35 {end}

3.8K 282 200
                                    

10 tahun kemudian

"Dasar anak berandalan, kau memukul anakku sampai berdarah seperti ini?" ujar seorang lelaki yang diketahui sebagai ayah dari Kim Jiwon itu dengan nada marah hingga wajahnya memerah padam.

"Aboenim, sabar dulu. Lihatlah Yeonjun juga terluka dan berdarah." Guru wali kelas Yeonjun dan Jiwon mencoba menengahi ayah Jiwon yang menunjuk-nunjuk wajah Yeonjun.

Yeonjun bahkan bergeming tak merubah cara berdirinya yang tegak seperti menantang orang lain. Wajahnya yang terluka di bagian pelipis menjadi perusak wajah tampan itu.

"Ayo cepat panggil orang tuanya. Dia harus bertanggung jawab atas luka anakku." Ayah Jiwon meminta wali kelas anaknya untuk memanggil orang tua Yeonjun.

Yoon Ssaem, wali kelas Yeonjun bergerak mendekati sang anak murid yang masih dalam posisinya. Mengusak rambut Yeonjun perlahan sambil tersenyum kecut. Mengajak Yeonjun untuk mengobati lukanya terlebih dahulu namun ditolak secara sopan oleh anak kecil berumur 10 tahun itu.

"Mau kupanggilkan mommymu?" tanya Yoon Ssaem pelan.

"Jangan mommy, kasihan dia pasti lelah. Panggil sekretaris Jeon saja."

Decihan mengejek keluar dari mulut ayah Jiwon. Memaksa mata Yeonjun dan Yoon Ssaem beralih menghadap padanya yang sedang memeluk bahu anaknya.

"Kenapa tak panggil ayahnya saja? Apa kau tak punya ayah?" Tawa menghina keluar dari mulut gemuk ayah Jiwon.

Rahang Yeonjun menguat menahan dirinya untuk tak meladeni orang tua tak tau sopan santun itu yang sedari tadi selalu menghinanya. Namun Yeonjun sudah tak kuat lagi saat dia dengan seenaknya membawa ayahnya dalam urusan ini.

"Ahjussi, tolong jaga mulut anda sebelum anda menyesal. Dan jangan bawa-bawa ayah dalam masalah ini, karena aku tak memilikinya."

Yeonjun langsung keluar dari ruang pertemuan dan berlari menjauh. Yoon Ssaem yang berniat mengejar Yeonjun jadi terhenti saat melihat seseorang yang berdiri di depan lobi sekolah. Tak lupa Yoon Ssaem memberikan sedikit penghormatan dengan membungkuk kecil pada orang itu.

"Yeonjun membuat masalah?" tanya orang itu. Setelan baju formal yang menempel apik di tubuhnya membuat kharisma orang itu menguar mengintimidasi.

"Yeonjun hanya mencoba membela temannya, namun dengan melukai teman lainnya." Yoon Ssaem melaporkan kejadian tadi dengan singkat, membuat orang di depannya mengangguk mengerti.

Mendengar penuturan Yoon Ssaem, orang itu dengan segera menemui Jiwon dan ayahnya. Memberikan beberapa lembar uang dengan nominal yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah Yeonjun. Namun bukannya berterima kasih, ayah Jiwon malah mengoceh meminta pertanggungjawaban lain hingga membuat seorang berbaju formal itu muak.

Dengan sedikit kata-kata yang ia bisikkan ke telinga ayah Jiwon, akhirnya ocehan itu berhenti dan berganti menjadi wajah tegang karena ketakutan. Tak mau membuang waktu, lelaki berjas itu meninggalkan ruangan dengan senyum licik khas miliknya. Berjalan cepat menuju atap tempat Yeonjun berada.

.

.

.

.

.

.

"Hey bro!!"

Tanpa menengok Yeonjun sudah hapal betul siapa pemilik suara itu. Tak ada niatan bagi Yeonjun untuk membalas sapaan itu hingga membuat lelaki yang lebih tua dari Yeonjun berusaha mendekat ke arahnya yang sedang memandang kejauhan dengan tubuh bersandar di pagar.

My Wedding Story (Sope) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang