri, suatu hari aku akan menjemputmu dan anak-anakku kembali, walaupun itu akan sangat sulit, semoga aku masih bisa menggapai hatimu kembali, mungkin perpisahan ini akan mengajarkan kita jalan menuju kedewasaan kita masing-masing.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Beloved (BAD) Wife {Bagian Arya}
RomanceRang #1 segitiga -Mei 2021 Rang #1 mendua - mei 2023 Pagi yang merubah segalanya Ya....Pagi itu saat ku terbangun dan kau tidak lagi membalas pesanku, tidak lagi menjawab telepon ku. Andai saja... Aku tak bertemu wanita dengan rambut coklat panjan...