18. Rahmi kenapa?

215 36 3
                                    


***

Ilipyii buat yang udah nunggu sisterhood up 😀

Selamat membaca 🤗

***

18. Rahmi kenapa?

Oke, kini sisterhood kembali bersekolah. Memang tidak ada habisnya ini sekolah. Rasanya sangat lamban sekali menuju hari Minggu.

Masih terdengar juga gosipan gosipan murid lain yang membicarakan Gian. Mungkin idola nya ini kemarin mengantarkan Teresa kembali. SisterHood tidak memperdulikan nya sekarang.

Sesampainya di kelas, mereka langsung di kejutkan oleh satria dan Gavin yang mengagetkan mereka, dengan berdiri di belakang pintu. 

Dengan sigap pun sisterhood menjitak, menggeplak kepala dua orang tidak waras itu. Yang di aniaya hanya meringis tidak jelas.

"Kenapa Lo ngagetin kita sarpe'a!" Kesal Rahmi

"Ekhem, sebagai ketua yang baik, rakyatku...." Jeda satria

"Hari ini adalah hari kalian BAYAR KAS!" Sambung satria sambil teriak di dua kata terakhir.

"Oh!" Sahut sisterhood lempeng.

"Heh! Ekhem, sebagai wakil ketua yang bijak, tuan Gavin ini, yang tidak lain ganteng dan vintar, ingin memberi tahukan kalo kas kalian semua sudah menumpuk disini. Bisa bisa kaya kelas ini kalo kalian bayar semua kas yang sudah numpuk!" Peringat Gavin menghentikan sisterhood yang ingin melangkah menuju bangku masing masing.

"Iya kita bayar! Minggir dulu! Gue mau duduk di bangku!" Ketus Salwa. Bagaimana tidak kesal coba? Pagi pagi udah di tagih uang kas dengan cara menstream.

"Silahkan tuan putri!" Ucap Gavin dan Satria dengan membungkukan badanya layak seorang pengawal kerajaan yang menghormati sang tuan putri.

"Berapa jumlah kas gua BangSat?" Tanya Rahmi

"Bentar nyai!" Sahut Satria, lalu memanggil Teresa si bendahara kelas.

Teresa lagi, Teresa lagi! -batin Salwa

"Ini Satria, buku catatannya!" Ucap Teresa

"ASHIAPP!"

"Emmm, Salwa, Lo tujuh puluh dua ribu lima ratus. Rahmi Lo sembilan puluh satu ribu duaratus lima puluh perak, Lia lima puluh lima lima ratus, Asti Lo sama kek Salwa tujuh puluh dua ribu lima ratus, sopi Lo seratus ribu lima ratus, Risma dua puluh ribu dua ratus lima puluh perak, karna Lo paling rajin bayar kas ya.  Zahra enam puluh lima ratus dan lani, Lo sembilan puluh lima ribu tiga ratus lima puluh perak. Cepetan bayar mana mana?" Tagih Satria.

Cengo. Sekarang sisterhood benar benar bingung. Bagai mana tidak? Mana ada nagih uang kas ribet nya nauzubillah?

"Lo mau nagih kas? Apa mau buat kita ngitung?" Tanya Sopi

"Masa iya, uang kas ada Dua ratus lima puluh perak sih? Kalo ada lima ratus nya sih masih wajar" ucap Risma

"Sebenernya ini bayar kas seharinya berapa sih?" Tanya lani mulai emosi

"Gada kerjaan!" Sahut Lia

"Lo itu cocoknya bukan jadi ketua kelas Sat, tapi jadi rentenir aja sekalian! Itu Lo mau nagih kas, apa morotin plus buat pusing  kita sih?" Kesal Zahra

"Ngerjain kita Lo? Supaya kita ada kerjaan?"

"Ai donet kenow!" Sahut satria watados

"Mana uang nya?" Tagih Satria lagi

"Kek orang susah!" Ucap Lia dingin sambil menyodorkan uang seratus ribu.

"Nah, Ai laik ini!" Sahut Gavin bangga.

SisterHood (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang