Dua Puluh

294 18 0
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Tidak ada yang harus menyalahkan takdir ini. Sekeras apapun dirinya ingin membangkang takdir, itu tidak akan bisa!

Mengapa harus saling mencintai? Dia akui bahwa mencintai seseorang itu hal wajar, tetapi saat mengetahui perempuan yang ia cintai, malah mencintai seseorang yang telah tiada, itu rasanya sakit! Kecewa! Sedih!

Bagaimana perempuan itu akan menyelesaikan cintanya terhadap seseorang yang telah tiada? Apakah perempuan itu tetap tegar menghadapi takdir ini?

Dirinya ingin sekali menyemangati perempuan yang ia cintai, tapi apalah daya dia yang tidak berani berbicara kepada perempuan itu

"Cah, aku tahu kamu pasti terpuruk akan semua ini! Tapi apakah kamu bisa bangkit lagi, Cah? Dan bangun untuk mengetahui siapa saja yang mencintai mu!" Ujar Rafi pada diri sendiri

Tidak ada keberanian untuk dia menyemangati Cahaya! Hanya sebuah kalimat yang bisa ia ungkapkan kepada diri sendirilah untuk menyatakan semangat kepada Cahaya. Aneh? Iya itu sungguh aneh!

"Aku mencintai mu, Arfaann!!"

Kalimat itu! Kalimat itu selalu saja terngiang-ngiang di pikiran Rafi. Kalimat yang membuat hatinya sakit! Kalimat yang membuat dirinya miris! Dan kalimat itulah yang diucapkan perempuan yang ia cintai di depan semua orang! Menjadi saksi bisu cinta Cahaya terhadap sahabatnya itu, Almarhum Arfan!

Sudah satu bulan Arfan meninggalkan semua kenangan di dunia ini, dan sudah satu bulan juga pesan Arfan untuk dirinya itu

"Raf, gue percaya sama lo! Lo orang yang baik, lo pria yang bijaksana dan bertanggung jawab. Dan gue tahu lo setia! Jika umur gue gak lama lagi, gue mohon lo menikah sama Cahaya! Gue percaya sama lo, dan gue tahu lo suka sama Cahaya. Ya, Raf? Dan gue mohon jaga Cahaya dengan sebaik-baiknya! Jangan lo kecewain dia. Tapi jika dia berbuat salah, selesaikan dengan baik! Jangan balas dengan emosi! Lo pasti bisa!"

"Arrrgghhh...kenapa!! Kenapa harus sesulit ini tentang masalah cinta, ya Allah!!" ujar Rafi mengajak rambutnya kasar

Rafi melihat jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul 9 malam, ia hendak tidur tetapi pintu kamarnya terketuk oleh seseorang

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" sahut Rafi dari dalam kamar
Terbukalah pintu itu dan menampilkan wajah Majasi-papanya yang sedang tersenyum masuk ke dalam dan menghampiri Rafi

"Papa? Mama gimana?" tanya Rafi saat mengetahui Papanya menghampiri dirinya

"Mama udah tidur, oh ya? Gimana tadi saat ziarah ke kuburan Arfan?" tanya Majasi. Oh ya Majasi akan selalu menanyakan keseharian anaknya, ya....sekalian seperti dongeng malam, dan Rafi pun selalu menjawab setiap pertanyaan Papanya itu dengan senang hati

"Ketemu Cahaya" jawabnya sedikit menunduk

"Hah??! Serius? Terus-terus gimana?"

"Ya...dia nangis, ternyataa..Cahaya mencintai Arfan, Pa!" jawab Rafi kemudian menundukkan kepalanya

Majasi tahu perasaan anak nya sekarang gimana, tapi ya..apa boleh buat? Cinta itu tidak boleh dipaksakan

Majasi tersenyum senduh menatap anak nya itu "gak apa-apa, Nak! Tetap usaha! Yaudah udah malam, tidur gih! Papa juga mau tidur, selamat malam, Nak"

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang