Tiga Puluh

355 15 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu, jam dinding berdetak menunjukkan pukul 17.00 biasanya jam seperti ini Cahaya dan Rafi berbahagia dengan canda gurau mereka. Tapi hari ini tidak

Sudah dua bulan Rafi belum bisa memaafkan Cahaya, walaupun ia tahu bahwa tidak memaafkan seseorang lebih dari tiga hari maka akan berdosa. Tapi entah kenapa ego nya terlalu tinggi

Baru satu jam Rafi tiba di rumah sebelumnya ia pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Rosa- mamanya

Perkembangan tidak terlihat dari Rosa, kata dokter malah semakin buruk. Membuat Rafi sedih dan marah kepada Cahaya

"Mas berdo'a aja terus ya untuk kesehatan mama. Pasti sekarang mama udah membaik iya kan?" tanya Cahaya asal

Ya! Cahaya sampai sekarang tidak tahu keadaan mertua nya itu, setiap dia ingin melihatnya di rumah sakit selalu saja Rafi tidak memperbolehkannya.

Rafi tersenyum miring mendapatkan ucapan Cahaya seperti itu

"cikh Apa kamu bilang? Membaik? Yang ada nambah memburuk Cah!! Memburuuukk!!! Ini semuaa gara-gara kamuuu!!" bentak Rafi dengan menunjuk kasar ke arah Cahaya

Cahaya takut melihat wajah Rafi seperti itu, ia ingin menangis dihadapan Rafi tapi itu malah tidak terjadi karena ketika ia melihat wajah suami nya tubuhnya mual. Cahaya pergi menuju wastafel

Dirinya juga tidak tahu kenapa setiap melihat wajah Rafi sedang marah, mual pun datang.

"Ya Allah, Nak! Kenapa saat kamu melihat wajah ayahmu ketika marah selalu saja kamu seperti ini" ujar Cahaya dalam hati dengan menatap pantulan tubuhnya di cermin. Perutnys sedikit membuncit tetapi itu tidak kelihatan karena ia memakai baju longgar

Ia melihat Rafi pergi dengan membawa kunci mobil, entah mau kemana dirinya

"Ya Allah sampai kapan masalah ini berakhir hiks...hiks maafin hamba ya Allah yang sampai sekarang belum memberi tahu Mas Rafi tentang kehamilan ini" ujar Cahaya dengan senduh dan meneteskan air mata

"Aku ingin sekali melihat keadaan mama, tetapi aku takut Mas Rafi marah kepadaku. Ma! Maafin Cahaya ya, Cahaya emang salah" ujar Cahaya pada diri sendiri

Di suatu tempat terdapat lelaki dan wanita yang sedang bercengkramah dengan posisi duduk berhadapan

Wanita yang memakai rok mini dan rambut terurai bebas menerpah angin sore

"Kamu yakin?" tanya wanita tersebut

"Iya aku yakin" jawab lelaki tersebut dengan wajah datar

"Kamu masih lajang beneran kan? Gak bohong?" tanya wanita itu dengan curiga

"I-iya aku be-belum menikah kok Tan" jawab lelaki tersebut dengan gugup sambil menatap wajah wanita di depannya

"Okeh deh aku mau, kita ke rumah sakit dulu ya liat mama kamu, Rafi?" yaps! Lelaki tersebut adalah Rafi yang ditemani oleh seorang wanita bernama Tania

Rafi dan Tania pun bangkit dari posisinya menuju parkiran mobil dengan menggenggam tangan satu sama lain

Rafi melaju kan mobilnya menuju rumah sakit. Dipertengahan jalan handphone Rafi berdering terdapat telpon dari papa nya- Majasi

"Hallo Pa?"

"Raf kamu cepet ke rumah sakit ya!! Mama kamu, Nak! Mama kamuu drop, jantungnya berdetak sangat pelan. Cepet ya Nak!" sahut Majasi dengan lanik di sebrang sana

Rafi pun ikut panik dan langsung mematikan handphonenya, dan menuju rumah sakit dengan cepat

"Ada apa, Mas?" tanya Tania kepada Rafi

Kenapa Harus Dia? END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang