Chaeyoung dan Mina sedang berbincang, sebelumnya mereka sudah saling bermaafan atas kejadian di gedung olahraga tempo hari lalu. Walaupun hati Mina masih penasaran dengan luka lebam di wajah Chaeyoung yang terus mencuri atensinya.
Di tengah obrolan Mina dan Chaeyoung tentang musik klasik, datang seorang pria paruh baya yang nampak seperti baru selesai mandi.
"Siapa Can?" Tanya pria itu lalu menghampiri kedua remaja tersebut.
Can adalah akronim dari macan, panggilan ayah Chaeyoung kepadanya. Memang terdengar garang namun jika tahu sejarahnya maka panggilan itu akan terdengar menggemaskan. Anak bungsunya itu waktu kecil terlihat lucu seperti bayi macan.
"Mina om, temen Chaeyoung" Mina memburu tangan pria bernama Bambam untuk memberi salam.
"Punya temen kamu?" Goda Bambam kepada anaknya dan di balas senyuman kecil oleh Chaeyoung.
'Apa beliau yang dimaksud pria bermasalah? Tapi kayak pria baik-baik' monolog Mina di dalam hati dengan mata menatap wajah pria berhidung mancung itu. Rambutnya pelontos, namun sudah mulai beruban dan nampak seperti di cat. Terlebih kacamata berlensa photocromic, menambah kekeranan pria paruh baya itu.
"Kamu bukannya mau masak? Sekalian ajak temennya, bapak laper" titah Bambam kepada anaknya tersebut.
=====
Mina memang tidak terbiasa memasak, jadi ia hanya melihat Chaeyoung yang begitu lihai memasak.
"Ini aku bantuin apa ya?" Tangan Mina bertumpu pada meja, tempat dimana Chaeyoung menaruh bahan masakannya.
Mina tidak tahu apa yang sedang Chaeyoung buat, yang bisa ia lakukan hanya mengiris bawang walaupun tidak rapih, setidaknya itu bisa meringankan tugas Chaeyoung, pikir Mina.
"Berapa siung sih?" Chaeyoung tidak banyak bicara, hanya Mina yang sedari tadi terus mengoceh, menanyakan apa yang harus ia lakukan.
Chaeyoung hanya tersenyum kecil, bagaimana seorang perempuan tidak tahu apa yang harus ia lakukan ketika sedang berada di dapur.
"Aw! Perih banget!" Pekik Mina membuat atensi Chaeyoung tercuri.
Mina berusaha membuka matanya namun sulit karena terasa begitu perih, ia tidak sengaja menggosok matanya dengan tangan yang sudah mengiris bawang merah.
Chaeyoung tertawa puas karena melihat kekonyolan Mina. Ceroboh, namun menggemaskan. Itulah kesan yang Chaeyoung dapatkan saat mereka sedang berada di dapur.
Chaeyoung membasuh tangannya dengan air, lalu menarik tangan Mina agar lebih dekat padanya. Mina yang sedari tadi meringis tiba-tiba terdiam saat kedua tangan Chaeyoung menyentuh wajahnya. Dingin dan sedikit basah, namun sukses membuat jantung Mina berdegup dengan hebat. Aroma tubuh Chaeyoung tak kalah menusuk dan memabukan dari makanan yang Chaeyoung sedang buat. Senyuman mulai tersungging saat udara yang di tiupkan dari mulut Chaeyoung terasa menyentuh matanya.
Mina bersumpah, ini adalah sikap termanis Chaeyoung yang pernah di berikan. Kalimat sarkas Chaeyoung dan sifat menyebalakannya seolah memudar di ingatan Mina. Kini ia hanya mendapati pria manis yang begitu perhatian.
Perlahan Mina membuka matanya, Chaeyoung tertawa kecil membuat lesung pipinya nampak jelas tertangkap oleh kedua mata Mina. Jarak mereka begitu dekat saat ini. Mina tidak bisa menjelaskan dengan kata tentang keadaannya saat ini ia rasakan, yang pasti ia terkagum melihat Chaeyoung yang sedang tertawa karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick
Fanfiction(COMPLETED) Inspired by Ada Apa Dengan Cinta. "When you know why you like someone, it's a crush. When you have no reason or explanation, it's love." Ketika kau mencintai seseorang, tidak akan ada kata yang bisa menjabarkan tentang apa yang kau rasak...