Semalaman Mina tidak bisa tidur, hatinya gusar memikirkan pemenang perlombaan melukis itu, bahkan pagi ini ia harus sarapan di mobil karena terlambat bangun.
Di tengah sesi sarapan paginya, pikirannya terpaut dengan lukisan yang di gambar oleh siswa bernama Chaeyoung.
Gambaran lukisan yang bahkan membuat Mina terharu, sekaligus sedih. Lukisan itu menggambarkan kehampaan seseorang yang nampak dalam, bisa terlihat dari warnanya yang cenderung monokrom. Walaupun bukan professional, sedikitnya ia bisa membaca karakter lukisan. Gambar abstrak itu juga menunjukan kemarahan namun entah pada siapa.
"Non, gerbangnya mau di tutup" ucap seorang sopir membuyarkan lamunan Mina, dengan cepat Mina keluar dari mobil dan berlari kencang.
"Non, tas nya" teriak si sopir di balik gerbang dengan mengacungkan tas di hiasi gantungan penguin.
"Ah sialan! lempar aja pak" umpat Mina, merutuki kecerobohannya.
Mendengar perintah itu, si sopir melemparkan tas Mina melewati pagar tinggi sekolahnya. Padahal ia bisa saja menyuruh penjaga sekolah untuk membuka gerbang. Dalam kondisi kepepet manusia terkadang sulit berpikir jernih.
"Makasih pak" Mina kembali berlari karena bel masuk pasti sudah berbunyi. Mina berlari kencang agar segera sampai ke kelasnya.
Tangan Mina kini bertumpu pada daun pintu, sesaat setelah sampai di depan kelas dengan memburu nafas. Ia memberikan senyuman kepada tiga sahabatnya.
"Gila! Nyokap gue ga bangunin gue, padahal udah jam 7 kurang seperempat" keluh Mina saat tubuhnya duduk sempurna di samping Nayeon.
"Mankannya kita kaget, gue pikir lu janjian sama Jihyo buat bolos haha" kekeh Nayeon lalu membagikan pandangan pada Momo dan Sana.
"Eh iya, Jihyo ga masuk?" Tanya Sana yang di kenal 'telat'.
Kata Nayeon di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jika mereka cantik, ada saja kekurangan, misalnya Sana. Kecuali dirinya, sebab Nayeon mengatakan jika ia setengah bidadari, jadi ia cantik dan pintar.
Nayeon dan Mina yang sedang menatap Sana segera membalikan tubuhnya kedepan tanpa merespon pertanyaan tersebut, sementara Momo fokus dengan cemilannya. Buang-buang waktu jika mereka menjawab pertanyaan Sana.
"Gue udah chat tapi engga di bales, kayaknya dia masih tidur deh" tutur Nayeon di balas dengan anggukan kepala oleh Mina
"Nanti pulang sekolah kita jengukin yuk" Mina berbicara ke arah belakang kursinya, kalimat itu di tujukan pada Momo dan Sana
"Gimana dia aja" yang di maksud Momo adalah Sana, siswa yang membawa mobil ke sekolah.
"Jengukin siapa?" Tanya Sana memandang teman-temannya.
"Euuugh!" Nayeon dan Momo gemas jika Sana sudah seperti ini.
Mina hanya tertawa melihat para sahabatnya, namun tiba-tiba tawa itu hilang. Kembali pikirannya kini bercabang, memikirkan pemenang lukisan dan sahabatnya yang sedang sakit. Tidak lama berselang datang seorang guru menginterupsi kegaduhan kelas tersebut.
=====
Keadaan kantin riuh, ramai dan cenderung bising karena begitulah jika jam istirahat sedang berlangsung. Mina, Nayeon, Momo dan Sana yang sudah memiliki 'meja paten' di kantin, kini sedang berbincang ringan namun serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick
Fanfiction(COMPLETED) Inspired by Ada Apa Dengan Cinta. "When you know why you like someone, it's a crush. When you have no reason or explanation, it's love." Ketika kau mencintai seseorang, tidak akan ada kata yang bisa menjabarkan tentang apa yang kau rasak...