Chapter 19: Masalah Baru

43 29 4
                                    

Menjagamu adalah tanggungjawab ku
~Bryan Yatha

Hai gaes👋🏻

Aku kembali membawa update-an buat kalian🤭

O iya, gimana cerita di part sebelumnya?

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini ke teman teman kalian, supaya Dedel lebih semangat lanjutin cerita Rosa(and)Bryan🙏🖤

Selamat Membaca...

***

Bryan berjalan melewati beberapa kelas. Seperti biasa, kemana-mana pria berbadan tinggi ini selalu membawa buku kecil miliknya.

Drtt...drtt...drtt...

Ponsel milik Bryan bergetar di dalam saku celananya. Dia melihat panggilan masuk dari Rosa kemudian mengangkat teleponnya.

"Ha..." belum sempat Bryan berbicara satu kata, sambungan telepon itu terputus.

Bryan heran bercampur khawatir. Dia langsung berlari menuju kelas Rosa.

Brak!

Suara hempasan pintu membuat seisi kelas 11 menjadi terkejut.

"Sel!" panggil Bryan.

"I-iya kak? Ada apa?"

"Mana Rosa? Dimana dia?" tanya Bryan kepada Sella.

"Tadi katanya pergi ke taman belakang sekolah, kak" ucap Sella.

Bryan langsung saja bergegas menuju taman belakang sekolah. Lokasi dari kelas Rosa ke taman belakang sekolah cukup jauh.

Sesampainya di taman, Bryan tidak melihat satu orang pun disitu. Bryan menelepon Rosa berkali-kali, namun ponsel milik Rosa tidak aktif. Bryan semakin panik. Dia tau pasti Rosa dalam situasi bahaya. Dengan sigap dia memeriksa segala tempat yang berada di belakang sekolah.

Kamar mandi belakang sekolah sudah dia periksa, tapi Rosa tidak ada di situ. Ruang perlengkapan olahraga dan ruang perlengkapan pentas juga sudah dia periksa, namun Rosa tidak dapat ditemukan. Hanya ada satu tempat lagi yang belum Bryan periksa yaitu Gudang. Saat dia hendak membuka pintu gudang, dia mendengar ada suara yang tak asing. Langsung saja dia membuka pintu, namun pintu itu tampaknya dikunci dari dalam.

"Ros? Lo di dalem? Ini gue, Bryan," panggil Bryan. Tapi tidak ada yang membalas panggilan itu. Bryan terus menggedor pintu gudang dengan kuat.

Beberapa kali Bryan berusaha membuka pintu itu, akhirnya terbuka. Bryan terkejut atas apa yang dia lihat.

Brengsek!!!

Bugh!

"Lo apain Rosa? Kurang ajar Lo!"

Bryan memukul wajah Sergio sampai babak belur. Sergio pun membalasnya dengan mengambil satu tongkat balok kayu dan melayangkannya ke punggung Bryan sehingga Bryan terjatuh ke lantai.

"Bangsat! LO APAIN ROSA? HA!?" Bryan berteriak sangat keras. Wajahnya memerah, rahangnya mengeras, dan kepalan tangan yang sepertinya akan melayangkan satu pukulan yang sangat keras.

Rosa(and)Bryan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang