Sana yang seolah teringat kalimat Pak Jinyoung langsung melepaskan pelukannya dari para sahabat.
"Kalian mikir ga sih kalo pak Jinyoung itu sebenernya suka gue?" Kalimat Sana membuat para sahabatnya mendengus. Ia tahu apa yang akan di katakan selanjutnya,
"Soalnya dia suka banget godain gue" Nayeon, Jihyo, Sana dan Momo kompak berucap secara bersamaan
"Ahihihi kompak banget, kita emang sahabat sejati" kekehan Sana yang khas membuat senyuman di bibir Mina mulai melengkung
Sementara Nayeon, Jihyo dan Momo memutar bola matanya malas.
"Coba pak Jinyoung emang bilang apa ke elu?" Tanya Jihyo siapa tahu ada infomasi tentang keberdaan Chaeyoung saat ini.
"Min, karena kita udah bongkar-bongkaran nih ya, gue mau ngomong aja" ucap Sana begitu halus dengan senyuman yang bisa membuat siapa saja meleleh karenanya.
Sana menceritakan jika ia menemui guru TU dan meminta informasi tentang Chaeyoung. Sana mengatakan jika Chaeyoung pergi bersama ibunya. Termasuk 'take care' yang di ucapkan Jinyoung pada Chaeyoung beberapa hari lalu.
Mendengar cerita Sana, Mina langsung berspekulasi bahwa Chaeyoung di boyong oleh ibunya.
"Ke Norwegia? Ibunya kan orang Norwegia" Tanya Mina mulai panik, namun dengan cepat Jihyo menahan Mina.
"Tuh kan bener dia bule" Momo dan Nayeon berpandangan lalu kompak bersuara suara kecil.
Mina sangat panik karena ia pun sudah beberapa hari tidak melihat Chaeyoung di sekolah. Apa benar Chaeyoung kembali ke Norwegia?
"Lu berani telpon dia ga?" Mina ragu. Ia tahu jika Chaeyoung sudah marah, maka ia akan menjadi pria yang super menyebalkan dan panggilan telepon Mina tidak mungkin di angkat olehnnya.
"Gue telpon om Bambam!"
"Mending Chaeyoung aja dulu, ga sopan langsung ke orang tua, ya ga sih?" Tanya Sana membuat Jihyo mengangguk setuju.
Nayeon dan Momo masih terkagum. Mereka terkejut, bahkan Mina memiliki nomor ponsel orangtua Chaeyoung.
Mina semakin resah dan panik mendengar penuturan Sana.
"Mina, jangan panik. Inget terakhir lu panik malah bikin lu berantem sama Chaeyoung" tutur Jihyo begitu lembut membuat Mina mengatur nafasnya.
"Ji, gue harus gimana sekarang?" Mina semakin panik
"Lu telpon Chaeyoung" seketika Mina diam tak bergeming. Ia takut jika menelepon Chaeyoung maka pria itu semakin marah padanya.
"Ah lama!" Momo meraih ponsel Mina dan mencari kontak Chaeyoung
"Nama dia siapa, Mina?!" Momo mulai frustasi, sementara Mina masih melamun.
Hingga Nayeon mengembalikan pikiran Mina saat tangannya menggoyangkan bahu Mina
"Hah? Macan! Namanya Macan!" Ucap Mina spontan
Momo dan Nayeon berpandangan, mereka mati-matian menahan tawa namun Sana malah menatap Mina kagum. Nama kontak Chaeyoung di ponsel Mina begitu menggemaskan.
Beberapa kali terdengar nada sambung namun tidak ada yang mengangkat.
"Kita ke rumahnya!" Ujar Jihyo membuat kelima sahabat itu bangkit dari kasur tanpa persiapan apapun. Hanya Sana yang mulai merogoh tasnya untuk mengeluarkan kunci mobil.
"Gue yang nyetir" Mina meraih kunci tersebut
"Gue ga ikut" ucap Nayeon
"Gue juga" Momo ikut-ikutan
Mereka tahu jika Mina belum fasih mengendarai mobil. Jihyo mengelus tangan Mina dan membawa ia ke pelukannya.
"Tenang" tutur Jihyo begitu lembut. Mina kini kembali menangis. Panik, takut dan resah itu lah yang ia rasakan sekarang.
=====
Di sisi lain Chaeyoung dan keluarganya sedang berada di dalam sebuah mobil.
Ponsel Chaeyoung yang sedang digunakan untuk mendengarkan musik beberapa kali terganggu karena adanya panggilan telepon.
"Angkat" ujar Bambam namun tidak mendapatkan respon apapun dari anak bungsunya itu.
Yugyeom yang sudah mendengar kan cerita Mina dan Chaeyoung dari ayahnya hanya tersenyum kecil melihat adiknya yang memiliki ego tinggi itu.
Kisah Chaeyoung dan Mina pun bahkan sampai ke telinga ibunya karena Yugyeom menceritakan bahwa adiknya kini memiliki cinta pertama, yaitu Mina.
"Can, jangan membuat perempuan khawatir" ujar ibunya menatap ke arah belakang kursinya.
Chaeyoung hanya membuang muka mendengar penuturan ibunya. Yugyeom dengan cepat mengunci leher Chaeyoung karena gemas pada adiknya tersebut.
Bambam yang berada di balik kemudi hanya tertawa melihat keluarga kecilnya itu.
"Pride nya masih aja tinggi" kekeh Yugyeom membuat kedua orangtuanya tertawa.
Di tengah tawa mereka terdengar dering telepon masuk ke ponsel Bambam. Segera ia mengambil ponsel yang di simpan diatas dashboard tersebut, namun dengan cepat mantan istrinya mengambil ponsel tersebut.
"Siapa ini? Mina? Kekasihmu?" Tanya Ibu Chaeyoung di tujukan kepada ayah Chaeyoung.
"Bukan, dia kekasih Chaeyoung"
"Dia bukan pacar aku!" Sergah Chaeyoung tidak terima dengan penuturan ayahnya
"Jangan di angkat!" pekik Chaeyoung begitu histeris. Lalu Bambam menarik tubuh mantan istrinya dan berbisik padanya membuat senyuman mengembang di wajah perempuan Norwegia tersebut.
"Kalian ngom....." Yugyeom segera menyumpal mulut sang adik dengan tangannya agar tidak banyak bicara.
=====
Mina segera meraih tasnya dan berjalan keluar dari kamar Jihyo.
"Kita ke bandara sekarang!" Kalimat Mina membuat ke empat sahabatnya serentak berdiri, namun Jihyo sedikit bingung tapi ia tak mau ambil pusing hanya menuruti perintah sahabatnya tersebut.
"San ngebut! Ji, lu udah mendingan kan? Sorry ya gue bawa lu ke situasi kayak gini" ujar Mina masih panik saat tubuhnya sudah masuk ke dalam mobil
"Engga apa-apa tapi Min lu..."
"Udah sekarang ke bandara aja cepet!" Nayeon ikut-ikutan resah.
Dan mobilpun melaju menuju bandara dengan Sana yang berada di belakang kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick
Fanfiction(COMPLETED) Inspired by Ada Apa Dengan Cinta. "When you know why you like someone, it's a crush. When you have no reason or explanation, it's love." Ketika kau mencintai seseorang, tidak akan ada kata yang bisa menjabarkan tentang apa yang kau rasak...