Pagi itu aku terbangun, pagi yang tak lagi sama seperti sebelumnya, kulihat sekeliling rumah tak ada tangisan bintang dan juga suara Tatiana yang biasanya sangat bising dari arah dapur sana....
Rasanya semua sangat menyesakkan di dada, kejadian tadi malam memutar lagi hal buruk yang kulakukan pada Tian....
Air mata mengalir begitu saja, padahal aku tidak pernah lagi menangis sejak hari papa meninggalkan kami...
Kini air mata itu jatuh tiada henti, agaknya nurani ku tak bisa membohongi
Aku tau ada yang salah di diriku, padahal Tian sudah sering kali mengingatkan bahkan mengajak ku pergi ke psikolog. Tapi selalu saja ku tepis dengan alasan semuanya normal, hanya dia yang berlebihan....
Entah iblis apa yang bersemayam dan berkecamuk dihatiku, respon itu keluar begitu saja, saat Tian mencoba lari dari semua penahanan yang kubuat agar ia tidak pergi, mulai dari memasang CCTV, mempekerjakan pak Rahmat untuk mengawasinya.
Tapi Tian selalu saja tidak terduga, ia memikirkan semuanya lebih matang dariku, bahkan dengan kandungan itu dia masih bisa memikirkan membawa Stutngun saat kembali kerumah menemui ku dan pak Rahmat yang tengah menyusun siasat, aku tau dia pasti kembali, karena dia pasti iba melihat keadaan pak Rahmat yang terikat.
Tian memang selalu saja terlalu naif dia lebih memikirkan keadaan pak Rahmat dibanding dirinya sendiri, tidakkah dia sadari tali ikatan dan darah palsu itu hanyalah alibi...
Kulihat matanya terlihat ketakutan teramat sangat malam itu, awalnya aku hanya ingin memberi Tian pelajaran Kemudian kembali menahannya, tapi darah ku sudah terlalu mendidih melihat ia selalu saja melawan kehendak ku, ditambah ia tak membawa Bintang bersamanya
Dari cekikan, semua mengalir begitu saja. ku layangkan lagi kepalan tanganku ke dinding, mengingat kejadian bodoh yang ku lakukan pada Tian, bagaimana mungkin aku bisa bertindak se brutal itu, ditambah lagi ia tengah mengandung anakku
Kali ini Tian takkan mungkin lagi kembali seperti sebelumnya
Air mata sialan ini mengalir lagi....Tian..... Bintang..... Maafkan aku....
•••••
Sebenarnya aku tidak serta Merta hilang kesadaran saat benda itu menyentuh perutku dan seketika menyengat tubuhku dengan aliran listrik.
Aku membiarkan diriku untuk tidak lagi berbuat lebih gila dari itu, aku bahkan bisa merasakan Tian saat menyimpan senjataku, kemudian pergi bersama pak Rahmat, aku masih mendengar kunci pintu berdetak saat mereka meninggalkan aku disini.
Aku melepaskan Tian, melepaskannya yang tak bisa lagi bersama ku, menahannya lebih lama hanya akan memperparah luka untuknya, sementara hatiku yang gelap ini, tak juga menemukan jawaban pasti untuk hubungan ku dengan Aorora...
Aku juga terlalu pengecut untuk meninggalkan simpanan ku.
Pagi itu adalah pagi terburuk dalam hidupku, aku telah menghancurkan keluarga ku dengan tangan ku sendiri.
•••••
Pagi-pagi berikutnya menjadi lebih buruk dari sebelumnya, kedatangan tamu tak diundang dengan keadaan hatiku yang masih berkecamuk
Mas Rudi dan seorang temannya sudah berada dihalaman rumah saat aku baru saja hendak berangkat kekantor. Dimulai dengan perdebatan panjang yang akhirnya menguak lagi sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, Tian memang sangat cerdik dari dugaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Beloved (BAD) Wife {Bagian Arya}
RomanceRang #1 segitiga -Mei 2021 Rang #1 mendua - mei 2023 Pagi yang merubah segalanya Ya....Pagi itu saat ku terbangun dan kau tidak lagi membalas pesanku, tidak lagi menjawab telepon ku. Andai saja... Aku tak bertemu wanita dengan rambut coklat panjan...