27. kembali dengan sendirinya

200 24 2
                                    

***

Perhatian! Typo bertebaran 😀

***

"Udah sore ini, tapi tuh bocah dua belum nongol nongol juga!" Resah Salwa berjalan mondar mandir kek setrikaan.

Sisterhood masih setia menunggu lani dan Lia di villa. Namun, sampai matahari hampir terbenam pun, mereka berdua belum menunjukan batang hidung nya. Sisterhood jadi semakin khawatir. Di telfon juga tidak di angkat.

Sisterhood juga sudah mencoba untuk menghubungi orang tua mereka berdua. Tapi orang tua lani dan Lia pun tidak tahu dimana keberadaan anaknya, terakhir katanya kan mau beli kue. Mana ini sisterhood masih pake seragam sekolah. Belum sempet ganti baju.

"Yaudah lah! Mereka berdua kan jago beladiri coy!" Ucap Zahra mencoba untuk menenangkan kekhwatiran sahabat sahabat nya.

"Gimana kalo kita susul ke sekolah aja? Siapa tau mereka berdua ada di sana nunggu taxi!" Usul Risma

"Ide bagus!" Sahut Rahmi

Untuk menghilangkan kekhwatiran, sisterhood pun mencoba untuk pergi ke sekolah kembali. Meskipun usulan Risma itu tidak meyakinkan. Toh, Ngapain si lani sama si Lia nungguin taxi sampe sore? Lebih baik kan naik ojek aja, langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di sekolah pun mereka tidak menemukan keberadaan sahabatnya itu. Sudah nanya kepada mang kantreng-si penjaga sekolah pun katanya tidak tahu.

"Ke pangkalan!" Ujar Salwa

Sisterhood pun berjalan menuju pangkalan. Tidak terlalu jauh sih, dari area sekolah.

"Nggak ada!" Ucap Sopi

"Bentar bentar!" Jeda Salwa

"Apaan?" Tanya Zahra

"Ituu-" ucap Salwa sambil menunjuk ke arah sepatu Lani yang berada di dekat rumput.

"Lah! Itukan sepatunya si tayo? Ngapain sepatunya doang di situ?" Heran Rahmi

"Aku nemuin ini nih!" Ucap Asti. Lalu menyodorkan sebuah gelang yang selalu di pake oleh Lia.

"Astagaaaa!!" Teriak Rahmi histeris.

"Kemana yah mereka?" Sambung Rahmi lagi

***

"Xel!" Ucap lani

"Hemm"

"Gue tau gue cantik xel! Tapi ini kita lagi dimana? Kok kayak di gudang  gitu ya?" Heran lani. Mana tangan nya masih diiket lagi. Untung si lani bisa duduk manis karena di kasih kursi oleh si cungkring.

"Pede amat!" Sahut Axel.

"Nama Lo siapa?" Tanya Gerald.

"Lani, tapi jangan panggil gue lani tayo! Karena gue bukan temen nya si tayo, si Rogi, ataupun si Gani! Inget itu!" Jelas Lani

"Terus yang ini?" Tanya Gerald. Menunjuk ke arah Lia yang berada di sebelahnya.

"Masih aja lu dempet dempetan aelahh!" Sindir lani.

"Ck! Jawab aja! Temen Lo ini susah banget di ajak bicara! Gagu bukan sih?" Tanya Gerald. Yang langsung saja kaki nya diinjak oleh Lia.

"AWWW!" Erang Gerald.

"Makanya! Sembarangan sih kalo ngomong! Temen gue itu namanya Lia! Dia emang gitu, irit bicara! Pokoknya nggak cocok lah sama Lo yang cerewet dan petakilan!" Ujar lani

SisterHood (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang