Part 17

5.5K 441 11
                                    

Jika kalian tanya apa yang paling membosankan di bumi ini maka Haechan akan menjawab berurusan dengan tumpukan berkas dan nominal uang adalah hal yang menyebalkan.

Tapi disini dia sedang memeriksa berkas berkas untuk melaporkan perusahaan Kim pada pihak berwajib dan mengambil kembali hal yang memang seharusnya menjadi milik Hillean. Kepalanya sudah cenat cenut ingin berteriak dan melempar semua berkas ini ke tempat pemotong kertas. Rasanya tidak mungkin karena ini sudah hari keberapa dia bergelut mencari semua bukti atas pencurian saham dengan nominal trilliunan won.

Hidung Haechan bahkan disumpal tissue karena dia mimisan. Bekerja di kantor membuatnya seperti manusia zombie mengenaskan. Mark membuka pintu ruang kerja Haechan dan betapa mirisnya dia melihat calon isterinya tersenyum lemah dengan sumpalan tissue di hidung kecilnya itu.

"Jangan dipaksakan. Biar aku yang menyelesaikanya"tawar Mark tapi Haechan tak mau karena dia tak bisa pekerjaanya ada campur tangan orang lain.

"Tidak..ini sudah selesai ko. Oh iya kenapa kamu kemari? Bukankah ada meeting di Osaka?"

"Aku sudah kembali asal.kau tau dan astaga...kamu tidak mandi selama 3 hari?"Mark merapihkam rambut Haechan yang berantakan dan menangkup pipi Haechan yang terlihat menirus. Mungkin efek bekerja keras hingga di lupa istiraha dan makan.

"Kamu harus jaga diri sendiri. Sebentar lagi kita menikah tak mungkin kan ayahmu menggandeng mu dengan muka lesu dan mata panda begini?"kekeh Mark dan Haechan memeluk Mark erat. Aaah..rasanya nyaman sekali jika berada di pelukan pria ini. Lelahnya ini seakan terbayar dengan Pelukan calon nya ini.

"Sudah tiga hari ya... Pantas saja aku merindukan kasur"ekspetasi Mark yang akan bilang jika Haechan merindukan dirinya hancur seketika ketika Haechan lebih merindukan kasur. Haaah.. Tapi Mark tak bisa cemburu pada kasur karena itu juga kebutuhan Haechan untuk saat ini,Tidur.

"kita pulang biarkan tuan Ahn yang menyelesaikan sisanya kamu harus istirahat."Haechan menggeleng pelan dan kembali menegakkan badannya. Menjauhi Mar dan kembali ke meja kerjanya dengan tumpukan berkas.

"Sebentar lagi kita bisa temukan beberapa berkas lagi untuk mengusut perusahaan Kim aku ingin menyelesaikan ini dalam waktu yang singkat karna setelah ini selesai aku tak mau berurusan lagi dengan berkas sialan ini. Biarkan Daddy dan Mae saja yang mengurus perusahaan."Mark tersenyum dan masih mengusap rambut Haechan.

"Ayah dan ibumu sudah saatnya berada dirumah dan harusnya kamu bisa menggantikan mereka disini. Kudengar Sunny Seo jika berbisnis cukup menyeramkan?"goda Mark dan membuat Haechan mengernyit tak suka ketika mark menganggapnya sosok menyeramkan di dunia bisnis.

"Ya.. Bagaimana mereka tidak takut pada muka pandaku ini huh!! Menyebalkan"Desis Haechan dan merebaykan diri diatas sofa karena kini terasa tubuhnya lelah sekali.

Mark masih terkekeh melihat Haechan merajuk padanya. Dengan cepat Mark mendudukkan diri diatas sofa dan membuat pahanya menjadi bantalan kepala Haechan. Seraya mengusap rambut panjang kekasihnya itu Mark menatap lekat wajah Haechan dari posisinya.

Cantik...

Harus Mark akui meski terlihat mengerikan penampilan Haechan karena 3 hari tidak istirahat dan mandi tak melunturkan kecantikannya. Dasar bucin!!

"Sayang..bagaimana bisa kamu menolak kim mingyu? Bukankah dia pria tampan?"tanya Mark dan membuat Haechan yang tadi terpejam membuka matanya menatap Mark dari posisinya.

"Jika aku beritahu apa kau tak akan cemburu dan marah marah sendiri?"Mark berfikir lagi dengan pertanyaanya tapi dia juga penasaran kenapa pesona seorang Kim Mingyu bisa di tolak oleh Haechan?


"Kami satu sekolah dia dengan lantang mengatakan menyukaiku didepan semua orang tapi aku menolaknya. Karena dulu aku menyukai Jung Jaehyun."Jawab Haechan bahkan pandangannya menerawang sambil sesekali tersenyum bagaimana mengingat sosok Jaehyun kala itu.

My Dad is My Rival [Markhyuck/Markchan GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang