21. Sesak

91 13 7
                                    


Tian tersenyum dan ikut masuk ke dalam kamar Rosy. Tian meletakkan koper dan  barang barang Rosy di pinggir  dinding dekat pintu.

Setelah meletakkan barang yang dipegangnya Rosy mengajak Tian keluar

"Ayo..aku antar kamu ke depan.."

Rosy berjalan mendekati Tian dan mengajaknya keluar kamar tapi Tian bertahan dan menarik pinggang Rosy untuk didekapnya.

"Aku rindu..rindu yang sangat menyiksa..kamu gak pernah pergi selama ini .. kamu juga gak bisa dihubungi" ucap Tian lirih ditelinga Rosy, jari jemarinya yang panjang dan kurus menyusuri wajah mungil Rosy.

"Sinyal kadang gak ada jadi aku juga gak kepikiran untuk menelpon" jawab Rosy seadanya

Tian menyeringai, tatapan curiga ia layangkan namun Rosy tak berpengaruh, jemari Tian bergerak turun , menyusuri leher, bahu..menyusup dibalik blouse berbahan jatuh dan lentur itu..tangannya mulai meraba, mengelus kulit mulus Rosy dari bahu, ke punggung..lengan

Wajah Tian maju mendekat.. menciumi leher hingga ke bahu..matanya menelisik mencari cari adakah tanda tanda percintaan bersemayam ditubuh sang kekasih.

Sedangkan Rosy menikmati sentuhan dengan mata terpejam, kepalanya perlahan mendongak ke atas ketika bibir Tian mengeksplor bagian lehernya kembali dan tangan Tian mulai berusaha menurunkan blouse yang Rosy kenakan.

("Hentikan Rosy hentikan")

Satu Sisi dalam dirinya meminta Rosy untuk berontak tapi sisi lainnya membiarkan Tian untuk tetap bergerilya .. karena cinta dan sayang..

***
Trims udah baca n vote
💜💜

***Trims udah baca n vote💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Hate Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang