Ke empat gadis kini menatap sahabatnya nanar, mereka tidak ingin ada air mata tumpah di kamar bernuansa putih itu, terlebih mereka tak ingin menangis di hadapan gadis yang sedang terbaring lemas dengan menatap mereka.
Genggaman tangan semakin di eratkan, membuat ikatan emotional semakin mendalam. Jihyo tidak suka jika sahabatnya menangis karenanya. Keluarga yang berantakan dan kekasih brengsek. Momo beberapa kali mengumpat kesal. Jihyo perempuan baik, Jihyo tidak pantas di perlakukan buruk seperti ini pikirnya.
"Udah ya, gue gamau bahas Tzuyu lagi" ucap Jihyo di tujukan pada teman-temannya tersebut.
Peraturan! Mereka tidak boleh ikut campur dalam urusan asmara masing-masing, selama mereka tidak lupa dengan persahabatan mereka.
Aturan yang di buat Mina itu malah menjadi bumerang baginya, ia pun merasa sakit hati melihat Jihyo terus-terusan harus makan hati karena ulah Tzuyu tapi ia tidak bisa apa-apa sebab jika sudah menyangkut percintaan teman, itu sudah di luar ranahnya.
"Ji tapi sumpah Tzuyu brengsek banget!" Mina segera meremas tangan Momo yang berani menjelek-jelekan kekasih sahabatnya tersebut.
"Dia baik Mo, dia cuma lagi bosen aja sama gue" ucap Jihyo dengan suara lemah karena ia masih sakit.
Sana memang cengeng, air matanya tak bisa di bendung namun ia menutupi wajahnya dengan hoodie yang ia kenakan. Nayeon yang melihat itu sejak tadi pun bingung. Ia ingin tertawa karena ulah sahabatnya namun ia juga sedih mendengar Jihyo yang di permalukan di depan umum oleh Tzuyu, padahal pria itu jelas jalan bersama wanita lain.
Jihyo berusaha bangkit dan dengan telaten Momo membantunya untuk bangun.
"Gue pengen meluk kalian" tangisan Sana semakin pecah mendengar Jihyo berkata seperti itu, segera ia memeluk Jihyo begitu erat. Tangisan ke lima gadis itu tak terbendung, akhirnya mereka menangis bersama sembari berpelukan.
Beberapa menit mereka menangis bersama. Mina tidak ingin larut dalam haru biru kesedihan, ia melepaskan pelukan dan membawa kameranya dari dalam tas.
"Gue mau kita foto udah nangis kayak gini" permintaan konyol yang membuat mereka tertawa di tengah tangisan. Mereka sadar jika wajah mereka kini sudah berantakan, namun begitulah Mina, ia tidak suka jika sahabat-sahabatnya terlalu lama larut dalam kesedihan.
Akhirnya ia mengarahkan kamera polaroidnya ke empat sahabatnya itu. Nayeon dengan cepat membenahi rambutnya dan bergaya.
Mereka tertawa setelah selesai di foto oleh Mina.
"Nanti gue lukisin, semoga hasilnya......" Sejenak Mina terdiam ketika membahas lukisan, gambaran lukisan pemenang kembali muncul di ingatannya.
Dengan cepat ia menggelengkan kepala, mendistraksi pikirannya agar tidak terus terbayang-bayang dengan lukisan Chaeyoung Ananda Pandu.
=====
Mina memberanikan diri untuk datang ke kelas IPA 2 dan nampaknya ini hari keberuntunganya, sebab Tzuyu tidak ada di dalam kelas. Sedikit ada rasa kecewa sebab oknum bernama Chaeyoung pun tidak ada di kelas. Namun ia mendaptkan informasi dari teman sekelas Chaeyoung, siswa itu biasanya berada di perpustakaan jika sedang jam istirahat.
Mina mulai menaruh curiga jika narasumbernya ini pasti siswa aneh. Bagi Mina, jam istirahat waktunya untuk makan dan mengobrol dengan teman-teman, bukan malah membaca buku di perpustakaan.
====
Chaeyoung sedang membaca buku biografi Beethoven. Ia begitu fokus membaca sampai terdengar beberapa siswa yang nampak sedang bermain game, walaupun tidak berteriak layaknya 'mabar' pada umumnya namun aksi mereka membuat tidak nyaman seisi perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick
Fanfiction(COMPLETED) Inspired by Ada Apa Dengan Cinta. "When you know why you like someone, it's a crush. When you have no reason or explanation, it's love." Ketika kau mencintai seseorang, tidak akan ada kata yang bisa menjabarkan tentang apa yang kau rasak...