33

2.1K 229 61
                                    

Jiyoung tertunduk lesu dengan lutut yang gemetaran. Kakinya bergetar tak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri hingga akhirnya Jiyoung harus bersandar di brankar tempat istrinya beristirahat. Pesan singkat dari Jungkook yang isinya memberitahukan bahwa cucunya telah lahir dengan selamat. Kabar bahagia itu bagai pukulan berat bagi Jiyoung. Tau bahwa kelahiran cucunya adalah akhir dari hidup menantunya.

"Mianhae, Hoseok-ah... " lirih Jiyoung dengan air mata yang mulai menetes.

"Y-yeobo." panggil suara lirih Chaerin yang telah bangun dari tidurnya.

Jiyoung memutar badannya setelah menyeka air mata di pipinya. Memandang sang istri dengan raut datar mencoba menyembunyikan badai di dalam hatinya.

"Bagaimana dengan Hoseok?" Pertanyaan pertama setelah dirinya bangun dari istirahatnya adalah Hoseok. Bukan tentang bagaimana keadaan Yoongi anaknya sendiri. Sebegitu besarnya rasa sayang Chaerin pada Hoseok hingga ia mengkhawatirkan Hoseok lebih dari Yoongi. Dengan keadaan seperti ini, bagaimana bisa Jiyoung berkata yang sebenarnya pada sang istri. Berbicara jujur sama saja ia membunuh istrinya secara perlahan.

"Aku belum dapat berita apapun tentangnya. Setelah kau membaik, aku akan pergi ke ruang dokter untuk menanyakan keadaannya." ucap Jiyoung dengan nada tenang.

"Pergilah sekarang. Periksa keadaanya dan kau harus benar-benar yakin jika Hoseok baik-baik saja." Chaerin meminta Jiyoung dengan paksa.

Jiyoung mengangguk perlahan dan melakukan apa yang diinginkan istrinya. Dengan langkah gontai Jiyoung pergi menuju ruang operasi tempat Hoseok dan Yoongi berada. Di sana tak ada Jungkook maupun Jimin. Keduanya menghilang entah kemana, Jiyoung pun tak ambil pusing.

Beberapa lama Jiyoung duduk di sana tanpa ada orang yang melewatinya. Suasana sangat sepi dan senyap. Getaran ponsel mengagetkan Jiyoung yang tengah melamun. Suara senang dengan pekikan gemas yang sesekali terdengar menyeruak ke telinga sensitif Jiyoung.

"Samchon, cepatlah datang ke lantai dua. Cucumu sungguh sangat imut. Ohhh, lihat dia minum susu dengan wajahnya yang imut. Ohh, Hoseok hyung sungguh beruntung memiliki anak setampan Yeonjun." Jungkook berbicara dengan semangatnya.

"Baiklah, aku akan kesana. Tapi– bagaimana dengan Hoseok?" tanya Jiyoung ragu.

"Hoseok hyung sedang tidur setelah tadi menggendong Yeonjun sebentar. Sepertinya Hoseok hyung masih dalam pengaruh obat hingga masih mengantuk." jawaban Jungkook membuat Jiyoung melebarkan matanya.

Tubuhnya otomatis berdiri dan berlari menuju lift. Memencet lantai dimana Jungkook berada. Perasaanya bercampur aduk antara senang dan khawatir. Senang jika ternyata menantunya masih bisa bertahan hidup, namun khawatir jikalau apa yang didengarnya hanyalah khayalan semata.

Kakinya bergerak dengan cepat mencari ruangan bayi. Menemukan sebuah lorong dengan kaca besar sebagai pemisah antar ruang. Disana Jungkook sedang berdiri menghadap kaca, menonton jejeran bayi-bayi baru lahir yang sedang terlelap. Di sebelahnya Jimin sedang mengikuti hal yang sama seperti yang Jungkook lakukan.

"Jungkook!" panggil Jiyoung. Baik Jungkook dan Jimin menoleh bersamaan.

"Mana Hoseok?" Jiyoung memengang kedua bahu Jungkook erat. Bertanya dengan nada yang berat karena napas yang masih tersengal-sengal.

"Hyung sedang tidur, di kamar rawat sebelah ujung." jawab Jungkook dengan mata besarnya yang kaget dan canggung.

Tak menunggu lama Jiyoung langsung menuju tempat yang Jungkook sebutkan. Jungkook menatap pamannya heran. Jimin mengajak Jungkook untuk mengikuti Jiyoung karena takut terjadi apa-apa.

Jiyoung memasuki ruangan tempat Hoseok dirawat. Napas berat tersengal-sengal itu terdengar jelas menggema di ruangan yang hanya berisi Hoseok didalamnya. Tak ada orang lain hanya Hoseok sendirian sedang memejamkan matanya dengan tenang. Tangan Jiyoung menggapai pergelangan tangan Hoseok. Mengecek apakah benar menantunya masih hidup. Betapa leganya ia saat merasakan denyutan nadi di pergelangan tangan Hoseok. Menantunya masih hidup. Kebahagiaan memenuhi rongga dada Jiyoung yang sedari tadi sesak. Air mata bahagia keluar dengan sendirinya. Jiyoung bersumpah bahwa hari ini adalah hari dimana ia paling banyak menangis.

My Wedding Story (Sope) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang