Keesokan harinya, di waktu istirahat, terlihat Alex berlari ke kantin, sebelum disamperin Arvid.
"Tumben lo cepet-cepet ke kantin, biasanya telat," ucap Dara, sambil mengambil makanan.
"Laper," sahutnya.
Alex berniat menghindari Arvid. Namun, tak terhindarkan, ia tetap didatangi Arvid.
"Wedededeh! Ada wibu nih," cetus Arvid, sambil duduk di sampingnya.
Alex tak menggubris, ia tetap melanjutkan makannya.
"Siapa wibu?" tanya Dara, dengan mulut penuh makanan.
"Noh," menujuk ke arah Alex dengan wajahnya.
"hahahahhahh! Ohok ohok!" Dara tertawa, geli lalu batuk.
"Makanya, lo kalo lagi makan diem, Jangan bacot mulu," tukas Alex, sambil memberikannya minum.
"lagian si Arvid ngayal. Sejak kapan si Alex suka baca buku, hahahah," beo Dara.
Arvid memesan makanan. Sesaat makananya datang, ia makan, sambil membaca komik yang ia ambil dari kamar Alex waktu itu.
Flashback on.
"Ya ampun nih anak. Waw! Bukunya banyak amat! Anjay, komiknya boleh juga. Gue pinjem atu ah!" Arvid mengambil komik yang baru Alex baca, bahkan komik itu masih terbuka di atas meja.
Flashback off.
"Loh, itu kaya komik yang gue cari deh? Kok bisa sama sih, ama yang dia baca. Hah! Apa jangan-jangan dia ngambil dari kamar gue? Kan dia pernah ke kamar gue," batin Alex, lalu menepuk jidatnya.
"Hahah, dia pasti tau ini buku siapa?" batin Arvid.
"kayanya gue kenal nih buku!," ucap Alex, sambil menyambar buku yang tengah Arvid baca.
"Ya iyalah, orang gue ngambil di kamar lo."
"Ouuuuh, pantesan gue cari-cari gak ada," Alex memeluk komik itu, layaknya kucing kesayangan.
Arvid tersenyum penuh cinta, melihat Alex seperti manja pada komiknya "Ya ampun, Alex. Lucu banget sih lo. Bikin gue gemes aja," batin Arvid.
"Lex, sejak kapan lo demen komik?" tanya Dara, yang baru kali ini melihat Alex memegang komik.
"Hah! Lo gak tau kalo dia itu wi-"
Alex membekap mulut Arvid, saat ia akan meneruskan cakapnya.
"Sini deh, gue mau ngomong." Alex menariknya, sambil tetap menutup mulutnya.
"Dih, tuh bocah aneh beut." Dara meneruskan makan.
Alex membawanya ke koridor.
"Awas lo, kalo mereka tau gue suka komik," ancamnya pada Arvid.
"Heheheh, ngapa? Lo takut dijauhin sahabat lo?"
"Sebenernya, Dara gak tau kalo gue wibu."
"Selama ini? Dia gak tau? Sahabat macam apa kaya gitu," sungut Arvid.
"Semenjak kejadian Demelza, dia jadi gak suka sama wibu. Gue sayang sama dia, jadi lo diem," pinta Alex dengan wajah memelas.
"Udah, lo gak usah khawatir, aman kok." Tersenyum dan memeluk Alex.
"Eh, gue beliin ini loh." Arvid mengeluarkan komik dari dalam kemejanya.
"Waaaaah! Keren, dari mana lo beli ini? Gue nyari gak nemu," ucap Alex loncat-loncat kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (✔)
Teen FictionSiswa kece di sekolah ternama ini, bernama Arvid. Dia memang tampan dan gagah. makanya, selalu bersikap seenaknya, kepada siapapun yang ingin ia jailli. Siswi yang suka bergaul dengan siapapun, menjadi bahan jailan dia. Siswi ini bernama Alexandra...