Keesokan harinya, terlihat keduanya, yakni Alex dan Arvid berdiam di kelas, sambil menahan gerakan salah satu tangannya diakibatkan bahu yang terluka.Waktu istirahat tiba, perlahan murid keluar meninggalkan kelas. Terlihat Arvid berjalan di depan Alex dengan wajah datar bersama temannya, hendak akan ke kantin.
"Liat tuh cewe! Ngeliatin gue," bisik Arvid pada temannya, lalu temannya pun melirik ke arah yang dia tunjukan.
"Maksud lo si Alex?" tanya Akse pada Arvid.
"Ya iyalah, siapa lagi?"
"Ha ha ha, dia tuh bukan ngeliatin lu, tapi gue," ujar Akse geer.
"Berisik lu pada!" sentak Alex kesal melihat mereka. Lalu Alex keluar mendahului langkah Arvid.
"Alex tunggu!" teriak Dara lalu ikut di belakang Alex.
Di kantin terlihat Alex dan Dara sedang makan bakso. Di sudut lain terdapat para murid putra sedang berkumpul.
Selesai makan Alex pergi ke kelas.
"Al, lo mau kemana?" tanya Dara menghentikan langkah Alex.
"Kelas," sahutnya dengan muka datar, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Di sudut kantin.
"Woy-woy, si Alex pergi noh," ucap Arvid pada temannya.
"Terus ngapa?" tanya Akse gak perduli.
"Lu semua liatin gue." Ia berdiri lalu berjalan menghampiri Alex.
Tung!
"Ah!" jerit Alex sambil memegang kepalanya.
"Siapa yang lempar bola golf ini?" tanyanya heran, lalu mengedarkan pandangan.
Temannya yang memperhatikan tingkah Arvid dan Alex, bereaksi.
"Buset, si Arvid sadis amat, anak orang di bagel bola golf," kata Roy.
"Anjing tuh bocah, kagak ada kapok-kapoknya apa?" timpal yang lain.
Kembali ke Alex dan Arvid.
"Woy! Lu yang lempar gua ya?!" tanya Alex sambil berteriak ke arah Arvid yang berjarak sekitar 3 meter darinya.
"Iya," jawabnya jujur, dengan muka mengejek.
"Kampret lu!" Alex mengejar Arvid. Tentu saja Arvid berlari.
Bodohnya Arvid, dia malah lari ke toilet pria. Walaupun itu toilet pria, tapi Alex gak segan untuk masuk.
Di dalam Alex menendang pintu toilet satu persatu, membuat Arvid ketakutan.
Brak!
Brak!
Brak!
Beuk, beuk.
"Heuheu, dia pasti disini," batin Alex, yang sudah tahu bahwa Arvid bersembunyi di toilet terakhir.
"Buka pintunya!" teriak Alex.
Arvid pura-pura buang air, dia nge-flash colset.
Swerrrrr!
"Oh, lo kabur kesini karena berak ya? Ha ha ha," ejek Alex penuh kesenangan.
"Ekhem-ekhem, kamu gak sopan sama guru," ucap Arvid yang mengganti suaranya dengan salah satu guru galak.
Namun, Alex yang cerdas tahu bahwa dia pura-pura. Bahkan suaranya pun tidak mirip sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (✔)
Teen FictionSiswa kece di sekolah ternama ini, bernama Arvid. Dia memang tampan dan gagah. makanya, selalu bersikap seenaknya, kepada siapapun yang ingin ia jailli. Siswi yang suka bergaul dengan siapapun, menjadi bahan jailan dia. Siswi ini bernama Alexandra...