19. Hampir.

225 17 0
                                    





Keesokan harinya.

Alex datang sangat pagi ke sekolah, supaya dia tidak kesiangan, karena malamnya Alex bergadang.

"Woy! Tidur tuh di rumah bukan, di sekolah," tegur seseorang.

Alex yang tengah tidur di kelas, serentak kaget, dan memegang dadanya dengan kedua tangannya.

Alex menghela napas panjang, dan memejamkan mata, lalu pergi keluar.

"Eh, mau ke mana lo?" tanya Arvid.

"Gue males debat."

"Eh!" Pekik Arvid, sambil memegang bahu Alex.

"Jangan ganggu gue." Alex memegang tangan Arvid yang dibahunya  lalu membantingnya  sampai terjungkrir.

"Buset, tuh cewe tenaganya gede amat!".

"Ya ampun, Lex!"

"Alex, lo gila?"

"Lex, itu anak orang!"

Respond mereka.

"Bodo amat!" sungutnya, dengan wajah datar, lalu pergi.

Alex berdiam di kantin, sambil makan bakso.

"Aldwin kemana ya?" Sekilas Alex teringat Aldwin.

"Loh, kok gue jadi mikirin cowo wibu itu? Ah, enggak-enggak," batinnya.

Alex pun beranjak dari kursinya, lalu membayar bakso, dan pergi kembali ke kelas.

Di kelas, terlihat Arvid memegang tangannya karena terkilir.

"Ngapa lo?" tanya Alex.

"Ngapa-ngapa, sakit tangan gue!" bentak Arvid.

"Oh, sorry." Senyum Alex seketika membuat Arvid mereda.

Pelajaran pun dimulai.

"Sebentar ya anak-anak, bapak keluar dulu." Guru itu keluar.

Hening.

Kerrrrr!

"Anjir, siapa lagi sih itu?"

"Ahahah, ada ada aja."

"Woy, sahur-sahur!"

"Pasti si Alex," cetus Arvid.

Yang diucapkan Arvid ternyata benar. Terlihat Alex sedang menyangga kepalanya dengan lengannya di atas meja.

Arvid iba melihat Alex. Dia menggendong Alex ke ruang UKS. Saat digendongan Arvid, dia tidak bangun, menandakan bahwa Alex benar-benar lelah sampai tak sadar, bahwa dia sedang digendong.

Arvid merebahkan Alex di bed. Arvid menatap Alex dengan senyum indahnya.

"Hemm. Emang bener, kalo cewe cantik itu tidurnya juga cantik,"  batinnyasambil merapikan rambut Alex yang menutupi wajahnya.

"Lex, lu tuh jadi cewe aneh banget. Lo berani ngelawan si psycho itu sendirian. Kenapa lo gak bilang sama gue? Gue pasti bantu kok. Andai aja lo belum jadian ama si Vidar. Hemmp," batin Arvid, sambil tetap menatap Alex.

"Ngapain kamu Arvid di sini?" tanya seorang gadis penjaga UKS.

"Nih." Arvid menunjuk Alex.

"Gak usah ditungguin kali, dia tuh gak manja."

"Kok lo tau?"

"Gue kan kenal ama dia."

"Sejak kapan Alex deket sama cewe lain selain Dara?"

Benci Dan Cinta (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang