Penulis Menjawab

318 10 0
                                    

@HafsahAzzahra09

Pernah merasa ingin tenggelam dari dunia literasi?

Pernah banget! Hahaha. Saat itu ada prioritas lain, jadi dunia baca-tulis enggak kepegang sampai di titik aku mau nyerah aja. Waktu itu baca buku udah jarang banget, apalagi nulis. Hahaha.

Bagaimana cara meningkatkan mood menulis?

Masalah mood menulis ini beda-beda untuk tiap orang, ya. Ada yang merasa harus take a break, tapi kalau di aku mah hajar aja. Karena kalau ikutin mood, enggak akan ada ujungnya. Untuk masalah kualitas tulisan urusan belakangan karena bisa diedit, hehe.

Aku punya dua saran yang cocok untukku dan semoga cocok untukmu:

1. Dengerin musik yang sesuai dengan mood cerita. Misal, ceritanya romantis-komedi. Biasanya aku akan mendengarkan musik romantis bikin gemas sampai telinga berdarah, hahaha. Setelah itu, suasana nulis akan terbentuk.

2. Komitmen sama diri sendiri. Tetapkan target. Mau nulis cerita berapa lama? Enam bulan? Berapa minimal kata untuk ceritamu? Apa hukuman untuk dirimu kalau enggak mencapai target? Poin ini harus disiplin banget, sih. Tapi, aku percaya kalau ada kemauan pasti ada jalan hoho. Mau ada angin topan sekalipun (baca: mood jatuh ke dasar jurang), pasti akan dijalanin kalau udah komitmen sama diri sendiri.

Bagaimana perjalanan menulis sampai di titik ini?

Pengalamanku sangat minim hahahahah. Bahkan cerita Senior from Hell adalah cerita puluhan ribu kata pertama yang pernah aku selesaikan. Rasanya lega, kayak induk ayam habis ngeluarin telurnya, huhu.

Zaman SD, aku (niatnya) nulis novel di buku tulis. Terus punya komputer, nulis di komputer. Setelah mengenal internet, tulisanku mulai disebar. Sayangnya, aku sangat mudah insecure (jangan ditiru!), jadi ceritanya selalu enggak selesai dan kadang dihapus. Kenapa? Karena menurutku karyaku enggak layak dibaca orang. Terus aku memberanikan diri keluar jalur dari menulis novel ke cerita pendek dan merasa nyaman dengan cerita pendek. Aku juga beberapa kali ikut lomba cerita pendek meskipun yaaah lombanya bukan skala besar.

Saat ada ajang lomba Campus Couple ini, aku merasa insecure. Pengalaman nulis novel aja hmmm ... enggak ada yang selesai. Nulis romance aja enggak kepikiran sama aku, hahaha. Tapi, yah, kalau enggak pernah nyoba, enggak akan pernah tahu kita bisa atau enggak, 'kan? Jadi, aku memberanikan diri dan di sinilah aku.

Jangan ikutin masalah insecure, ya. Jangan takut mencoba, pokoknya >.<

Cara menentukan nama tokoh dan judul?

Hahaha, dulu judul Senior from Hell bukan itu dan nama tokoh cowoknya bukan Devan. Aku diminta ganti judul dan nama sama editor, jadi aku juga sama kesulitannya denganmu, hahaha. Kalau untuk nama tokoh, mungkin cara ini bisa dipertimbangkan:

1. Catat nama-nama orang sekitar yang menarik. Aku punya daftar nama-nama orang terdekat yang menurutku cocok dijadikan nama tokoh kalau karakternya begini dan begitu.

2. Cari di internet.

3. Pastikan nama tokohmu sesuai zaman dan daerah. Agak gimana gitu kalau nama kakek-nenek Nathan-Tiffany padahal kelahiran 1930-an dan orang Jawa tulen.

4. Kalau namanya nyeleneh, pastikan ada alasan di balik nama itu. Aneh aja namanya Rosa Spinossisima (salah satu jenis mawar), tapi orangtuanya enggak ada hubungan sama tanaman atau hal berbau biologi. Kalau aku jadi orangtua dan enggak tertarik sama dunia tumbuhan, aku enggak akan kepikiran ngasih nama anak Rosa Spinossisima.

Untuk judul, memang agak sulit hahaha. Tips sok tahuku:

1. Gunakan peribahasa atau judul yang sudah ada, tapi dipelesetin. Dipelesetinnya harus sesuai sama ceritamu juga, ya.

2. Cari kata yang berhubungan dengan ceritamu, lalu susun kata-kata itu menjadi judul.

3. Tanya orang apakah judulmu menarik. Kalau orang itu merasa tertarik atau nanyain makna di balik judulmu, orang lain mungkin juga akan tertarik sama judulmu.

PS: Mungkin jawaban ini sesat. Boleh cari referensi lain, hahaha.

Bagaimana cara menulis novel panjang?

Pada dasarnya, aku juga enggak biasa nulis panjang. Nah, karena enggak biasa, makanya aku menyiapkan diri dengan menulis outline. Berapa kata per bab, setiap bab mau bicarain apa, dll. Setahuku ada banyak metode menulis outline. Ada tiga babak, save the cat, dll. Cari saja metode menulis outline yang paling sesuai dengan gayamu.



@askeway

Cara membuat tokoh yang tidak keluar karakter?

Sejujurnya, aku masih belajar hal ini, hahaha, tapi akhir-akhir ini aku menemukan satu cara, yaitu membuat detail karakter sedetail-detailnya. Dimulai dari fisik, luka di tubuh (kalau ada), sifat, hobi, kebiasaan, panggilan tokoh ke orang lain, dll. Habis itu, berpedoman sama catatan detail karakter ini setiap kali nulis atau edit cerita.

Cara agar tidak bosan saat tidak ada ide?

Sebagai orang yang mudah bosan saat enggak ada ide, aku punya beberapa tips yang berpengaruh di aku dan mungkin berpengaruh di kamu:

1. Dengar lagu yang mood-nya sesuai dengan cerita.

2. Baca komentar sosial media.

3. Baca berita. Bisa berita perceraian artis, pembunuhan, politik, apa pun.

4. Nonton film/drama atau baca buku.

5. Ganti suasana. Biasanya aku nulis di kamar, tapi kalau bosan pindah ke ruang televisi, ke ruang tamu, atau ke halaman depan rumah. Bisa juga dengan jalan-jalan keliling kompleks, ke perpustakaan daerah, jalan-jalan naik kereta dalam kota tanpa tujuan, ke tempat rekreasi, atau mampir ke kafe dekat rumah. Tapi, berhubung lagi pandemi, aku sebisa mungkin enggak jalan-jalan tanpa tujuan hahaha.

6. Ngobrol sama orang lain. Kamu tahu kalau setiap orang punya pengalaman hidup dan perspektif berbeda, 'kan? Nah, menurutku ini ngebantu nyari ide sekaligus mengusir kebosanan. Coba ajak ngobrol orang-orang yang enggak kamu kenal atau yang kamu kenal. Tanya hari mereka gimana, ada kejadian menarik apa, tanya hal paling berkesan apa yang pernah terjadi dalam hidup mereka, dll. Cara paling mudah adalah coba tanya keluarga atau orang terdekatmu. Sebenarnya cara ini mirip dengan wawancara, sih, tapi lebih "lentur" karena di sini kamu bisa ngomongin hal-hal enggak penting sama orang lain. Meskipun yang diomongin enggak penting, tapi bisa bantu ngusir kebosanan, kok, dan kadang bantu ide mengalir lagi.



@GentaWilly9

Cara mengembangkan karakter agar tidak stuck?

Pertanyaan yang cukup sulit karena aku masih belajar hahaha. Dan, berhubung aku juga masih belajar, jadi aku lebih banyak mengamati buku/film dan baca buku/artikel tentang Character's Arc ini. Tapi, menurut teori sok tahuku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Apa peran karakter ini? Kalau perannya enggak penting, sekali lewat aja, enggak perlu dikembangin. Kalau perannya penting, sebaiknya berkembang.

2. Setiap manusia harus punya tujuan hidup, begitu juga karakter dalam ceritamu. Sepengalamanku, orang yang punya tujuan akan berani berkembang. Hal ini juga berlaku pada karakter dalam ceritamu. Jadi, pastikan karakter ini punya tujuan dalam cerita, entah tujuannya positif atau negatif.

3. Susun cerita serapi mungkin. Sebelum menulis, sebaiknya kamu sudah tahu cerita ini mau dibawa ke mana. Konfliknya bagaimana, kalau bisa ending-nya juga sudah kamu bayangkan. Jadi, bisa kebayang apa yang bisa dikembangkan dari karakter ini.

PS: Mungkin jawaban ini sesat. Boleh cari referensi lain, hahaha.



@Miaiay

Apakah ada lanjutan untuk cerita Senior from Hell?

Adaaa di novel >.< Ada tambahan bab juga untuk versi novel, kok. Info selanjutnya akan diberi tahu, yaaa. Sering-sering buka akun Instagram @noura.pop dan Wattpad @nourapublishing ;)

[CAMPUS COUPLE] Hanifah Khairunnisa - Senior from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang