Dua Tiga

210 16 0
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Sudah dua bulan dia mengetahui kabar kepergian sahabat kecil nya itu.
Terasa nyaman baginya untuk tidak meninggalkan kamar nya itu, dalam keadaan yang tidak banyak berbicara. Tersenyum pun bisa dihitung belakangan ini

Ya! Dia Cahaya Nafisha Aldiansyah.
Masih dalam keadaan terpuruknya.

Tok! Tok! Tok!

"Cahaya? Umi masuk ya?" sahut Maryam yang berada di luar kamarnya Cahaya

Ckrek!

Maryam pun membuka pintu kamar Cahaya, dan menampilkan wajah Cahaya yang tengah duduk bersender di kasur nya itu dengan termenung

Maryam tersenyum dan menghampiri anaknya "Nak? Ada Rani, Nayla, sama Viana diluar. Kata nya mau ketemu kamu" ujar Maryam dengan tersenyum manis

"Cahaya gak mau ketemu mereka, Mi!" ujar Cahaya dengan suara nya yang lemah

Maryam hanya tersenyum kecut mendengar jawaban Cahaya "sekali aja, Nak? Mereka katanya kangeenn banget sama kamu. Boleh ya?" sahut Maryam lembut menyuruh Cahaya mengizinkan sahabat-sahabatnya itu menemui dirinya

Cahaya hanya menanggapi nya dengan diam. Bagi Maryam, diamnya Cahaya berarti mengatakan 'iya'

Maryam pun memanggil sahabat-sahabat anaknya itu memasuki kamar

"Assalaamu'alaykum, Cah!" salam dari mereka bertiga

"Wa'alaykumussalaam" jawab Cahaya dengan lemah

Mereka bertiga pun menghampiri Cahaya di kasurnya

"Cah apa kabar? Kita kangen lho sama kamu" ujar Nayla memanyun kan bibirnya

"Iya, Cah! Kamu jarang main sama kita lagi, ayo lah Cah kita kumpul-kumpul lagi kayak dulu" sahut Viana yang menggoyang-goyangkan badan Cahaya pelan

"ih gak usah digoyang-goyangin, Viana!" ya! Itu bukan suara Cahaya melainkan suara Nayla

"wlee Cahaya aja gak sewot tuh" ledek Viana pada Nayla

"Ih kalian ini udah ah!" tegur Rani jengah melihat kelakuan kedua sahabatnya itu

"Cah? Kamu masih mikirin Almarhum Arfan?" tanya Rani dengan hati-hati menatap senduh ke arah Cahaya

Cahaya hanya diam menanggapi omongan sahabat-sahabatnya itu

"Cah sampai kapan kamu mikirin Arfan terus? Kamu sendiri yang bilang sama aku ketika nenek aku dulu meninggal kalau kita jangan sedih sepanjangan, nanti beliau juga sedih ngeliat kita sedih" jelas Viana lembut memegang tangan Cahaya

"Cah? Kamu sendiri yang bilang sama aku, kalau kita gak boleh mikirin seseorang yang bukan mahram kita dengan sering apalagi kita menangis karena dia, itu bisa membuat diri kita dan diri dia menambah dosa. Apalagi Arfan sudah meninggal, kamu mau Arfan kena siksa di alam kubur karena kamu terus mikirin dia dan terus menangisin dia?" jelas Nayla menatap senduh Cahaya

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang