Mobil terparkir sempurna. Mina dan empat kawannya segera berlari menuju pintu utara bandara, namun mereka sedikit kesusahan karena langkah Jihyo masih tertatih.
"Ji, gue gendong deh mau ga?" Mina memunggungi Jihyo membuat ke empat sahabatnya tertawa
"Min, please tenang ya. Please banget. Lu duluan aja sama Nayeon kalo gitu. Biar gue sama Sana bantuin Jihyo" ujar Momo memberi solusi karena nampak sekali wajah Mina begitu panik.
Mina segera menarik tangan Nayeon untuk berlari mencari keberadaan Chaeyoung. Setelah gagal menelpon Chaeyoung dan ayahnya, Mina mendapatkan pesan dari Bambam yang mengatakan jika mereka sedang di perjalanan menuju bandara.
Mina kembali mencoba menghubungi Bambam namun hasilnya sama saja, tidak ada jawaban. Hanya pesan yang terus masuk ke ponselnya, memberi tahu keberadaan keluarga Bambam.
Tubuh Mina seketika melemas saat melihat seorang pria tinggi sedang berdiri dengan memegang koper.
Deru nafas kasar keluar dari mulut Mina, air matanya kini mulai tergenang. Pria itu yang sangat ia rindukan.
Dengan sisa tenaga, Mina memaksakan kakinya untuk melangkah mendekati pria bernama Chaeyoung itu.
"Chaeng..." Chaeyoung terhenyak saat mendengar suara yang tidak asing baginya. Terlebih gadis itu meremas baju Chaeyoung.
Bambam dan keluarganya pun terkejut melihat kehadiran Mina. Sementara dari jarak yang cukup jauh Nayeon, Sana, Jihyo dan Momo memperhatikan kedua insan itu. Nayeon bahkan memegang lututnya karena lelah setelah di ajak sprint di bandara oleh Mina.
"Aku sayang kamu!" Ujar Mina secara tiba-tiba membuat Chaeyoung sangat terkejut.
Plaaaak
Mina menampar wajah Chaeyoung membuat pria itu terperanjat kaget dan memegang pipinya. Sementara Mina masih mengatur nafasnya.
"Jangan hilang!" Pekik Mina
Chaeyoung tak banyak bicara, ia hanya menyodorkan sebotol air mineral yang sedang di genggam olehnya.
"Minum dulu" ujar Chaeyoung yang tahu jika Mina pasti sangat lelah.
Mina kembali berderai air mata saat mendengar suara pria yang biasa menemaninya setiap malam itu.
"Aku mohon! Jangan ngilang kayak kemarin lagi!" Kini Mina memeluk tubuh Chaeyoung membuat pria itu semakin bingung.
"Tapi kan kamu...."
"Aku minta maaf! Aku gabisa! Aku sayang sama kamu! Waktu itu aku panik!" Jelas Mina dengan suara terbata-bata karena mengatur nafas di tengah isakan tangisnya
Perlahan Chaeyoung melepaskan pelukannya dan menatap Mina, dengan halus ia mengusap air mata Mina, lalu tersenyum kecil.
Mina malah menangis, ia tidak bisa kehilangan pria aneh yang so misterius itu.
"Aku juga sayang kamu" ujar Chaeyoung, namun Mina malah semakin menjadi.
Percuma! Walaupun mereka saling mencintai tapi Chaeyoung akan segera pergi jauh!
"Aku mohon, jangan pergi!" Mohon Mina membuat Chaeyoung hampir menautkan alisnya
"Aku mohon! Aku sayang banget sama kamu, kamu engga akan pergi kan?" Lirih Mina namun Chaeyoung masih bingung dengan situasi saat ini.
Hingga terdengar pengumuman jika penerbangan menuju Norwegia akan segera boarding.
Mina menggengam erat tangan Chaeyoung dengan tatapan masih memohon. Sementara tangan kiri Chaeyoung masih menggenggam koper.
Koper yang sedang di pegang oleh Chaeyoung pun kini mulai di ambil alih oleh kakaknya.
"Kita berangkat dulu" ujar Yugyeom di balas anggukan oleh Chaeyoung.
"Take care, safe flight!" Ujar Chaeyoung membuat Mina perlahan melepaskan genggaman tangannya.
Mina menatap keluarga Chaeyoung dengan tatapan bingung.
"Chaeyoung engga berangkat" ujar Bambam membuat Mina menganga.
Sementara Yugyeom hanya tertawa karena dari tadi ia harus menahan tawanya, itu perintah Bambam.
Chaeyoung dan Mina nampak kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini.
Bambam memang sengaja memberi pesan jika mereka sedang berada di bandara namun tidak menyebutkan secara jelas siapa yang akan berangkat.
Ia pun kini tertawa puas karena rencananya untuk mengerjai Mina berhasil. Yugyeom bahkan tertawa terpingkal-pingkal.
"Om Bambam ngerjain aku?" Tanya Mina sedikit ragu bercampur kesal, namun Bambam hanya tertawa mendengar pertanyaan itu.
Mina berdecak kesal lalu mengatur nafasnya. Kali ini ayah Chaeyoung sangat keterlaluan namun ia merasa tenang karena nyatanya Chaeyoung tidak pergi bersama ibunya.
"Terus tiga hari ini kamu kemana?" Tanya Mina kepada Chaeyoung
"Bandung, ibu pengen jalan-jalan" tutur Chaeyoung begitu polos membuat Mina kembali menganga.
Tentang 'take care' pun tidak salah juga jika Jinyoung mengatakan itu, karena memang Chaeyoung berangkat keluar kota tapi ini sangat membuatnya kesal.
"Do you love my son?" Tanya ibu Chaeyoung pada Mina membuat gadis itu sejenak terdiam
"No!" Pekik Mina namun Yugyeom dan Bambam malah semakin tertawa kencang.
"Ayo bu, aku tenang sekarang" ujar Yugyeom dengan menggunakan bahasa Norsk membuat Mina kebingungam, sementara Chaeyoung hanya diam saja tidak ingin menanggapi apa yang kakaknya ucapkan.
"Jaga kesehatan"
Terpisahakan oleh jarak tentu membuat Chaeyoung sangat terluka, terlebih ia begitu menyayangi ibunya. Namun bagaimana pun ia kini sudah kelas 12 dan harus menuntaskan pendidikannya.
Chaeyoung memeluk tubuh ibunya begitu erat namun tangannya masih menggenggam tangan Mina.
"Jaga anakku" ujar ibu Chaeyoung dengan menggunakan bahasa Indonesia membuat Chaeyoung terkejut lalu tersenyum.
Bukan Chaeyoung yang menangis, namun Mina yang kini berderai air mata. Nampaknya 'penyakit' cengeng Sana menular padanya.
Lambaian tangan sang ibu dan kakaknya di balas dengan senyuman kecil oleh Chaeyoung, sementara Mina kini menangis tersedu di pelukan Chaeyoung.
Di sisi lain Nayeon dan Momo mengertakan genggaman tangannya. Mereka kesal pada ayah Chaeyoung yang menurutnya keterlaluan dan bisa saja membahayakan. Jihyo yang dari awal merasakan kejanggalan hanya diam karena ini sudah di prediksikan olehnya. Sementara Sana, sudah jangan di bahas, ia sedang menangis.
=End=
Gue tamatin ya. Makasih yang udah baca cerita mainstream ini dan kalo ada kesempatan gue kasih epilog.
Intinya engga ada angst ya?!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick
Fanfiction(COMPLETED) Inspired by Ada Apa Dengan Cinta. "When you know why you like someone, it's a crush. When you have no reason or explanation, it's love." Ketika kau mencintai seseorang, tidak akan ada kata yang bisa menjabarkan tentang apa yang kau rasak...