chapter 6.

1.9K 114 13
                                    

Aku berlarian membawa Tian masuk kedalam Rumah Sakit.... Beruntung petugas medis di sana cekatan mengambil tindakan, membawa Tian ke ruang UGD, meninggalkan aku, mama dan Hana diluar dengan penuh kecemasan.

"Tolong selamatkan istri saya sus.. dok....."ucapku dengan keringat bercucuran dan tangis tertahan

"Kami akan berusaha sebaik mungkin...., Bapak silahkan menunggu diluar, jangan lupa berdoa...." Seorang wanita berpakaian perawat berkata dan segera masuk kedalam ruangan tersebut kemudian menutupnya

Tak pernah terbersit di otakku, semua kesenangan semu bersama Aurora mengakibatkan hal yang sefatal ini....

Aku tak bisa membayangkan sesuatu yang buruk menimpa Tian dan calon bayi kami... Aku tak sanggup kehilangan mereka Tuhan......

30 menit berlalu, kami sudah diperbolehkan melihat keadaan Tian didalam sana, dokter wanita itu meminta ku menemuinya diruangan kerjanya. Sementara Hana dan mama mengurus administrasi dan juga pemindahan Tian ke ruangan inap. 

Dokter tersebut mulai menanyakan kejadian yang menyebabkan Tian mengalami pendarahan hebat, kukatakan karena permasalahan rumah tangga dan kami berkelahi cukup besar malam itu...

Setelah menghela nafas cukup dalam, Dokter mengatakan kondisi yang dialami tian, ia sudah kehilangan banyak darah, denyut nadinya dan sang bayi bahkan sudah melemah. Tapi agaknya Tuhan masih mendengar doaku, Tian dan bayinya bisa sangat kuat bertahan dan berhasil diselamatkan, meski ia masih belum sadarkan diri

Dokter memintaku untuk lebih sabar menghadapi Tian, menjaganya agar tidak stress atau banyak pikiran, dia tidak diperbolehkan lagi berkendara jauh apalagi menyetir sendirian....

"Satu hal yang sangat penting pak Arya, jika hal ini terjadi lagi, saya tidak bisa menjamin apakah istri dan calon anak bapak bisa selamat.... Saya harap sebagai suami siaga bapak sudah selayaknya menjaga mereka dengan baik..."

"Terimakasih kasih dokter... Saya akan jaga sekuat tenaga saya.. insyaAllah..."

Disaat getir seperti itu aku menjadi sangat amat merasa bersalah, tak hentinya mengutuk diriku sendiri, kini baru aku mengerti apa rasanya hampir kehilangan....

Andai saja....
aku tak terbujuk rayuan Ridi

Andai saja...
Aku bisa menjaga pandangan ku dan tak melangkah begitu dalam bersama Aorora

Hari ini pasti Tian dan bayiku tak berada disituasi seburuk ini...

Tiga jam berlalu akhirnya Tian sadarlah diri, ia terasa amat dingin padaku, aku mengerti.... aku tak bisa memaksanya... Ku berikan ia waktu untuk menenangkan dirinya

Maafkan aku sayang....

•••••

Meski sulit mencairkan hati Tian yang dingin dan membatu, akhirnya ia memberikan lagi satu kesempatan untukku...

Kuputuskan hubungan gelapku bersama Aurora, kukatakan padanya bahwa aku tak lagi bisa meneruskan semua kegilaan ini....

Aku ingin memperbaiki rumah tangga ku dan kembali pada Tatiana dan juga calon bayiku....

Aku tau pasti ia juga sangat terluka dengan semua keputusan ku, terdengar isak tangisnya melalui sambungan telpon sore itu....

"Aku masih menunggumu mas..   sampai kapan pun, datanglah jika kamu butuh aku....," Ucapnya lirih sebelum sambungan kami berakhir

Aku hanya bisa menarik nafas panjang...

Terjerat dengan dua hati yang membuat hari-hari ku tidak pernah bisa nyaman....

To My Beloved (BAD) Wife {Bagian Arya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang