-alat pelacak nya hilang-
•reiva"Ayah pikir ini semua perbuatan orang terdekat kalian" kini mereka sedang berdiskusi dengan keluarga Reiva tentang masalah ini.
"Reiva! Kamu harus hati hati! Revan, bunda mohon jaga Reiva"
"Pasti Bun" Revan menarik tangan Reiva duduk, seraya membisik kan sesuatu.
"Bunda suruh aku jagain kamu" bisik Revan.
"Terus kenapa kak?" Tanya Reiva.
"Gak papa sih, cuma bilang aja" Reiva memutar bola matanya malas, ternyata hanya itu.
"Bun, yah, Revan sama Reiva pamit ya, soalnya udah malam"
"Iya, tidur nya jangan kemalaman" ucap bunda lalu di turutin oleh Revan dan Reiva.
Di rumah, Revan memeriksa setiap sudut pandang nya,namun tak menemukan ancaman itu, seperti nya jika Reiva tidak mendekati Caysa tidak ada ancaman atau teror.
"Udah yuk, tidur" ajak Revan, menarik tangan Reiva, namun mata gadis itu menangkap sosok di dapur. Ah masa hantu?.
"Kak! Liat deh" Reiva mengarahkan pandangan Revan ke titik tersebut.
"Kenapa?"
"Ada orang" Revan mengkerut kan Kening nya. Reiva seperti nya salah lihat.
"Gak ada, lagian gak mungkin orang masuk. Udah lah besok mau sekolah" mereka masuk ke kamar, bersih bersih seperti mencuci muka dulu menggosok gigi lalu membersihkan tempat tidur.
Bugh...
Revan di dorong oleh Reiva, sebabnya kasur ini belum selesai di bereskan oleh Reiva udah di tempati duluan oleh Revan.
"Kok di dorong, sakit tau!" Kesal Revan.
"Belum selesai kakk, masa udah di tempati aja" ujar Reiva.
Revan duduk di lantai, rasa nya malas jika harus berpindah tempat. Melihat Reiva sekarang rasa nya seperti ini mempunyai bayi. ah membayang kan nya saja Revan sudah malu malu kucing apa lagi kalau beneran. Heh Revan!
"KAN ENAK KALAU GINI, BERSIH" ucap Reiva. Lalu tak lama ia melirik ke Revan, gak beres ni anak. Masa senyum senyum sendiri.
"KAK!" panggil Reiva, tapi tak ada sahutan, yg ada Reiva hanya ngeri sendiri. Hantu yg di dapur?
"KAK REVAN! JANGAN BIKIN REIVA TAKUT" teriakan ke sekian kalinya baru lah Revan tersadar tapi tetap saja di males bergerak.
"Kak! Kakak kenapa sih? Ada hantu ya? Atau cicak!"
"Bantu aku ke kasur Reiva" mode malas bergerak nya kambuh, mungkin efek ngantuk.
"Aaaaa-aaaaaa-aaaaa, Reivaaaa-aaaaa malessss-ssssss" dari pada membantu Revan, lebih baik Reiva menutup mata nya dan menuju mimpi nya.
"REIVAAAAAAAAAA" teriak Revan yg Berhasil membuat Reiva membuka mata nya. Ternyata Revan mempunyai teriakan yg bagus:).
"Kakak kan punya kaki, tangan, mata, kepala, telapak kaki, telapak tangan, bulu mata, rambut. Jadi jalan sendiri lah, Reiva males jalan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan Reiva
Ficção Adolescente[Cerita ini sudah ending] gimana cerita nya adek kelas yg tak sengaja bertemu kakak kelas yg dingin nya mengalah kan ice bear dan kakak kelas ini malah membawa adek kelas nya ke dalam teka teki hidup Reiva andriana pranuwinata dia lah adek kelas yg...