15. Demelza

215 19 0
                                    

Demelza menunjukan arah rumahnya dan sampailah keduanya dirumah Demelza.

"Duduk dulu, Vid!" suruh Demelza dan dia pergi ke kamar untuk bersiap-siap.

"Gila! Rumahnya nyaman banget!" Batin Arvid

"Gak salah pilih cewe gue, hahah!" membanggakan dirinya sendiri sambil duduk di sofa.

Tak lama Demelza keluar dengan pakaian yang sangat bagus membuat Arvid semakin terpesona.

"Kamu mau ajak aku kemana?" tanya Demelza.

"Ya kemana aja? Eh, bokan-nyokap lo mana?" tanya Arvid.

"Mereka kerja sampe malem, jadi jam segini gue sendirian dirumah!" jelas Demelza.

"Oh!"

"Lo mau minum dulu atau gimana?"

"Gak usah, kita jalan aja keburu sore!" Arvid langsung berjalan keluar disusul oleh Demelza.

Sampailah Arvid di rumah mewahnya. Demelza terkagum melihat rumah mewah Arvid.

"Waw! Rumahnya mewah. Boleh juga ni cowo!" batin Demelza.

Demelza duduk menunggu Arvid sambil membaca novelnya sementara Arvid bersiap-siap.

Tak lama Arvid pun turun dari tangga. Terlihat dia mengenakan kaos pituh, celana jeans hitam dan membawa wudhi.

"Yuk jalan!" mereka langsung menuju mobil dan ngeeng, pergi.

Setelah beberapa jam perjalanan. Mereka menghentika mobilnya di sebuah restoran mewah. Dia makan bersama dengan sangat romantis.

"Waaaah! kamu ngajak aku kesini?" ucap Demelza kagum.

"Iya!"

"Ini kan restoran mahal, Vid!"

"Untuk gadis spesial, apa sih yang eggak!" ucap Arvid dan menggenggam jari jemari Demelza.

Saat mereka makan Arvid membuka pembicaraan.

"Kok gue jarang liat lo di sekolah?"

"Gue keseringan di kelas!"

"Terus kenapa tadi lo di kantin?"

"Gue laperlah!"

"Gue suka sama lo!" ucap Arvid sejenak membuat Demelza diam.

"Hah, si Arvid nembak gue?" batin Demelza.

"Heyy! malah ngelamun aja!" ucap Arvid membuat Demelza terbuyar dari hayalnya.

"Ah, ahahah!" Demelza hanya tertawa kecil.

"Kamu mau jadi pacar aku gak?" ucap Arvid sambil memegang tangan Demelza.

Demelza hanya mengangguk pertanda dia menerima Arvid. Mereka pun jadian.

Malamnya Arvid mengajak Demelza ke tongkrongannya. Club biasa yang sering dia kunjungi. Witers disana juga sudah akrab dengannya.

"Eh, lo disini juga ternyata?" ucap teman Arvid dan menyalaminya ala anak geng lalu duduk di sampingnya.

Semakin malam semakin banyak teman Arvid yang datang ke sana.

"Arvid aku takut!" ucap Dmelza sambil memeluk Arvid.

"Gak usah takut sayang, kan ada aku!" Arvid membala pelukan Demelza.

Arvid dan teman-temannya memesan beberapa minuman beralkohol dan menikmati bersama.

Demelza yang awalnya menolak dia tetap dipaksa oleh Arvid untuk mimun wine itu.

Demelza pun mulai merasakan efek dari wine itu dan sedikit mabuk.

Benci Dan Cinta (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang