"Jadi lo minta gue buat bantuin mereka, Bang?""Iya."
"Terus lo gimana? Lo aja belum selesai sama urusan lo sendiri. Tapi malah mau minta bantuan ke gue buat bantuin masalah orang lain?"
"Dia bukan orang lain, Len. Dia temen gue. Setelah masalah mereka selesai, gue bisa minta tolong sama mereka buat bantuin gue balik, termasuk bantuan lo juga. Gue butuh itu semua."
"Yaudah lo temui mereka aja lah, susah amat."
"Gue nggak bisa nemuin mereka pakai wujud hantu, mereka kan bukan indigo kaya elo."
"Ya pakai wujud manusia, dongo."
"Gue bisa nyerap energi mereka nantinya."
"Hah! Ya terus gue perduli gitu!?"
"Harus."
"Ck. Yaudah, jadi gue harus gimana?"
"Ya lo temuin mereka lah. Tenang aja, gue juga nanti bakal ada disana nemenin lo juga."
"Lo tuh ya Bang! Bukannya sedih atau takut gara-gara nggak bisa balik ke akhirat sampai sekarang, malah main-main begini!"
"Siapa yang lagi main-main?"
"Elo. Gue yang indigo aja selama bertahun-tahun ini gagal buat ngebantuin elo. Apalagi mereka yang manusia biasa Bang."
"Len, percaya sama gue. Mereka bisa bantu gue, mereka bisa bantu abang lo ini."
"..kalo malah sebaliknya? Kalo mereka malah macem-macem ke elo gimana?"
"Lo lupa gue udah jadi hantu? Gimana mereka mau macem-macem?"
"Ya bener juga sih..yaudah gue bakal bantuin."
"Serius?"
"Iya."
Hari ini Jaemin nggak ada kelas karena dosennya nggak masuk. Padahal Jaemin udah rapi-rapi gitu. Karena sayang, Jaemin jadi berencana buat sekalian mampir ke sekolah SMA nya. Mencoba buat mengingat masa lalu aneh yang dulu pernah terjadi di kehidupannya.
"Eh maaf! Saya nggak sengaja."
Karena Jaemin mungkin lagi bengong sambil jalan, dia jadi nggak sengaja nabrak orang.
"Oh nggak papa Mbak, saya yang jalannya nggak lih-RENJUN!?"
Berteriak dan memegang bahu perempuan yang berada didepannya sekarang adalah respon yang tanpa disengaja dilakukan oleh Jaemin. Itu murni ketidaksengajaannya. Karena orang yang sekarang ada di depan Jaemin itu mirip sama..
"Maaf.. kayaknya salah orang deh? Saya bukan Renjun, Mas. Saya cewe loh."
"O-oh maaf, soalnya wajah Mbaknya mirip sama almarhum teman saya."
"Ya gapapa."
"Jangan kaget, orangnya emang se-heboh itu. Yah, walau ga heboh-heboh banget."
"Bisa diem nggak!?"
"Eh? K-kenapa Mbak?"-tanya Jaemin terkejut melihat perempuan yang berada di depannya itu tiba-tiba terlihat kesal.
"Eh maaf! Saya tadi lagi.. teleponan sama teman saya."-ucap perempuan itu sembari menunjuk headset yang terpasang di kedua telinganya itu.
"Oh..sekali lagi, saya minta maaf ya Mbak saya nggak sengaja."
"Gapapa Mas, btw mas kuliah disini? Jurusan apa kalau saya boleh tahu?"
"Iya, saya kuliah di fakultas kedokteran. Kalo Mbak?"
"Saya di hukum Mas, kebetulan tadi saya mau ke fakultas kedokteran buat ketemu teman saya. Tapi nggak jadi, karena dia udah pulang."
"Oh memang kayaknya anak-anak udah pada pulang karena dosennya nggak masuk. Kecuali yang masih punya urusan disini, Mbak."
"Btw, kayaknya kita seumuran. Bisa bicara santai kan?"
"Ya gapapa, oh iya, kenalin nama gue Jaemin."
"Nama gue Lenjin."
"Lenjin? Kok kayaknya.."
"Ya itu sih sebutan dari keluarga sama temen-temen gue yang ada di Korea sih. Soalnya dari kecil sampai gede tinggal disana, dan baru balik ke Indo waktu milih buat ambil kuliah di Kota ini- Eh, sorry gue malah keterusan ceritanya!!"
"Gapapa santai aja, jadi.. kalo lo di Indonesia dipanggilnya siapa?"
"Renjin, tapi kalo lo lebih suka panggil Lenjin juga gapapa."
"Oh oke deh, btw lo nggak ada kelas sekarang?"
"Kelas gue siang nanti. Kenapa emangnya?"
"Mau nemenin gue sebentar di cafe seberang? Gue yang traktir. Tenang aja, gue bukan orang yang aneh-aneh kok. Lagian kayaknya lo juga butuh temen."
"..."
"Gimana?"
"Oke."
"Gue yakin perempuan ini punya hubungan sama Renjun." - Jaemin.
Muanaaaaa nih tim komen😛
KAMU SEDANG MEMBACA
2 J & RENJUN ✔
Terrorini cuma kisah pertemanan Jeno dan Jaemin, yang selalu absurd. Kemudian bertemu dengan Renjun yang ternyata bukan manusia, lalu kehidupan mereka berdua pun berubah. End : 23 Nov 20