20

3.1K 299 93
                                    

"Jimin akan tinggal disini. Dan kau bertugas untuk menjaganya." lanjut Yoongi.

"AAPPAAAA???!!!" teriak Jungkook tak terima.

Teriakan Jungkook tentu saja membuat kaget kedua orang yang sedang berpelukan satu sama lain di sofa. Raut muka Hoseok berubah dari yang awalnya haru menjadi marah menyeramkan. Tamatlah sudah Jeon Jungkook karena mengganggu mood Hoseok yang sedang hamil.

Pelukan itu dilepas Hoseok dengan lembut. Ia berdiri menghadap dapur dan segera mendekat pada Jungkook. Jimin mengikuti di belakang Hoseok karena tau bahwa Hoseok akan marah.

"Aaaaaakkhh, hyung sakit." teriak Jungkook lagi karena kini telinganya di jewer oleh tangan lentik Hoseok.

Hoseok hanya tersenyum manis masih dengan tangan yang mempelintir telinga Jungkook. Baik Yoongi maupun Jimin tak ada niatan membantu Jungkook sama sekali dan malah menikmati adegan itu. Mungkin Jungkook memang perlu sedikit pelajaran agar lebih peka.

"Kau ini memang tak tau timing ya. Kau merusak suasana hatiku, dasar toa rusak." omel Hoseok.

"Karena kau menyebalkan, tugasmu akan kutambah. Jeon Jungkook akan bertugas merawat, melindungi serta mengantar jemput Jimin. Kau harus menjadi bodyguard Jimin dan memastikan Jimin aman dalam menjalankan aktivitasnya, terutama aktivitas untuk agensi. Jangan biarkan dia pergi ke suatu tempat sendirian, jangan buat dia sampai terluka sedikitpun karena itu akan mempengaruhi perusahaanku. Mengerti?" tekan Hoseok pada Jungkook yang mau tak mau menganggukan kepalanya. Jika ia tak menyetujui perintah Hoseok mungkin telinganya bisa hilang satu sisi. Oh tidak, operasi plastik untuk menyediakan satu telinga pasti sangat mahal.

"Baguslah. Ayo kita pulang, Min. Aku lelah sekali hari ini." Hoseok melepas tangannya pada telinga Jungkook. Dengan cepat Jungkook mengelus telinganya yang rasanya akan copot. Mulai saat ini ia takkan main-main lagi dengan kakak iparnya itu.

Yoongi yang mendengar ajakan Hoseok, langsung bersiap dengan membawa beberapa barang yang bisa mereka ambil seperti snack dan minuman milik Jungkook.

"Hyung itu punyaku." sewot Jungkook.

"Aku yang menggajimu, jadi kau tinggal beli lagi saja. Apa susahnya sih." Yoongi beranjak dengan tangan penuh. Menyusul sang istri yang keluar terlebih dahulu.

Kini tinggal kedua orang yang masih sangat asing karena belum pernah bertemu secara langsung sebelumnya. Kini Jungkook duduk berseberangan dengan posisi Jimin sekarang. Jimin masih menundukan wajahnya merasa canggung dan tak percaya diri dengan keadaannya sekarang yang babak belur.

"Ehhm, Jimin-ssi. Aku Jeon Jungkook, sepupu dari Yoongi hyung. Salam kenal." Jungkook membuka percakapan dengan perkenalan singkat demi mengusir aura canggung di antara mereka.

Jimin sedikit mengintipkan matanya melihat ke arah depan pada lelaki gagah yang duduk di hadapannya. Kesan pertama Jimin pada Jungkook adalah tubuhnya yang bagus. Sangat cocok jika ia menjadi model di agensi Hoseok. Lalu wajahnya yang terlihat seperti lelaki dominan yang kuat dan seksi. Berbeda dengan Yoongi yang terkesan dingin dan tak tersentuh, wajah Jungkook lebih ramah namun seperti pemain. Jimin tak suka karakter wajah yang seperti Jungkook baginya yang paling menawan untuknya adalah Taemin dan Yoongi.

Jimin menyingkirkan pikiran tentang Taemin dan Yoongi di otaknya. Toh keduanya memang berbeda. Selain itu Yoongi juga bukan miliknya dan Jimin sudah merelakannya. Ia tau bahwa Hoseok takkan bisa dikalahkan oleh dirinya yang bukan siapa-siapa. Awalnya Jimin merasa sangat iri akan semua pencapaian dan segala hal yang dimiliki Hoseok hingga ia nekat untuk mengganggu kehidupan Hoseok. Namun saat melihat sendiri bahwa Hoseoklah orang yang menolongnya, Jimin jadi sadar akan tempatnya berada. Bahkan Hoseok mengkhawatirkan Jimin jauh sebelum ia sendiri menyadari bahwa dirinya dalam masalah. Walau Hoseok terlihat sangat superior namun ternyata karakter asli Hoseok sangat lembut. Jimin baru menyadarinya hari ini.

My Wedding Story (Sope) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang