||happy ending

854 35 2
                                    

-untuk mu, istri ku-
•revan

-untuk mu, suami ku-
•reiva

8 bulan kemudian....

9 bulan telah berlalu, revan dan reiva hanya perlu menghitung minggu, bahkan hari. Kebahagiaan tak luput dari wajah mereka, menikah karena terpaksa bukan lah hal yg mudah dan tak jarang orang lebih memilih untuk bercerai. Tapi sepertinya revan dan reiva berbeda, mereka membuktikannya, mereka bisa.

"Are you ready reiva?" Tanya revan

"Nggak, reiva belum siap, reiva nggak tau harus ngapain nanti kalau kesakitan, kalau semisal nya nggak selamat gimana? Terus, anak kita gimana?" Jelas reiva panjang lebar membuat revan jengkel saat mendengar kata 'nggak selamat'

"Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu! Aku paling males denger kayak gitu" Tentang revan.

"Ya.. Tapi kan, itu bisa.... "

"Jadi atau nggak? Kalau gak, aku tidur lagi"

"Eh... Iya iya" Reiva menjawab tapi kaki nya tidak bergerak.

"Kenapa? Kok gak jalan?"

"reiva nggak bisa jalan" Revan hampir mengeluarkan tawa nya namun sebelumnya dia sudah melihat raut wajah reiva. Tidak memungkinkan.

"Kenapa? Ketawa aja" Ketus reiva

"Gak mungkin lah aku ketawa. Jadi mau nya aku gendong atau pakai kursi roda" Sedetik kemudian dia menggerutu gak jelas. Encok pinggang gue.

"Emangnya kakak mau gendong reiva? Reiva berat loh" Langsung saja revan menggeleng kan kepala nya.

"Kursi roda aja ya?" Tawar revan.  "Oke, reiva tunggu sini aja"

Revan mengambil kursi roda milik reiva di kamar, sekarang reiva tidak bisa sembarangan gerak, karna jika salah bergerak sedikit aja, uhhh mampus lah Revan. Revan datang membawa kan
Kursi roda untuk istrinya. Reiva di persilahkan duduk oleh Revan.

Tujuan mereka adalah rumah sakit untuk memeriksa kandungan reiva yg sudah memasuki tahap akhir pada mengandung. Sedari tadi malam reiva hanya berkata, kalau reiva gak selamat pas lahiran gimana?

Mereka sampai. Revan menarik nafas nya panjang panjang, karna ini pertama kali nya ia mempunyai anak, ini deg deg an karna untuk hari ini fase memeriksa kandungan, MINGGU BESOK NYA DIA HARUS RELA RAMBUT BAGUS NYA DI JAMBAK OLEH REIVA.

"wah, seperti nya kita tinggal menghitung hari. Semoga lancar ya persalinan nya reiva, oh iya kandungan reiva sehat sehat saja"

Revan memijit pelipis nya pusing.  "Dok, rekomendasi sampo penguat urat rambut ada gak?"

"Untuk apa kak?" Bisik reiva

"Sayang, waktu kamu lahiran, sepuluh persen lahiran, sembilan puluh persen kamu jambak rambut aku, kalau rambut aku gak kuat, yg ada aku botak" Ucap Revan

"Ohh, padahal reiva mau nya jewer kak Revan" Suaminya itu melotot besar, di jewer? Astaga.

"Dok ada transfusi telinga gak?"

"Gak ada revan" Jawab dokter

Setelah puas bercanda dan berbicara dengan dokter itu, mereka pulang ke rumah, reiva harus banyak istirahat sebelum lahiran.

"Kalau ada apa apa, panggil aku" Reiva mengangguk iya, lalu Revan menyelesaikan kerjaan kantor nya.

"Kak!"

Revan membalikkan badan nya.  "Kenapa?"

"Semangat!" Revan tersenyum. Ah kenapa sih ni anak selalu bikin baper.  "TIDUR!"

Revan ReivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang