Wawancara Penulis

400 14 0
                                    

Kamu tahu dari mana, sih, ada lomba Campus Couple? Terus kenapa tertarik ikutan?

Pertama kali tahu informasi lomba Campus Couple jelas dari akun Instagram Noura Publishing, dong. Waktu itu aku masih menjadi pencari buku diskonan (sampai sekarang) dan sosial media penerbit suka posting info diskonan buku di akun mereka, maka aku follow. Ternyata ada info itu, hahaha.

Kenapa tertarik ikutan? Kalau boleh jujur, waktu itu aku lagi dalam masa galau karena teman-teman sudah dapat kerja sedangkan aku belum (kayaknya aku penulis Campus Couple paling muda, deh). Aku ingat banget, waktu itu dapat e-mail penolakan dari satu perusahaan (HAHAHA) dan pas banget nemu info ini. Aku yang galau, sedih, dan kangen dunia kampus langsung enggak pakai basa-basi lagi nyari ide untuk lomba Campus Couple. Kurang lebih ini bisa jadi media healing aku hahaha.

Inspirasi menulis cerita Campus Couple ini datangnya dari mana?

Kalau sudah baca Senior from Hell, pasti tahu tokohnya dari jurusan apa. Jurusanku kurang lebih mirip sama jurusan Devan dan Noura. Kalau di kampusku, jurusan mereka dan jurusanku ada di bawah satu departemen karena dulunya jurusanku adalah peminatan dari jurusan tersebut. Nah, inspirasi ini datang dari sana hahaha. Jiwa halu-ku berpikir, kayaknya asyik, nih, kalau punya senior kayak Devan. Adegannya juga banyak yang terinspirasi dari kegiatan kampusku dulu. Bahkan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Senior from Hell sesuai dengan UKM yang aku ikutin. Beberapa tokohnya juga terinspirasi dari orang-orang di sekitarku, tapi enggak 100% mirip orang di dunia nyata.

Seberapa sulit, sih, menulis dengan deadline satu minggu karena wajib diunggah di Wattpad Noura?

Sulit enggak sulit karena aku kebiasaan nulis satu bab 1000-1500 kata. Bahkan kadang kurang dari 1000 kata. Jadi, yang agak sulit di situ. Oh. Satu lagi: mood. Perlu banget setting mood untuk nulis, terutama kalau saat itu kita lagi ada masalah atau hal-hal lain yang buat mood jadi down. Salah satu siasat untuk meningkatkan mood adalah mendengarkan musik yang happy dan energik kayak Twice atau BTS. Terus untuk mencari ide adegan, aku dengerin lagu Day6 dan The Rose. Bikin ambyar dan otakku jadi bisa dipakai lagi (iya, selama ini otakku ditinggal di lemari dan enggak dipakai).

Menurut kamu, apa yang membedakan seri Campus Couple dengan novel-novel young adult Indonesia lainnya?

Kasih tahu enggak, yaaa? Hehehe. Menurutku, Campus Couple enggak cuma adegan kinyis-kinyis semanis janji palsu, tapi juga tentang kehidupan kampus dan kegiatannya. Dimulai dari OSPEK yang bikin jantung mau copot sampai drama ngerjain tugas yang bikin kita kayak zombi. Jadi, bisa dibilang Campus Couple itu relatable banget.

Apakah kamu juga membaca seri Campus Couple lainnya? Yang mana favorit kamu?

Baca, dong. Semua aku baca, tapi belum selesai aku baca sampai bab yang terakhir di-update di Wattpad hahaha. Kalau ditanya mana yang paling aku suka, aku suka semua, kok. Semuanya tuh unik dan punya gaya menulis yang berbeda. Bikin geregetaaan! Ditanya begini jadi bingung. Yang mana, ya? Sulit memilih L

Kamu itu tipe yang kalau nulis harus ada visual karakternya enggak, sih?

Enggak, kok. Aku enggak matok visual karakternya kayak gimana dalam artian seperti Jimin BTS atau lainnya. Karena kadang visualisasi di kepalaku suka beda sama pembaca. Jadi, aku bebaskan aja mau kayak gimana visual karakter oleh pembaca.

Apa adegan yang paling kamu favoritkan dari cerita yang kamu bikin?

Adegan rusuh-rusuh di lapangan Teknik! Hahaha. Bukan karena aku suka keributan, lho, tapi adegan Devan-Noura di situ menurutku lucu aja. Digendong. Unch banget. Kayak drama Korea enggak, sih? Sebenarnya salah satu cita-citaku adalah digendong kayak Noura, tapi yah ... begitulah. Kaum jomlo pasti paham.

Sifat-sifat kamu yang mana, nih, yang juga dimasukin ke karakter dalam novel kamu?

Banyak! Di Devan ada, di Noura juga ada. Makanya kata temanku yang baca, "Setiap gue baca cerita lo, gue selalu ngebayangin muka lo. Gaya ngomongnya, bahasa yang digunakan, sampai narasinya tuh lo banget." Jadi, yah, mereka adalah aku yang dicampur dengan beberapa karakteristik lain.

Kalau kamu lagi nulis, biasanya ditemani apa? Jangan jawab pacar, lho, ya!

Sebagai ketua Ikatan Jomlo Abadi, pertanyaan seperti ini sangat menyinggung. Jelas-jelas aku sendirian, enggak ditemani siapa pun, tapi pertanyaannya ditambahi kata pacar. Sebagai pengganti satu kata laknat itu, aku ditemani lagu-lagu penuh kebahagiaan dan energik. Sebelumnya aku bilang dengerin lagu BTS dan Twice untuk meningkatkan mood, 'kan, ya? Sebenarnya ada banyak lagi. Banyak banget sampai aku lupa apa aja. Kadang dengar lagu NCT, McFly, The Vamps, dan lainnya. Banyak banget, deh.

Biasanya paling sering nulis pukul berapa?

Aku paling bisa nulis saat sepi. Jadi, malam hari atau pagi-pagi banget sekitar pukul 1-6 pagi.

Karena lagi ngomongin romance, share dong film, buku, dan penulis romance favorit kamu!

Penulis romance kesukaanku ada banyaaak. Yang muncul di kepala saat ini adalah Ilana Tan dengan mega bestseller-nya, Jenny Han dengan To All The Boys I've Loved Before, dan akhir-akhir ini aku lagi suka ceritanya Aya Widjaja (ibu dari Rigel, Raven, Ash, dan banyak anak lainnya). Untuk film, aku enggak suka yang sedih-sedih karena sekalinya aku banjir air mata, Indonesia tinggal nama. Jadi, aku memutuskan untuk menyebut film Flipped. Manis unyu gimana gitu. Film 10 Things I Hate About You juga masih sering aku ulang-ulang, haha.

Ada tips enggak buat yang lagi mager nulis di luar sana?

Pertanyaan ini kayaknya paling sulit dijawab, deh. Soalnya aku tim mageran! Hehehe. Hm ..., dari beberapa bulan nulis Campus Couple, menurutku tips paling baik (bukan paling benar) adalah menulis dengan menggunakan target. Target ini dijadikan acuan aja, sih. Misal 60 ribu kata dalam enam bulan. Berarti sebulan 10 ribu kata. Berarti seminggu berapa ribu kata. Gitu, lhooo, biar jelas mau kapan dimulai dan diakhiri, enggak kayak hubungan kamu sama doi yang digantungin.

Selain itu, teman satu tujuan juga diperlukan, sih. Kalau mendadak ditengah perjalanan menulis penyakit magernya kambuh, setidaknya ada orang-orangyang bisa menyuntikkan semangat untuk terus maju.

[CAMPUS COUPLE] Hanifah Khairunnisa - Senior from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang