21. Latihan.

222 17 0
                                    



Keesokan harinya, Dara tak masuk sekolah, ia sakit. Alex sangat kesepian, ia terlihat murung.

Di halaman sekolah.

"Lo ngapa?" tanya Clara hangat.

"Hari ini Dara gak masuk."

"Sampe segitunya lo sama dia," gumamnya.

"Ya udah, ntar pulang, sekolah lo ke rumahnya aja. Sekarang kita makan yuk," ajak Clara.

Baru kali ini ada siswi lain yang deketin Alex. Ia memang mudah bergaul, tapi tidak dengan siswi  sekelasnya. Siswi sekelasnya itu pada ngebucin, beda dengan Dara dan Alex.

"Loh, si Pelor sama siapa tuh?"

"Tumben, dia mau makan sama cewe selain Dara."

"Itu si Tomboy yang pindahan dari Aus kan?"

"Kok dia mau temenan sama si Kentut Bau?"

"Gak perduli gue."

Di sisi lain.

"Lex, kok gue kaya risih ya?" heranClara.

"Ngapa lo?" tanya Alex.

"Ko mereka liatin kita?"

"Udah, gak usah ditanggepin. Mereka emang suka kepo," sahutnya, menenangkan Clara.

"Pergi lo!" bentak Arvid, yang tiba-tiba duduk di samping Alex.

"Si pembuat onar dateng lagi, huh," batin Clara.

Karena tak mau ribut, ia pun berdiri, lalu pergi.

"Dam, lo mau ke mana? Sini aja," ucap Alex, menghentikan langkahnya.

"Gue males ribut." Clara berlalu dari hadapan keduanya.

"Sial! Gangu aja tuh si cowo rese!" batinnya, sambil berjalan ke kelas.

Saat hendak masuk ke kelas, terlihat ada seorang gadis menangis di koridor.

"Ngapa tuh bocah?" gumamny, lalu menghampirinya.

"Nih." Ia menyodorkan sapu tangannya pada gadis itu.

"Mey, kenapa lo?" tanya teman kelasnya.

"Oh, namanya Mey," batin Clara.

Mey itu anak kelas 12 IPS II, yang bucin parah.

"Makasih ya," ucapnya, sambil menatap Clara.

"Dia cewe apa cowo sih, kaya cowo tapi pake rok? Dia ganteng banget lagi," batin Mey.

"Sama-sama." Clara pergi meninggalkannya.

Kelas pun kembali dimulai.

"Ah, males gue pelajaran ini," ucap Akse.

"Kita bolos aja yuk?" ajak Raka.

"Ya, gue sih iye-iye aje," sahut Akse.

"Lo gimana, Vid?" tanya Raka.

Arvid ngelamun sedari tadi.

"Gimana caranya, gue kasih nih komik ya? Gak mungkin kan gue langsung kasih tanpa sebab. Nanti, gue ketahuan lagi suka ama dia, ih malu gue," gumam Arvid.

"WOY!" tegur Raka.

"AH! Kaget gue, anjir."

"Lo dipanggil, malah bengong,"

Benci Dan Cinta (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang