Maverick 15

1K 165 78
                                    

Mina turun dari kendaran beroda dua milik Chaeyoung dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Ia bergegas untuk masuk ke dalam, namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya saat mendengar derap langkah mengikutinya dari belakang.

Mina menoleh ke belakang dan menatap Chaeyoung yang juga ikut panik.

"Kamu pulang aja" titah Mina membuat Chaeyoung bingung, yang ia khawatirkan saat ini adalah keadaan Mina yang tidak bisa berpikir dengan tenang.

"Aku anter dulu kamu ke dalam, langsung pulang" Chaeyoung mencoba menarik tangan Mina untuk masuk ke dalam namun Mina seakan enggan melangkahkan kakinya.

"Please, kamu pulang" pikiran Mina kini terpaut pada teman-temannya. Mina tahu apa yang akan terjadi jika teman-temannya melihat Chaeyoung berada dan dirinya di waktu bersamaan.

Mina bingung, ia pun khawatir Chaeyoung tidak mengerti situasinya saat ini. Ia tidak bisa apa-apa, yang bisa ia lakukan hanya menangis tersedu. Terlebih kala mengingat kalimat Jihyo saat meminta tolong padanya dan itu membuat rasa bersalahnya semakin membesar. Harusnya Mina yang pertama tahu kabar Jihyo.

"Chaeng, aku mohon kamu pulang!" Lirih Mina di tengah isakan tangisnya.

"Mina, aku tau kamu khawatir tapi jangan kayak gini. Ayo ke dalam" Chaeyoung mencoba menarik tubuh Mina.

Mina sedang kalut, ia benar-benar menyesal.

"Kamu sadar ga Jihyo kayak gini gara-gara siapa? Semua gara-gara kamu!" Tuduh Mina membuat Chaeyoung menatapnya bingung dan hampir mentautkan alisnya.

"Kalo aja aku engga dateng ke rumah kamu hari ini, kalo aja waktu aku engga terbagi sama kamu dan kalo aja aku engga kenal sama kamu. Mungkin semua ini engga akan kejadian!" Chaeyoung merasa tersinggung mendengar penuturan Mina, namun ia mencoba menanggapinya dengan kepala dingin. Mina sedang dalam kondisi tertekan.

"Aku korbanin persahabatan aku demi orang yang gajelas kayak kamu!" Telunjuk Mina di acungkan pada Chaeyoung.

Kata 'tidak jelas' yang Mina maksud adalah status hubungan mereka. Jika saja mereka berpacaran mungkin Mina akan lebih leluasa memperkenalkan Chaeyoung kepada teman-temannya.

Merasa kalimat Mina berlebihan, Chaeyoung segera melepaskan genggaman tangannya dan melangkah pergi.

Mina menangis dengan tubuh yang mulai terduduk, matanya memandang Chaeyoung yang sudah melaju pergi dengan motornya.

=====

Mina memburu orang tuanya yang tak kalah sedih karena melihat kondisi Jihyo. Walaupun Jihyo sudah di tangani dab kondisinya sudsh stabil, namun ia belum boleh di besuk.

Nayeon menatap Mina sinis, begitupun Momo dan Sana. Di sana juga ada Tzuyu yang sedang terduduk di bangsal rumah sakit dengan menyenderkan tubuhnya ke tembok.

"Tzu! Gue biarin Jihyo pulang sama elu tapi malah kayak gini!" Cerca Mina kepada Tzuyu sedikit agresif

Orangtua Mina segera menahan anaknya. Nayeon, Sana dan Momo menggeleng tidak percaya pada Mina. Bisa-bisanya ia menuduh Tzuyu, padahal jelas ini kesalahan Mina.

Setelah pulang ke rumahnya, Jihyo kembali di siksa oleh ayahnya dengan alasan menginap di rumah teman. Ia kembali datang ke rumah Mina, namun sahabatnya itu belum pulang. Jihyo seperti orang linglung dan akhirnya ia tertabrak oleh sebuah mobil. Berita itu di dapatkan dari Tzuyu yang kebetulan mencari keberadaan Jihyo setelah mendapat pesan aneh dari kekasihnya tersebut. Hanya Tzuyu dan Mina yang Jihyo beri kabar.

"Lu baca ga chat Jihyo? Harusnya lu introspeksi diri bukannya nyalahin Tzuyu!" Nayeon yang di kenal berani langsung memaki Mina walaupun kedua orangtua gadis tersebut berada disana.

Mina menangis sejadi-jadinya. Ia pun melihat pesan Jihyo yang berisi meminta pertolongannya.

"Udah ya, kita harus tabah. Jihyo bakalan baik-baik aja" ujar ayah Mina, sementara anak gadisnya hanya menangis pasrah ketika teman-temannya berkata seperti itu.

Ia memang layak di benci teman-temannya, pikir Mina.

=====

Di sisi lain Chaeyoung sedang berbaring di atas kasurnya. Kalimat Mina saat di rumah sakit seakan berputar di pikirannya.

Chaeyoung bangkit dari kasurnya dan segera mendekati turn tablenya.

Moonlight Sonata mulai berkumandamg, membuat Chaeyoung memejamkan matanya. Ia segera meraih koas dan kanvas. Begitulah cara Chaeyoung melukis, ia bisa mengeskpresikan suasana hatinya pada gambar di iringi musik klasik.

Di tengah tangannya yang sedang fokus melukis terdengar ketukan pintu berasal dari balik pintu kamarnya.

Chaeyoung segera berdiri dan membuka pintu kamarnya.

"Ibu?!" Chaeyoung begitu terkejut saat melihat sosok perempuan berdiri di hadapannya.

"Kenapa ibu tidak bilang dulu kalo mau kesini?" Tanya Chaeyoung tentu dengan menggunakan Norsk atau bahasa Norwegia.

Walaupun ibunya warga asli Norwegia tapi Chaeyoung di didik oleh Bambam untuk memanggil ibunya dengan sebutan "ibu".

"Ibu ingin memberi kamu kejutan" balas ibunya dengan mulai merentangkan kedua tangannya.

Chaeyoung memang manja jika pada ibunya, ia segera memeluk ibunya begitu erat.

"Kamu sedang sedih?" Chaeyoung menggelengkan kepalanya, namun intuisi ibu tidak pernah salah. Lagi pula ia sangat tahu kebiasaan Chaeyoung jika sedang sedih.

Ia akan melukis dan mendengarkan lagu klasik dengan kunci nada minor dan tempo pelan.

"Ayo bertemu kakakmu, dia di luar dengan bapak"

Satu lagi yang membuat ibunya tahu jika anaknya sedang bersedih. Chaeyoung memang pendiam namun jika sedang sedih raut wajahnya akan nampak jelas terlihat, sekalipun di depan orangtuanya sendiri.

=====

Chaeyoung bingung dengan perasaannya saat ini, biasanya ia akan merasa sangat bahagia jika sedang berkumpul dengan seluruh keluarganya tapi kali ini ia merasakan ke hampaan. Bahkan kalimat Mina terus-terusan ia ingat.

Kini ayah dan ibunya sedang mengobrol sedangkan Chaeyoung duduk bersama sang kakak.

"Bror.." Bror adalah panggilan bagi saudara laki-laki di Norwegia

Kakak Chaeyoung yang bernama Yugyeom pun mengalihkan atensinya dari rubik yang sedang ia mainkan.

"Kenapa?" Chaeyoung dan sang kakak bisa berbahasa Indonesia karena Bambam mengajarkannya.

"Gimana Norwegia sekarang?" Tanya Chaeyoung membuat kakaknya tertawa

"Kenapa? Kangen?" Chaeyoung tersenyum kecil mendengar pertanyaan itu.

"Pulanglah!" Tambah Yugyeom dan kembali fokus ke rubiknya.

Chaeyoung menundukan kepalanya. Yugyeom benar, Chaeyoung sangat merindukan Norwegia.










Next chapter:

"Bror, Ayo!"

=====

"Yaudah, kamu take care nanti disana"

=====

"Mina, please!"

MaverickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang