Dua Dua

220 17 0
                                    

Assalaamu'alaykum
Utamakan vote dulu sebelum membaca🤣
Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan yang utama!!

Selamat membaca🤩

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Dimana hari ini mungkin hari untuknya berpikir, dengan hati yang bimbang dan pikiran yang kalut.
Tidak mau semua itu terbawa dihadapan sang Mama nya yang tengah terbaring itu.

Ia dekati Mamanya dan mencium punggung tangan mama nya itu dengan tersenyum manis

"Assalaamu'alaykum, Ma? Mama tau gak? Hati Rafi sekarang bimbang banget, Ma! Rafi bingung ini semua harus di selesaikan bagaimana! Sahabat Rafi yang udah pergi nitip pesan sama Rafi buat nikahin Cahaya, tapi...apa Cahaya mau nerima Rafi, Ma? Dalam keadaannya yang terpuruk dan dengan hatinya yang masih mencintai Almarhum Arfan?" ujar Rafi bercerita kepada Rosa. Ia tahu apa yang diucapkannya itu pasti didengar oleh Mamanya, tetapi tidak untuk dijawab

"Apa Rafi harus ngelamar dia ya, Ma?"

"ngelamar siapa, Nak?" tanya seseorang lekaki tengah baya yang baru saja memasuki kamar Rosa dan mendengar omongan Rafi barusan terhadap Mamanya

"Papa? Semenjak kapan disitu?" tanya Rafi saat mengetahui Papanya lah yang baru saja memasuki kamar

"Kamu mau ngelamar siapa?" tanya Majasi. Ewh pertanyaan Rafi tadi aja belum dijawab eh Papanya malah nanya kembali pertanyaannya yang di awal tadi

"Siapa? Kok mau ngelamar perempuan gak bilang sama Papa? Siapa yang mau dilamar? Cahaya?" tanya Majasi lagi, karena sedari tadi Rafi hanya diam dan menundukkan kepala menatap tangan Mamanya

"I-iya, Pa" Jawab Rafi singkat. Entah kenapa dengan Papanya, Rafi selalu tidak banyak bicara, mungkin karena dulu mereka sering bertengkar? Entahlah

"Kamu yakin, Nak? Ikut Papa ke taman belakang!" titah Majasi kepada Rafi

"Mama istirahat aja ya! Papa sama Rafi sebentar aja kok" lanjutnya dan langsung pergi dari kamar itu yang disusul Rafi di belakangnya

Sesampainya di taman belakang rumah, kini Majasi menyuruh anak nya duduk di samping nya

Menatap wajah anak nya yang seperti memiliki banyak pikiran, oh anak nya ini!

"Kamu yakin, Nak? Mau ngelamar Cahaya? Sedangkan kamu umurnya masih dua puluh dua tahun, dan kondisi Cahaya juga sekarang sedang memeperihatinkan" jelas Majasi lembut dan bingung. Apa dengan melamar Cahaya, anak nya itu bisa menerima kekurangan? Sedangkan diri Rafi masih terbilang muda, dan dengan kondisi Cahaya yang masih terpuruk? Hmm

"Tapi Pa, almarhum Arfan juga berpesan pada Rafi buat nikahin Cahaya. Yaahh Rafi juga berpikir, apa bisa Cahaya menerima lamaran Rafi disaat hatinya masih mencintai Arfan" ujar Rafi dan langsung menundukkan kepala nya berpikir

"Itu tergantung Cahaya nya, Nak! Menurut Papa, apa itu gak kecepetan ya? Apa bisa kamu bertanggung jawab atas rumah tangga kalian nanti...bukannya apa, tapi Papa takut aja gitu" ragu Majasi kepada anak nya. Ia hanya takut nanti Rafi tidak bisa menjalankan setiap masalah yang ada pada rumah tangga, dan dirinya pun masih umur 22 tahun terbilang masih muda, Rafi juga kadang suka emosi dengan setiap kesalahan atau permasalahan.

Jadi Majasi takut jika anak nya nanti tiba tiba emosi kepada Cahaya dengan diri Cahaya yang masih mengingat almarhum Arfan. Dan itu pun jika lamaran Rafi diterima oleh Cahaya, kalau tidak?

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang