Enam Belas

224 17 0
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Menikmati senja bersama keluarga membuat diri ini bahagia, menatap matahari yang hendak membenamkan dirinya membuat hati ini menikmati keindahan semesta yang diciptakan oleh sang Maha Kuasa

Menikmati keindahan bumi mengingatkan dirinya tentang satu ayat dalam Al-qur'an

fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukadzdzibaan

(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

"Papa?" panggil Rafi kepada Papanya yang tengah duduk disampingnya itu

"Ya, Nak? Langitnya indah?"

"Hmm pasti itu!" jawabnya tersenyum. Majasi pun ikut tersenyum, menikmati suasana yang tengah mereka lakukan

Mereka berdua sedang duduk di rooftop rumahnya yang dihiasi taman kecil berisikan bunga warna-warni yang menambah kesejukan tempat ini

"Pa? Papa tahu gak kenapa ayat fa bi'ayyi 'aalaaa 'irobbikumaa tukadzdzibaan itu diulang sebanyak tiga puluh satu kali (31x) dalam surah Ar-rahman?" tanya Rafi menengok ke arah Majasi

"Seingat Papa dulu saat belajar sama sahabat Papa yang ilmu agama nya diatas Papa pastinya hehe, mengatakan bahwa pengulangan ayat itu menunjukkan betapa pentingnya mensyukuri atas nikmat-nikmat Allah.

Dan Papa juga dengar kajian Syaikh Amru Khalid bahwa Kalimat Fabiayyi ‘aalaaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan memerintahkan jin dan manusia untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak mendustakannya

Sedangkan saat Papa mengkaji lagi,  Imam As Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur'an menjelaskan bahwa pengulangan kalimat Fabiayyi ‘aalaaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa nikmat itu datang dari Allah Azza wa Jalla.

Intinya ayat itu diulang beberapa kali untuk menyadarkan kita betapa pentingnya bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita" Jelas Majasi-Papa Rafi dengan panjang kali lebar.

Rafi menemukan sisi lain dari Papanya itu, ternyata Papanya pintar juga akan ilmu agama. Rafi kagum dengan Papanya!

"Oohh gitu ya Pa? Rafi baru tahu hehe" Jawabnya dengan kekehan kecil

"Hmm itu karena Papa gak ngajarin kamu sedari kecil tentang agama! Karena sibuk kerja. Maafin Papa ya, Nak?" ujar Papanya senduh sambil memegang bahu sang anak, mengingat kesalahannya sedari dulu yang hanya mementingkan pekerjaan dibanding anak nya membuat dirinya sedih

"Hem? Papa gak salah kok! Udah jangan sedih ah! Rafi gak suka kalau Papa mengingat masa lalu!"

Mungkin menikmati senja telah menjadi salah satu hobi Rafi! Ia sangat senang melihat senja apalagi ditemani oleh orang tuanya, yaa..meskipun tidak bersama sang Mama! Tapi Rafi yakin suatu saat Mamanya akan ikut berkumpul kembali bersama keluarga ini dengan kebahagiaan

"Coba Mama udah sembuh ya? Kita bisa menikmati senja bertiga!" seru Rafi menatap langit yang dihiasi senja

"Papa yakin suatu saat itu akan terjadi! Dan kita bisa menikmati senja bersama Mama dengan bahagia" Ujar Majasi dengan tersenyum melihat wajah anak nya itu.
Semakin hari, anak nya ini semakin tumbuh menjadi seorang lelaki yang gagah dan tampan. Mukanya pun hampir mirip dengan Majasi, tapi mata nya? Lebih mirip dengan kakeknya, memiliki bulu mata yang lentik! Dan bola mata hitam pekat.

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang