Hari demi hari Alex lalui dengan berhati-hati akan bahunya yang tertusuk. Ia juga tak mengikuti latihan tekwondo selama beberapa minggu, mengingat jahitan pada luka yang sedikit lagi mengering.Walaupun Alex orang kaya, tapi kebiasaannya sangat sederhana, berteman dengan kawan biasa, bahkan nongkrong pun di pinggir jalan, di warung kopi biasa.
Berbeda dengan Arvid yang memang dia kaya. Namun, dia selalu menghambur-hamburkan uang, nongkrong di kafe, terkadang di club bersama temannya yang lain.
Satu bulan kemudian.
Luka pada Alex telah sembuh, begitu juga luka Arvid.
Hari ini adalah hari upacara bendera. Semua murid dan guru berbaris akan melaksanakan upacara.
Saat pengibaran bendera berlangsung.
Brug!
"Alex!"
"Wah, Alex ngapa tuh?"
"Bangunin, woy!"
"Tolongin, Malih, meneng bae!"
Alex ditolong oleh Ede selaku ketua kelas. Ia membawa Alex ke UKS dan langsung diperiksa oleh dokter sekolah.
"Udah lo baris lagi sana, biar gue yang jagain Alex," titah Vidar kelas 12, jurusan bahasa.
"Loh, kenapa?" tanya Ede gak terima karena dia ingin menjaga Alex.
"Gue bagian jaga," jawabnya malas.
Ede pun pergi, kecewa karena tak bisa berdua dengan Alex.
Sebenarnya Ede suka sama Alex. Namun, dia selalu menutupinya.
Pelajaran pertama akan dimulai. Belum terlihat ada Alex di kelas.
Saat guru hendak akan mengajar.
"Tunggu, Pak!" teriak Alex yang berjalan perlahan ke dalam kelas.
"Kenapa kamu masuk, Al? Kamu kan masih sakit," tanya guru.
"Mau belajar," sahut Alex sambil duduk di kursinya.
Pelajaran pun dimulai.
"Hari ini kita ulangan ya," kata guru itu tiba-tiba.
"Yaaaah!"
"Aduh, mana gue gak belajar lagi, semalem!"
"Etdah, males beut gua!"
"Kok, tiba-tiba sih, Pak!"
"Au nih, Bapak! Seharusnya bilang dulu!"
"Kalian kok ngatur saya?" tanya guru dengan suara lantang. Murid pun langsung terdiam.
"Sudah! Buka halaman 20 dan kerjakan semuanya! Kumpulkan sebelum palajaan kedua dimulai!" tandas guru itu tegas.
Mereka langsung mengerjakan tugas itu.
Hening.
Tut!
"Anying!"
"Kentut siapa tuh, nyaring amat?"
"Hahahah, Oon!"
Lalu,
"Astaga, bau! Siapa sih yang kentut?" tanya Akse.
"Paling si Alex," cetus Arvid tanpa ekspresi.
"Udah-udah, jangan berisik!" lerai Alex dengan wajah tanpa dosa.
"Lu ya, yang kentut?" tanya Ede
"Iya," sahut Alex dengan wajah tak perduli.
"Idih, gua mah, cewe si kentutnya bau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (✔)
Novela JuvenilSiswa kece di sekolah ternama ini, bernama Arvid. Dia memang tampan dan gagah. makanya, selalu bersikap seenaknya, kepada siapapun yang ingin ia jailli. Siswi yang suka bergaul dengan siapapun, menjadi bahan jailan dia. Siswi ini bernama Alexandra...