Dua Delapan

323 12 1
                                    

Utamakan membaca Al-qur'an terlebih dahulu!🌹

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Dua bulan sudah dilewatkan oleh Cahaya dan Rafi dalam kebersamaan. Kini mereka pun sudah satu minggu menempati rumah baru milik mereka

Sebenarnya Cahaya dan Rafi tidak tega untuk meninggalkan Rosa di rumah sana, tetapi Majasi selalu bersih keras untuk mereka menempati rumah nya sendiri dengan alasan
"Kalian udah berumah tangga, seharusnya kalian menikmati masa berdua kalian di rumah sendiri"

"tenang aja di sini kan ada papa, bi Inem, dan yang lain. Jadi ada yang menjaga mama, lagian kalau kalian kangen sama mama, kalian boleh kok datang kesini"

Ya begitu sekira nya yang diberi oleh Majasi untuk Cahaya dan Rafi. Mau tidak mau jadi mereka harus menempati rumah sendiri

"Mas, aku kangen sama mama" sahut Cahaya dengan memasang muka memulas ke arah Rafi

"Gak kangen sama Umi, Abi atau bang Hamzah?"

"kan kemarin udah ketemu, nah sekarang aku kangen sama Mamaaa" ujar Cahaya dengan wajah imut nya itu

Tak seperti biasanya Cahaya seperti itu, biasanya jika ia sedang kangen sama orang muka nya tidak seperti itu melainkan seperti orang dewasa yang bijak menangani rasa rindu

"Yaudah besok aku anterin kamu ke rumah mama, tapi aku gak bisa nemenin lama soal nya mau langsung ke kantor" jawab Rafi dengan tersenyum dan mengelus puncak kepala Cahaya

"Oke gak papa yang penting aku ketemu mama! Makasih Mas Rafiiii" ujar Cahaya bahagia dan langsung memeluk Rafi dan Rafi pun hanya tersenyum bahagia melihat istri nya bahagia

Dari awal bertemu Rosa, Cahaya terlihat sangat dekat dengan Rosa karena rasa kasih sayang dan cinta yang dipancarkan oleh Cahaya untuk mertuanya itu yang menjadi ikatan kuat diantara mereka. Tatapan Rosa pun tidak menatapnya dengan tajam atau sinis melainkan dengan penuh rasa kasih sayang dan kelembutan hati

Rafi sangat beruntung memiliki Cahaya sebagai istrinya. Cahaya yang memiliki kasih sayang penuh dengan orang-orang disekitarnya, wanita yang berhati lembut dan periang selalu tersenyum kapan pun itu kecuali ketika masalah besar menimpahnya. Senyuman Cahaya menghilang maka setengah kebahagiaan Rafi pun akan menghilang dari dalam dirinya

Malam menyelimuti mereka, Rafi baru saja pulang dari masjid setiba nya di rumah sudah mendapatkan pemandangan yang sangat menyejukkan di hati

Ya! Melihat istrinya menunggu dirinya dengan senyuman yang terpancar di wajah nya itu

"Assalaamu'alaykum! Ngapain nunggu di luar hm?" tanya Rafi dengan senyuman

Cahaya pun mencium punggung tangan Rafi

"Wa'alaykumussalaam, nungguin Mas Rafi lah!" jawabnya

"Ya Allah istri siapa ini? Baik banget sih nungguin suaminya pulang dari masjid. Masuk yuk! Cuacanya dingin nanti masuk angin" ujar Rafi tersenyum dan merangkul Cahaya mengajak masuk ke dalam rumah

"Mas! Bacain Ar-Rahman dong! Kangen suara Mas Rafi baca surah Ar-Rahman, terakhir denger pas akad waktu itu" sahut Cahaya saat telah duduk di sofa ruang keluarga

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang