10. Kenaikan Kelas

267 24 0
                                    


"Woy, Arvid! Lu nyekek si Alex tuh!" teriak Dara yang melihat Alex tercekik dikarenakan Arvid menarik kerah bajunya.

"Lo liat noh mobil gua, ancur!" cercanya. Saking kesalnya Arvid tak sadar membanting Alex untuk ke sekian kalinya.

"Mau lo apa sih? Gue cape berantem sama lo, lo gak bosen, hah?!" tanya Alex dengan suara sedikit keras.

"Gue tuh benci sama lo, Bangsat!" Arvid menendang perut Alex.

Bug!

Crot!

Keluar darah dari mulut Alex.

"Arvid, lu tolol ya!" teriak Dara sambil mendekati Alex dan memegang pipinya dengan kedua tangannya.

"Alah, bacot lo!" Arvid menendang wajah Dara dari samping, hingga terpental sampai ke aspal, bahkan terlihat darah di wajahnya.

"Dara!" jerit Alex.

Alex sangat menyayangi Dara. Karena hanya dialah sahabat terbaiknya.

"Babi lo!" teriak Alex sambil berdiri, lalu menendang Arvid.

Alex tak pernah menyerang seseorang kalau bukan karena terdesak dan benar-benar tersakiti.

Selama dia bisa menahan amarahnya, maka ia akan menahannya. Namun, jika sudah tak terbendung lagi, maka habislah sudah.

Alex menonjok Arvid hingga babak belur. Mulai terlihat darahnya menyucur di mana-mana.

Alex tidak memberikan kesempatan sedikit pun untuk Arvid membalas.

Perkelahian mereka seimbang.

Kenapa temannya tak melerai perkelahian itu? Tentu tidak. Karena ketika Alex dan Arvid berkelahi, tak seorang pun yang berani memisahkan mereka. Sudah seperti monster yang sangat kuat.

Akhirnya mereka berdua terkapar. Raka teman Arvid membawa Alex, Arvid, dan Dara ke rumah sakit.

***

Keeseokan harinya, mereka kembali bersekolah, seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.

Padahal ketika di kamar masing-masing. Mereka itu menyesali perbuatan yang mereka lakukan.

Terlihat di wajah mereka terdapat luka. Namun mereka bagaikan kucing bernyawa 9 yang tak pernah merasa lelah.

Hari kenaikan kelas pun akan diumumkan ketika jam istirahat. Di kelas mereka membahas apalagi yang akan di persembahkan untuk hari-H nanti.

"Gimana kalo drama lagi?" usul Raka.

"Males ah gue!"

"Ya terus apa?"

"Eksperimen?"

"Nah ide bagus tuh," sela Alex tiba-tiba yang sedari tadi diam.

"Wah! Pasti ide gila," tebak Ede.

"Gua bikin experimen baru, mau coba?" tawar Alex.

"Bentar-bentar, apa dulu eksperimennya?" tanya Ede.

"Matiin si Arvid," ketus Alex yang membuat semua terdiam.

"Maksud lu apa, mau bunuh gua?" tanya Arvid sambil mencekik Alex.

"Iya," pekik Alex yang susah payah untuk menjawab.

Lagi dan lagi Arvid membanting Alex.

Alex berdiri dan menendang Arvid ala jacky chan. Arvid pun terpental jauh. Arvid yang tak terima, dia berlari ke arahnya dan hendak akan menendangnya balik.

Benci Dan Cinta (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang