23

2.7K 242 31
                                    

Sudah beberapa hari ini Jungkook kembali sibuk bekerja. Dia meninggalkan Jimin di rumahnya dengan wejangan ketat. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, Jungkook selalu mengultimatum Jimin agar tidak diperbolehkan membuka pintu apartemen sama sekali bahkan untuk tamu sekalipun. Jimin yang mendengar wejangan yang sama dari Jungkook setiap harinya pun menjadi bosan. Bahkan Jimin mulai hapal dengan dialog Jungkook.

Sejak pagi saat tiba di kantor Jungkook sudah langsung mengumpulkan seluruh pekerjaan untuk hari ini. Ia berusaha mengejar semua pekerjaan dan pulang lebih cepat.

"Jungkook-ah." panggil Yoongi yang berkunjung ke ruangan Jungkook.

"Iya. Ada apa hyung? Oh, maksudmu sajangnim." ralat Jungkook dengan bercanda.

Jungkook memang suka sekali menggoda Yoongi dengan panggilan 'sajangnim' jika berada di kantor. Padahal a sudah bilang bahwa Jungkook tak perlu memanggil dirinya sajangnim, cukup panggil seperti biasa saja.

"Kau sudah mulai konsultasi ke Minho?" tanya Yoongi.

"Belum. Mungkin nanti saja. Lagian aku juga punya tugas untuk menjaga Jimin. Berangkat kantor saja aku harus memperingatkan Jimin sedemikian ketatnya, belum lagi ini." Jungkook menunjuk berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

Yoongi sedikit mengintip ke arah meja kerja Jungkook. Ia melihat ada satu laptop yang sedang menayangkan tayangan video langsung.

"Apa ini? Kau menonton sedang menguntit orang, ya?" tanya Yoongi frontal.

Jungkook menunjukkan laptopnya yang menayangkan video cctv secara live. Video itu adalah tayangan cctv di rumah Jungkook sendiri. Ia mengamati Jimin dengan ketat karena Jungkook tak bisa mengawasi secara langsung.

"Waaah, kau terlihat seperti byeontae yang mengawasi incaranmu." sindir Yoongi. Jungkook bermuka masam mendengar sindiran Yoongi.

"Lagian hyung yang menyuruhku mengawasinya. Kalian juga belum bicara tentang hal apa yang mengancam Jimin."

"Jadi Jimin belum bicara ya? Ya sudah tanya saja padanya." ucap Yoongi sambil melihat-lihat koleksi buku di ruangan Jungkook. Bukan buku tentang bisnis atau seni hiburan, melainkan buku komik dengan seri lengkap. Dasar Jeon Jungkook otaku.

"Memangnya mudah bertanya hal pribadi pada orang yang baru dikenal? Kenapa bukan hyung saja yang memberi tauku tentang Jimin." tanya Jungkook mendekati hyungnya.

Yoongi sudah mengambil salah satu komik milik Jungkook dan membacanya. Tidak menghiraukan perkataan Jungkook yang meminta penjelasan padanya. Lama Yoongi dan menggubris Jungkook hingga Jungkook menarik komik yang ada di tangan Yoongi.

"Yaahhh, inilah kenapa kau jomblo seumur hidup. Kalau baru kenal yang berarti sudah dekat. Kenapa harus malu-malu toh tampangmu sudah memalukan."

"Urus semua urusanmu dengan benar. Besok Jimin sudah mulai bisa mengikuti jadwal agensi. Kau akan kuberi sedikit kelonggaran jam kerja." Yoongi berjalan menuju pintu. Sebelum membuka pintu ruangan untuk keluar, Yoongi membalik tubuhnya dan memperingatkan Jungkook.

"Atur jadwalmu dengan Minho. Aku akan selalu mengawasi dan melaporkan kemajuan konsultasimu pada Hoseok. Jika kau menolak maka Hoseok yang akan datang sendiri padamu." Yoongi keluar dari ruangan setelah mengancam Jungkook.

Jungkook langsung tau bahwa mau tak mau dia harus segera membuat jadwal dengan Minho. Padahal Jungkook sedang sibuk dengan pengawasan Jimin. Setidaknya Jungkook ingin mengurus masalah kesehatannya saat tak ada Jimin di sekitarnya. Karena Jungkook masih merasa kurang nyaman dengan keberadaan Jimin di sekitarnya.

*suara nada dering ponsel

Jungkook keheranan dengan nama kontak yang sekarang sedang menelponnya. Melihat nama kontak Jimin, pikiran Jungkook langsung mengira terjadi sesuatu yang tidak baik pada Jimin.

My Wedding Story (Sope) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang